Menteri Tjahjo Sebut 5 Masalah Ini Membuat RUU Pemilu Molor

Selasa, 2 Mei 2017 19:41 WIB

Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo setelah rapat pansus RUU Pemilu di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, 13 Februari 2017. Tempo/Arkhelaus

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo menyebut ada 5 masalah yang membuat pembahasan Rancangan Undang-undang Penyelenggaraan Pemilu molor dari target. Salah satu masalah itu adalah perihal Presidential Threshold atau ambang batas pemilihan presiden.

"Kebanyakan masih minta 0 persen. Kalau 0 persen, partainya (pemilik) MNC (Perindo) pun bisa langsung ikut pemilu dan ngusung capres," ujar Tjahjo sambil tersenyum di depan Istana Kepresidenan, Selasa, 2 Mei 2017.

Baca juga: Pembahasan RUU Pemilu Molor, Kemendagri:Tak Ganggu Tahapan Pemilu

Sejauh ini, kata Tjahjo, pemerintah ingin Presidetial Threshold bertahan di angka sebelumnya. Adapun besarannya adalah 20 persen dari jumlah kursi DPR atau 25 persen dari total suara sah nasional.

Masalah kedua adalah penambahan jumlah kursi DPR. Menurut Menteri Tjahjo, masih ada tarik menarik dalam besaran angka yang pas. Pemerintah hanya menghendaki penambahan lima kursi sementara DPR meminta 19 kursi di DPR.

Rencana penambahan 19 kursi di DPR (dari 560 menjadi 579) itu selama ini kerap dikritik banyak kalangan. Sebabnya, dianggap berpotensi membebani anggaran negara.
"Masalah ketiga adalah soal DPRD. Mereka meminta penambahan satu kursi dari empat kursi menjadi lima kursi per provinsi. Itu belum putus juga," ujar Tjahjo.

Simak pula: Perppu Pemilu Diminta Segera Diterbitkan, Tjahjo: Jangan Diobral

Adapun masalah keempat dalam RUU Pemilu adalah belum adanya kesepakatan perihal biaya saksi yang akan dibebankan ke Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Kalau Pemilihan Legislatif dan Pemilihan Presiden berjalan serentak, satu putaran pemilu bisa membebani APBN hingga Rp 15 triliun.

"Kalau dua putaran, bisa Rp30 triliun. Itu gak hanya Menteri Keuangan (Sri Mulyani) yang bakal marah, rakyat juga marah," ujar Tjahjo. Nah, untuk masalah kelima, Tjahjo mengatakan hal itu masih berkaitan dengan sistem proprosional terbuka, tertutup, ataupun semi terbuka-tertutup.

Meski masalah yang dihadapi masih banyak, Tjahjo tetap optimistis pembahasan RUU Penyelenggaraan Pemilu bisa selesai sesegera mungkin. Lima masalah yang belum usai itupun, kata ia, diprediksi bakal selesai di Paripurna dengan voting.

Lihat juga: Komisioner KPU Baru Berharap RUU Pemilu Segera Disahkan

"Syukur kalau di Panja (Panitia Kerja RUU Pemilu) selesai. Kalau nggak, ya bawa ke Paripurna untuk voting. Paripurna pertengahan Mei bisa selesai," ujarnya mengakhiri.

ISTMAN MP

Berita terkait

Pendaftaran IPDN Dibuka, Apa Saja Syarat dan Berkas Administrasinya?

9 hari lalu

Pendaftaran IPDN Dibuka, Apa Saja Syarat dan Berkas Administrasinya?

Institut Pemerintahan Dalam Negeri atau IPDN merupakan salah satu perguruan tinggi kedinasan yang banyak diminati selain STAN.

Baca Selengkapnya

Dukcapil DKI Jakarta Akan Nonaktifkan 92. 493 NIK Warga, Begini Cara Cek Status NIK Anda

12 hari lalu

Dukcapil DKI Jakarta Akan Nonaktifkan 92. 493 NIK Warga, Begini Cara Cek Status NIK Anda

Kepala Dinas Dukcapil DKI Jakarta mengajukan penonaktifan terhadap 92.493 NIK warga Jakarta ke Kemendagri pekan ini

Baca Selengkapnya

Irjen Kemendagri Minta Pemda Lakukan Operasi Pasar

50 hari lalu

Irjen Kemendagri Minta Pemda Lakukan Operasi Pasar

Tomsi Tohir berpesan kepada pemda jangan sampai hingga mendekati perayaan Idulfitri, harga komoditas, khususnya beras, belum terkendali

Baca Selengkapnya

AHY Beri Penghargaan untuk Dirjen Dukcapil

56 hari lalu

AHY Beri Penghargaan untuk Dirjen Dukcapil

Ditjen Dukcapil menyediakan database kependudukan dalam aplikasi komputerisasi kegiatan pertanahan.

Baca Selengkapnya

Pertimbangan MK Soal Penetapan Besaran Persentase Ambang Batas Parlemen

1 Maret 2024

Pertimbangan MK Soal Penetapan Besaran Persentase Ambang Batas Parlemen

Menurut MK, ambang batas parlemen berdampak pada konversi suara sah menjadi jumlah kursi DPR yang terkait dengan proporsionalitas hasil pemilu.

Baca Selengkapnya

Mendagri Ingatkan Peran Dukcapil Sangat Penting untuk Bangsa

28 Februari 2024

Mendagri Ingatkan Peran Dukcapil Sangat Penting untuk Bangsa

Data kependudukan sangat berguna untuk membuat analisis yang detil dalam perencanaan pembangunan

Baca Selengkapnya

Pemda Diminta Koordinasi dengan Bulog Bantu Salurkan Beras SPHP

26 Februari 2024

Pemda Diminta Koordinasi dengan Bulog Bantu Salurkan Beras SPHP

Penyaluran beras SPHP dimaksimalkan sebanyak 200 ribu ton per bulan untuk periode Januari-Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Korupsi IPDN, Eks Pejabat Kemendagri Dudy Jocom Dituntut 5 Tahun

22 Februari 2024

Korupsi IPDN, Eks Pejabat Kemendagri Dudy Jocom Dituntut 5 Tahun

Dudy Jocom dituntut 5 tahun penjara dalam kasus korupsi pembangunan tiga kampus IPDN di Riau, Sulawesi Utara, dan Sulawesi Selatan

Baca Selengkapnya

Stafsus Mendagri Hoiruddin Hasibuan Dikukuhkan Jadi Guru Besar Unissula

7 Februari 2024

Stafsus Mendagri Hoiruddin Hasibuan Dikukuhkan Jadi Guru Besar Unissula

Guru besar memiliki tanggung jawab untuk meningkatkan kualitas pengabdian kepada bangsa dan negara Indonesia

Baca Selengkapnya

Mahkamah Konstitusi Kabulkan Gugatan Masa Jabatan Kepala Daerah, Kuasa Hukum: Langsung Berlaku

23 Desember 2023

Mahkamah Konstitusi Kabulkan Gugatan Masa Jabatan Kepala Daerah, Kuasa Hukum: Langsung Berlaku

Mahkamah Konstitusi memutuskan kepala daerah yang terpilih pada 2018 dan dilantik pada 2019 tetap menjabat hingga 2024.

Baca Selengkapnya