TEMPO.CO, Palangkaraya - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj menegaskan peran perempuan dalam menangkal radikalisme sangat penting. Sebab, semuanya dimulai dari dalam rumah, bukan luar rumah.
Penegasan itu dikatakannya saat pembukaan Rapat Kerja Nasional Fatayat NU di Hotel Swissbell Danum, Palangkaraya, Kalimantan Tengah, Kamis malam, 4 Mei 2017.
Baca:
Gubernur dan Polda NTT Kebanjiran Karangan Bunga Penolak Radikalisme
Gubernur NTT Tolak Kehadiran FPI, Apa Alasannya?
Misalnya, ujar dia, di sekolah, dia diajari mengenai budi pekerti dan budaya. Tapi di luar sekolah, masih ada pertemuan-pertemuan lain mengenai radikalisme.
"Di sekolah resmi, tidak ada yang mengajari tentang radikalisme. Radikalisme itu dilakukan di luar sekolah. Karena itu, peran perempuan di rumah, dalam hal ini ibu, sangat penting untuk menangkal radikalisme," tutur Said Aqil.
Simak: Cegah Radikalisme, Boni Hargens: NU-Muhammadiyah Perlu Berperan
Pembukaan Rakernas Fatayat NU oleh Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani itu juga dihadiri Gubernur Kalimantan Tengah Sugianto Sabran dan Kepala Kepolisian Daerah Kalimantan Tengah Brigadir Jenderal Anang Revandoko.
Selain itu, Said menyebutkan menonton YouTube tentang radikalisme dan terorisme sangat berbahaya dibanding menonton pornografi. "Menonton terorisme itu lebih berbahaya daripada gambar perempuan telanjang," ujarnya.
Baca juga: Bachtiar Nasir Ajak Massa Aksi 505 Bisa Terima Hasil Sidang Ahok
Hal ini karena orang yang menonton pornografi akan cenderung merasa bersalah. Namun tidak demikian bila melihat materi terorisme. Ada kecenderungan individu yang menyaksikan materi terorisme akan teracuni pikirannya.
"Setelah nonton terorisme lalu keluar dari rumah membunuh dan dibunuh, maka dosanya dimaafkan dan masuk surga. Mereka tak tahu konteksnya apa, situasi kapan untuk berjihad," ujarnya.
KARANA W.W.