TEMPO.CO, Malang - Pembatalan diskusi dan bedah buku "Salju di Aleppo" di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Brawijaya Malang, yang rencananya digelar Jumat 5 Mei 2017, menyulut aksi demonstrasi mahasiswa. Dekan FISIP Universitas Brawijaya Unti Ludigdo menjelaskan acara dibatalkan karena ada permintaan dari beberapa pihak yang tak sepaham dengan penulis.
Menanggapi pembatalan diskusi tersebut puluhan mahasiswa kampus Unibraw menggelar aksi unjukrasa di depan rektorat, Jumat 5 Mei 2017. Mereka mengaku kecewa dengan pembatalan sepihak diskusi oleh rektorat. Mereka memprotes dan menuntut Rektor Universitas Brawijaya Mohammad Bisri memberi penjelasan.
Koordinator aksi, Nando Pratama menjelaskan diskusi dan bedah buku sudah mendapatkan ijin dari dekanat. Menurutnya tak ada yang salah dengan bedah buku yang ditulis dosen Universitas Padjajaran dan peneliti Timur Tengah Dina Y Sulaeman.
Kamis, 4 Mei 2017, Dekan FISIP Unti menerima surat yang dikirim oleh organisasi masyarakat. Dalam surat meminta diskusi dibatalkan karena buku tersebut sarat dengan kegiatan Syiah. Sementara Syiah dianggap sebagai aliran sesat.
Namun, di mata mahasiswa, bedah buku ini dianggap penting bagi mahasiswa Hubungan Internasional. Lantaran selaras dengan mata kuliah yang mengkaji regionalisme Timur Tengah, konflik, dan keamanan Internasional. Rencananya, dosen Hubungan Internasional Universitas Brawijaya Yusli Effendi yang juga pengamat Timur Tengah rencananya ikut membedah buku tersebut.
Nando menilai pembatalan acara mengancam kebebasan mimbar akademik di Universitas Brawijaya. Sementara Rektor Universitas Brawijaya Mohamad Bisri tak menjawab pesan singkat yang Tempo kirimkan.
Guru Besar 21 PTN Berbadan Hukum Ungkapkan 10 Maklumat Kepemimpinan Membumi
58 hari lalu
Guru Besar 21 PTN Berbadan Hukum Ungkapkan 10 Maklumat Kepemimpinan Membumi
Pertemuan ini menegaskan komitmen untuk meningkatkan kepemimpinan para guru besar dengan membumikan kepemimpinan akademik. Pimpinan Majelis Dewan Guru Besar PTNBH, Andi Pangerang Moenta mengatakan, dalam pertemuan tersebut disampaikan poin-poin penting untuk melaksanakan Tri Dharma Perguruan tinggi (Pendidikan, Penelitian, dan Pengabdian Masyarakat).