Petugas kepolisian berpakaian sipil dibantu warga menangkap salah satu tahanan yang kabur dari Rutan Sialang Bungkuk Kelas IIB, Pekanbaru, Riau, 5 Mei 2017. ANTARA FOTO
TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Jenderal Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan HAM I Wayan Dusak mengatakan tahanan kabur dari Rumah Tahanan Klas IIB Kota Pekanbaru, Sialang Bungkuk, Riau masih dikejar. Ratusan tahanan memaksa keluar saat akan salat Jumat, 5 Mei 2017.
"Tindaklanjutnya kami menangani yang (tersisa) di dalam dulu. Sudah ada perintah Kapolda (Riau) mengejar yang di luar," ujar Dusak di kantornya, Jalan Veteran, Jakarta Pusat, Jumat, 5 Mei 2017.
Menurut Dusak, pihaknya mendapat dukungan TNI untuk menangani tahanan yang sempat menimbulkan kekacauan di dalam rutan. Dia menginstruksikan cara persuasif untuk mengatasi situasi.
"Sekarang kami belum bisa ambil langkah pembinaan, ini masih pendekatan TNI. Teman-teman polisi juga saya perintahkan jangan sampai terjadi kontak fisik dan korban berlebihan, kami hanya perlu sadarkan," tuturnya.
Dia membenarkan adanya korban luka, yang terdiri dari petugas lapas dan kalangan warga binaan sendiri. "Petugas kami dilempari, juga sempat disandera tapi sudah dibebaskan teman-teman TNI."
Ditjen Pemasyarakatan Kemkumham pun telah mengirim tim untuk memeriksa penyebab kejadian tersebut. Namun, pemeriksaan secara formal terhadap tahanan yang tertangkap dan petugas rutan belum bisa dilakukan hari ini.
"Karena kondisi yang mau diperiksa belum kondusif. Sebanyak 149 (tahanan kabur) yang tertangkap pun tak dimasukkan ke rutan dulu, tapi ke lembaga pemasyararakan dewasa dan anak," kata dia.
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Kepolisian Daerah Riau, Komisaris Besar Guntur Aryo Tejo menyebut para tahanan mendobrak gerbang Rutan Klas IIB Pekanbaru yang tingginya tiga meter. Mereka yang kabur pun sempat melakukan kekerasan pada petugas rutan yang jumlahnya hanya enam orang.
Polisi memperkirakan ada lebih dari 200 tahanan kabur dari Rutan Kota Pekanbaru yang berada di Jalan Sialang Bungkuk Nomor 2, Tenayan Raya, Kota Pekanbaru itu yang berhasil kabur. Jumlah itu hingga kini belum bisa dipastikan oleh Ditjen Pemasyarakatan. "Ada beberapa silih berganti ditangkap, petugas lakukan penyisiran untuk menangkap para napi," ujar Guntur.