Menyulap Kotoran Sapi Jadi Berguna, Punya Nilai Ekonomis Pula

Reporter

Senin, 1 Mei 2017 08:17 WIB

Kandang sapi di Rumah Pemotongan Hewan (RPH) PD Dharma Jaya, Cakung, Jakarta Timur, 24 September 2015. TEMPO/Dhemas Reviyanto

TEMPO.CO, Balikpapan - Keluarga Ahmad Solihin bisa tersenyum lebar. Limbah kotoran sapinya sudah tidak lagi mengganggu, bahkan memiliki nilai ekonomis tinggi. “Padahal kami sempat kebingungan dengan limbah kotoran sapi ini,” kata Ahmad Solihin, Warga Kelurahan Teluk Pamedas, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Minggu, 30 April 2017.

Kelompok Tani Ternak Sejahtera Jaya Teluk Pamedas merupakan salah satu penerima manfaat program corporate social responsibility (SCR) Total E&P Indonesie (TEPI). Perusahaan minyak gas asal Prancis menghibahkan 6 ekor sapi unggul pada petani Teluk Pamedas tahun 2010 silam.

Baca juga:
Teknologi Anak Negeri Olah Kotoran Sapi Jadi Gas

Kini, sapi-sapi itu telah beranak pinak menjadi 100 ekor dikelola 15 anggota Kelompok Tani Ternak Sejahtera Jaya. Ahmad Solihin sebagai Ketua Kelompok, memperoleh bagian 6 ekor sapi yang setiap hari menghasilkan 30 kilogram limbah kotoran sapi. “Kami bingung, apa mau dibikin pupuk kandang atau dibuang saja. Tentunya bila dibuang sembarangan akan diprotes tetangga sekitar,” kata Solihin.

Selanjutnya, Solihin mencoba memproses kotoran sapi yang mulai mengganggu di pekarangan rumahnya. TEPI turut membantu pembangunan instalasi pengolahan kotoran sapi menjadi biogas berupa bungker kapasitas 50.000 kilogram hingga sambungan gas ke tiga rumah percontohan tahun 2014 lalu. “TEPI membantu material untuk membangun bunker dan instalasi ke rumah rumah senilai Rp 50 juta. Warga mengerjakan sendiri pembangunannya dibantu tenaga ahli TEPI,” tuturnya.

Baca pula:
Biogas dari Kotoran Sapi


Proses pembuatan biogas terbilang mudah. Solihin hanya perlu memastikan ketersediaan 15 kilogram kotoran sapi dicampur air di bungker yang tertanam dalam tanah. Secara alamiah, bungker kotoran sapi ini memproduksi biogas yang disalurkan ke tiga keluarga Arbain, Hatta dan Solihin.

“Bungker kapasitas 5 kubik ini mampu memenuhi kebutuhan sehari hari tiga keluarga. Setiap hari masukan 15 kilogram kotoran sapi dicampur dengan air ke dalam bungker,” ujarnya. Ampas proses biogas ini, kata Solihin, keluar dengan sendirinya dari saluran pembuangan kotoran bungker. Ampas ini juga bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan pupuk kandang tanaman.
Ramillah mengatakan, keluarga sudah rutin memanfaatkan penggunaan biogas sejak 2014 silam. Selama tiga tahun ini, dia mengaku mampu menghemat pembelian gas untuk kebutuhan memasak rumah tangganya.

Silakan baca:
Pembangkit Listrik dari Kotoran Sapi


“Sudah tidak pernah beli gas lagi, apalagi energi biogas bisa diandalkan panasnya. Apalagi tidak perlu membeli, bahan bakarnya ada di kandang sapi,” tutur istri, Ahmad Solihin ini menerangkan.
Sebelumnya, Ramilah mengaku memanfaatkan setidaknya tiga tabung gas ukuran 3 kilogram per bulannya. Bila satu tabung gas seharga Rp 25 ribu, menurutnya keluarga harus mengeluarkan biaya Rp 75 ribu per bulannya untuk keperluan masak memasak.

“Sekarang sudah tidak perlu lagi membeli gas atau bahan bakar lainnya,” ujarnya.
Keluarga Ramilah hanya cukup memantau indikator tekanan biogas yang ditempatkan di dapur rumahnya. Indikatornya berupa selang tembus pandang yang dalamnya berisi air biasa. “Kalau airnya makin naik, artinya tekannya makin berkurang. Tinggal ditambah saja kotoran sapinya di dalam bungker biogas,” kata dia.

Ramilah menyatakan, hibah sapi TEPI mampu meningkatkan kesejahteraan keluarganya secara berkelanjutan. Hingga saat ini, dia mempunyai enam ekor sapi yang harganya berkisar Rp 15 juta hingga Rp 25 juta per ekornya. “Ditambah pengolahan biogas yang memberikan manfaat rumah tangga,” kata Solihin.

Jelang berakhirnya operasi TEPI di Blok Mahakam, Ramilah berharap operator selanjutnya mampu melanjutkan program CSR dijalankan perusahaan asal Perancis ini. Menurutnya, keberadaan operator migas bermanfaat bagi seluruh negeri dan masyarakat di sekitar lokasi Blok Mahakam.
Humas TEPI, Kristanto Hartadi mengatakan, perusahaanya komitmen dalam pengembangan keberdayaan masyarakat di sekitar lokasi wilayah operasi Blok Mahakam. Salah satunya dengan bantuan hibah sapi bagi masyarakat Teluk Pamedas di Kutai Kartanegara.

“Kami menggaji setiap proposal program masyarakat. Tim teknis TEPI menyesuaikan dengan kebutuhan masyarakat disini,” paparnya. TEPI memprioritaskan program program yang mampu memicu keberlanjutan bagi masyarakat. Menurutnya, program sapi dan biogas Teluk Pamedas menjadi salah satu contoh yang mampu memberdayakan masyarakat.
“Sehingga mereka tetap mampu melanjutkan programnya tanpa adanya bantuan dari pihak luar lagi,” kata dia.

TEPI memang segera mengakhiri kontrak sebagai operator Blok Mahakam di penghujung akhir tahun 2017 nanti. Pemerintah Indonesia resmi menunjuk PT Pertamina (Persero) sebagai pengelola Blok Mahakam menggantikan TEPI.

Kristanto mengharapkan, program program CSR TEPI nanti dilanjutkan Pertamina sebagai operator baru Blok Mahakam. Selama ini, dia menyebutkan, TEPI berupaya maksimal mendorong pengembangan masyarakat Senipah yang fokus dibidang pendidikan, kesehatan dan lingkungan.

SG WIBISONO

Berita terkait

Inilah 3 Profesi yang Diyakini Bill Gates Tak Bisa Digantikan AI

16 hari lalu

Inilah 3 Profesi yang Diyakini Bill Gates Tak Bisa Digantikan AI

Pendiri perusahaan teknologi Microsoft, Bill Gates, mengatakan bahwa ada tiga profesi yang tahan dari AI. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Hari Energi Sedunia yang Jatuh Pada 22 Oktober

22 Oktober 2023

Kilas Balik Hari Energi Sedunia yang Jatuh Pada 22 Oktober

Hari Energi Sedunia menekankan betapa pentingnya energi terbarukan sebagai landasan utama untuk menjaga keberlanjutan dan sebagai prioritas strategis.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN Sebut Rumput Laut Bisa Menjadi Sumber Energi Alternatif

26 Juli 2023

Peneliti BRIN Sebut Rumput Laut Bisa Menjadi Sumber Energi Alternatif

Rumput laut belum dieksplorasi untuk menjadi energi biomassa.

Baca Selengkapnya

DPRD DKI Minta Gelombang Laut Jadi Sumber Energi Untuk Diatur Dalam Raperda RUED

24 Mei 2023

DPRD DKI Minta Gelombang Laut Jadi Sumber Energi Untuk Diatur Dalam Raperda RUED

Dengan letak geografis Indonesia, seharusnya gelombang laut dapat dijadikan energi alternatif.

Baca Selengkapnya

Ketua MPR Dukung Energy Absolute Tanamkan Investasi di Indonesia

22 Mei 2023

Ketua MPR Dukung Energy Absolute Tanamkan Investasi di Indonesia

Salah satu kelebihan yang diusung oleh Energy Absolute adalah kemampuan fast charging.

Baca Selengkapnya

Ketahui Energi Alternatif Beserta Contohnya

16 Desember 2022

Ketahui Energi Alternatif Beserta Contohnya

Pernahkah Anda mendengar istilah energi alternatif? Tahukah Anda, saat ini ada beberapa macam energi alternatif

Baca Selengkapnya

Harga BBM Naik Jadi Momentum Kembangkan Energi Baru Terbarukan, Ahli: Banyak Energi Alternatif

10 September 2022

Harga BBM Naik Jadi Momentum Kembangkan Energi Baru Terbarukan, Ahli: Banyak Energi Alternatif

Pemerhati energi Victor Wirawan mengatakan kenaikan harga BBM bisa jadi momentum bagi pemerintah untuk mengembangkan energi baru terbarukan.

Baca Selengkapnya

Program Toyota Eco Youth Ke-12 Masuk Tahap Pendampingan

2 Juni 2022

Program Toyota Eco Youth Ke-12 Masuk Tahap Pendampingan

25 finalis Toyota Eco Youth yang lolos penyaringan umumnya mengangkat tema energi alternatif, pengelolaan limbah, dan produk ramah lingkungan.

Baca Selengkapnya

BRIN: Teknologi untuk Mengubah Biomassa Menjadi Energi Masih Perlu Dikembangkan

27 Maret 2022

BRIN: Teknologi untuk Mengubah Biomassa Menjadi Energi Masih Perlu Dikembangkan

Hasil kajian menunjukkan bahwa biomassa lignoselulosa dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi alternatif, karena ketersediaan bahan cukup banyak.

Baca Selengkapnya

Kompetitor Pertamina di Pasar Retail BBM Indonesia: Shell, Vivo dan Total

3 Januari 2022

Kompetitor Pertamina di Pasar Retail BBM Indonesia: Shell, Vivo dan Total

Sejak periode 2005, pasar retail Bahan Bakar Minyak (BBM) di Indonesia tidak lagi dimonopoli Pertamina. Shell, Vivo dan Total turut berkompetisi.

Baca Selengkapnya