Petani Telukjambe bersiap melakukan aksi kubur diri di depan Istana Negara, Jakarta, 25 April 2017. Dalam aksi ini, mereka meminta presiden Joko Widodo mengembalikan mereka ke lahan pertanian dan mencabut sertifikat tanah atas nama PT. Pertiwi Lestari. TEMPO/Amston Probel
TEMPO.CO, Jakarta - Petani Telukjambe mengancam akan meneruskan aksi kubur diri hingga Presiden Joko Widodo turun tangan menyelesaikan permasalahan sengketa lahan di Telukjambe, Karawang, Jawa Barat. Hal itu lantaran, menurut mereka, diskusi antara perwakilan petani dan pihak pemerintah belum mencapai solusi yang diharapkan.
"Hari ini, kami kubur diri lima orang, besok sepuluh orang, besoknya lagi lima belas orang, berikutnya dua puluh orang, sampai Jokowi menemui kami!" ucap perwakilan petani Telukjambe, Aris Wiyono, di depan Istana Negara, Jakarta Pusat, Selasa, 25 April 2017.
Aris berujar, dari hasil diskusi yang dilakukan dengan pemerintah, butuh waktu agar permasalahan ini bisa diselesaikan, sehingga petani diharapkan bersabar. "Kami enggak mau tahu itu permasalahan Kementerian Agraria atau Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Yang kami tahu kami olah lahan dari tahun 1962, kami dapat apa?" tuturnya.
Kehadiran Jokowi, menurut Aris, dibutuhkan karena dia menganggap PT Pertiwi Lestari tidak menggubris surat yang telah dikeluarkan Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Negara agar perusahaan itu menghentikan aktivitasnya. Surat itu, kata dia, dikeluarkan pada era Menteri Ferry Mursyidan Baldan.
Selain surat dari Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Negara, kata Aris, perusahaan itu pun dianggap tidak mengindahkan surat yang dikeluarkan Komisi II Dewan Permusyawaratan Rakyat.
Swasembada Gula dan Bioetanol, Kementerian BUMN Gabungkan Danareksa-Perhutani
1 hari lalu
Swasembada Gula dan Bioetanol, Kementerian BUMN Gabungkan Danareksa-Perhutani
Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara atau BUMN Kartika Wirjoatmodjo menjelaskan keterlibatan Kementerian BUMN dalam proyek percepatan swasembada gula dan bioetanol.