Menteri Tjahjo Pertimbangkan Honor Saksi Pemilu Dibayar dari APBN  

Reporter

Kamis, 4 Mei 2017 16:51 WIB

Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo setelah meresmikan patung Soekarno di Institut Pemerintahan Dalam Negeri, Jakarta, 27 Maret 2017. TEMPO/Arkhelaus W

TEMPO.CO, Jakarta – Pemerintah sedang mempertimbangkan berbagai wacana yang bergulir dalam pembahasan revisi Undang-Undang Penyelenggaraan Pemilihan Umum. Salah satu wacana yang berkembang adalah soal honor bagi saksi di hari pencoblosan pemilu.

Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo mengatakan ada permintaan pemberian honor saksi dibebankan kepada anggaran pemerintah. “Saya hitung satu putaran bisa Rp 10 triliun sampai Rp 15 triliun,” ucap Tjahjo di Jakarta, Kamis, 4 Mei 2017. Menurut dia, seorang saksi setidaknya mendapatkan honor sebesar Rp 300 ribu.

Baca juga: RUU Pemilu Molor, Ini Penyebab Istana Yakin Selesai Last Minute

Meski demikian, Tjahjo menambahkan, angka itu bisa bertambah bila pemilu berlangsung dua putaran. Karena itu, pemerintah saat ini masih menampung usul itu. “Nantilah solusi yang terbaik bagaimana,” katanya.

Sebelumnya, parlemen mengusulkan pemberian honor saksi pemilu diambil dari APBN. Parlemen beralasan bila saksi yang dibiayai pemerintah bisa lebih serius untuk mengawasi pelaksanaan pemilu. Setidaknya ada sekitar 570 ribu tempat pemungutan suara dalam penyelenggaraan pemilu.

Baca: Menteri Tjahjo Sebut 5 Masalah Ini Membuat RUU Pemilu Molor

Selain soal honor bagi saksi, pembahasan RUU Pemilu masih berkutat pada soal parliamentary threshold atau ambang batas perolehan suara minimal partai politik. Pemerintah, ucap Tjahjo, ingin ambang batas meningkat di setiap penyelenggaraan pemilu. Dalam hal ini sikap parlemen terbelah. “Ada yang ingin tetap 3,5 persen. Ada juga partai yang ingin tambah di atas 5 persen,” tuturnya.

Menanggapi ambang batas pencalonan presiden dan wakil presiden, Menteri Tjahjo menyatakan keinginan partai yang mematok di angka nol persen dianggap tidak adil. Ia beralasan partai harus mendapatkan ujian lebih dulu dengan dilihat dari jumlah pemilih yang didapatnya. “Ujian partai harus punya legitimasi diakui masyarakat,” ucapnya.

ADITYA BUDIMAN



Berita terkait

Pendaftaran IPDN Dibuka, Apa Saja Syarat dan Berkas Administrasinya?

9 hari lalu

Pendaftaran IPDN Dibuka, Apa Saja Syarat dan Berkas Administrasinya?

Institut Pemerintahan Dalam Negeri atau IPDN merupakan salah satu perguruan tinggi kedinasan yang banyak diminati selain STAN.

Baca Selengkapnya

Dukcapil DKI Jakarta Akan Nonaktifkan 92. 493 NIK Warga, Begini Cara Cek Status NIK Anda

12 hari lalu

Dukcapil DKI Jakarta Akan Nonaktifkan 92. 493 NIK Warga, Begini Cara Cek Status NIK Anda

Kepala Dinas Dukcapil DKI Jakarta mengajukan penonaktifan terhadap 92.493 NIK warga Jakarta ke Kemendagri pekan ini

Baca Selengkapnya

Vonis 7 Anggota Nonaktif PPLN Kuala Lumpur Lebih Rendah daripada Tuntutan Jaksa, Ini Hal-hal yang Meringankan

41 hari lalu

Vonis 7 Anggota Nonaktif PPLN Kuala Lumpur Lebih Rendah daripada Tuntutan Jaksa, Ini Hal-hal yang Meringankan

Hakim juga menjatuhkan pidana denda kepada seluruh terdakwa PPLN Kuala Lumpur itu masing-masing sebesar Rp 5 juta.

Baca Selengkapnya

Irjen Kemendagri Minta Pemda Lakukan Operasi Pasar

50 hari lalu

Irjen Kemendagri Minta Pemda Lakukan Operasi Pasar

Tomsi Tohir berpesan kepada pemda jangan sampai hingga mendekati perayaan Idulfitri, harga komoditas, khususnya beras, belum terkendali

Baca Selengkapnya

AHY Beri Penghargaan untuk Dirjen Dukcapil

56 hari lalu

AHY Beri Penghargaan untuk Dirjen Dukcapil

Ditjen Dukcapil menyediakan database kependudukan dalam aplikasi komputerisasi kegiatan pertanahan.

Baca Selengkapnya

Ricuh di Bawaslu Papua Karena Dugaan Kecurangan Suara, Wakapolres Yalimo Terkena Lemparan Batu

1 Maret 2024

Ricuh di Bawaslu Papua Karena Dugaan Kecurangan Suara, Wakapolres Yalimo Terkena Lemparan Batu

Sekelompok massa menyerang Kantor Bawaslu Papua karena mereka menduga ada kecurangan suara saat rapat pleno di Distrik Abenaho.

Baca Selengkapnya

Tim Advokasi Peduli Pemilu: Pemilu 2024 Jadi Pementasan Nepotisme di Panggung Demokrasi Indonesia

1 Maret 2024

Tim Advokasi Peduli Pemilu: Pemilu 2024 Jadi Pementasan Nepotisme di Panggung Demokrasi Indonesia

Tim Advokasi Peduli Pemilu melakukan uji materi terhadap UU Pemilu agar penguasa tidak lagi sewenang-wenang saat pemilu.

Baca Selengkapnya

Pemilu 2024 Tingkatkan Kecemasan dan Depresi, Begini Rinciannya

28 Februari 2024

Pemilu 2024 Tingkatkan Kecemasan dan Depresi, Begini Rinciannya

Penelitian menemukan Pemilu 2024 berpengaruh terhadap meningkatnya risiko gangguan kesehatan mental seperti kecemasan dan depresi pada masyarakat.

Baca Selengkapnya

Mendagri Ingatkan Peran Dukcapil Sangat Penting untuk Bangsa

28 Februari 2024

Mendagri Ingatkan Peran Dukcapil Sangat Penting untuk Bangsa

Data kependudukan sangat berguna untuk membuat analisis yang detil dalam perencanaan pembangunan

Baca Selengkapnya

Pemda Diminta Koordinasi dengan Bulog Bantu Salurkan Beras SPHP

26 Februari 2024

Pemda Diminta Koordinasi dengan Bulog Bantu Salurkan Beras SPHP

Penyaluran beras SPHP dimaksimalkan sebanyak 200 ribu ton per bulan untuk periode Januari-Maret 2024.

Baca Selengkapnya