Politikus Muda Golkar: Pergantian Pimpinan Tak Bisa Ditawar Lagi

Reporter

Selasa, 25 April 2017 16:07 WIB

Ketua Umum terpilih Partai Golkar, Setya Novanto dan Sekjen Partai Golkar Idrus Marham mengibarkan bendera partai saat penutupan Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) Partai Golkar di Nusa Dua, Bali, 17 Mei 2016. Setya Novanto memilih Idrus Marham tetap sebagai Sekretaris Jenderal Partai Golkar. TEMPO/Johannes P. Christo

TEMPO.CO, Jakarta - Langkah Komisi Pemberantasan Korupsi mencegah Ketua Umum Golkar Setya Novanto bepergian keluar negeri membuat internal partai berlambang beringin itu bergejolak. Setya dicegah karena terkait dengan kasus korupsi Kartu Tanda Penduduk elektronik atau e-KTP.

Politikus muda Golkar, Ahmad Doli Kurnia, mengatakan kasus e-KTP telah menggerus kredibilitas Setya sebagai Ketua Umum Golkar. “Dengan demikian, pergantian pemimpin tidak bisa ditawar lagi,” ujarnya.

Baca juga:
Jokowi Beri Sinyal Perombakan Kabinet, Yorrys: Golkar Tak Pernah Minta

“Sebab, Ketua Umum hampir pasti menjadi tersangka,” ujar Ketua Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Dewan Pimpinan Golkar Yorrys Raweyai di Hotel Puri Denpasar, Jakarta, Senin, 24 April 2017.

Ketua Golkar Jawa Tengah Wisnu Suhardono mengatakan partainya terganggu karena kasus e-KTP yang membelit Setya. “Terutama di simpatisan partai usia 18-30 tahun,” ujarnya. Untuk mengatasi simpatisan itu, Wisnu melanjutkan, pengurus Jawa Tengah kerap mensosialisasi bahwa Setya belum tentu bersalah karena proses hukum masih berjalan.

Baca pula:
Kasus E-KTP Diduga Seret Golkar, Setya Novanto Minta Kader Tabah

Sekretaris Jenderal Golkar Idrus Marham membantah akan ada musyawarah nasional (munas) dan perpecahan di tubuh Golkar. “Tidak ada, kami solid,” ujarnya. Begitu juga dengan Ketua Dewan Pembina Golkar Aburizal Bakrie, yang menuturkan, “Belum ada rencana adanya munas.”

Ketua Dewan Pakar Golkar Agung Laksono mengatakan permintaan munas merupakan pernyataan pribadi. Menurut dia, seharusnya pernyataan itu tidak dilemparkan kepada masyarakat karena bisa menimbulkan spekulasi. “Jangan mendahului takdir. Utamakan proses praduga tidak bersalah,” ujarnya.

Setya belum bisa dimintai tanggapan. Namun, pada awal Maret lalu, dia mengatakan sudah mendengar kabar ada gerakan menggalang dukungan munas. “Kalau ada usul, tidak apa-apa. Golkar itu partai yang demokratis,” ujar Setya. Adapun juru bicara KPK, Febri Diansyah, mengatakan lembaganya masih terus mengembangkan pengusutan kasus e-KTP.

HUSSEIN ABRI DORANGAN

Video Terkait:




Berita terkait

Perwakilan Golkar di Susunan Calon Kabinet Prabowo

17 hari lalu

Perwakilan Golkar di Susunan Calon Kabinet Prabowo

Prabowo juga memberikan sejumlah kursi calon wakil menteri maupun kepala badan untuk kader Partai Golkar.

Baca Selengkapnya

Partai Golkar akan Undang Jokowi dan Prabowo di Puncak HUT ke-60

17 hari lalu

Partai Golkar akan Undang Jokowi dan Prabowo di Puncak HUT ke-60

Puncak HUT Golkar akan diselenggarakan di Sentul International Convention Center (SICC) pada 12 Desember 2024.

Baca Selengkapnya

Golkar Dapat 3 Kursi Ketua Komisi dan 17 Wakil Ketua AKD di DPR

18 hari lalu

Golkar Dapat 3 Kursi Ketua Komisi dan 17 Wakil Ketua AKD di DPR

Sekjen Golkar, Muhammad Sarmuji, menyatakan kader yang akan menempatkan posisi ketua komisi akan diumumkan sehari sebelum penetapan.

Baca Selengkapnya

Bahlil Terima Kasih ke Jokowi: Dilantik 3 Kali, Kemudian jadi Warna Kuning

26 hari lalu

Bahlil Terima Kasih ke Jokowi: Dilantik 3 Kali, Kemudian jadi Warna Kuning

Bahlil mengatakan bahwa ia dilantik tiga kali sebagai pejabat selama 10 tahun pemerintahan Jokowi. Jabatannya, kata dia bertahap taklangsung menteri.

Baca Selengkapnya

Meutya Hafid, Wartawan Perang yang Pernah Disandera di Irak Disebut-sebut Bakal Jadi Menkominfo

33 hari lalu

Meutya Hafid, Wartawan Perang yang Pernah Disandera di Irak Disebut-sebut Bakal Jadi Menkominfo

Mantan wartawan perang Metro TV, Meutya Hafid, disebut-sebut disodorkan Partai Golkar untuk menjadi Menkominfo dalam pemerintahan Prabowo-Gibran

Baca Selengkapnya

Kembali Jadi Anggota DPR, Meutya Hafid Ungkap Rencananya 5 Tahun ke Depan

34 hari lalu

Kembali Jadi Anggota DPR, Meutya Hafid Ungkap Rencananya 5 Tahun ke Depan

Politikus Partai Golkar Meutya Hafid kembali menjadi anggota DPR periode 2024-2029. Apa rencananya 5 tahun ke depan?

Baca Selengkapnya

Pilgub Banten 2024: Airin-Ade Sumardi Soroti Kesenjangan Kawasan Banten Utara dan Selatan

36 hari lalu

Pilgub Banten 2024: Airin-Ade Sumardi Soroti Kesenjangan Kawasan Banten Utara dan Selatan

Airin juga menyoroti persoalan pengangguran di Banten menjadi angka tertinggi se-Indonesia.

Baca Selengkapnya

Bamsoet Sebut Golkar Sudah Setor Nama Calon Menteri ke Prabowo

46 hari lalu

Bamsoet Sebut Golkar Sudah Setor Nama Calon Menteri ke Prabowo

Bamsoet belum berbicara lebih detail mengenai jumlah kursi yang diberikan Prabowo untuk Golkar.

Baca Selengkapnya

Munaslub Kadin Bikin Anindya Bakrie Geser Arsjad Rasjid, Munaslub Golkar Buat Bahlil Gantikan Airlangga Hartarto

48 hari lalu

Munaslub Kadin Bikin Anindya Bakrie Geser Arsjad Rasjid, Munaslub Golkar Buat Bahlil Gantikan Airlangga Hartarto

Dalam waktu berdekatan terjadi dua munaslub, yaitu Munaslub Kadin dan Munaslub Golkar. Anindya Bakrie dan Bahlil geser ketua sebelumnya.

Baca Selengkapnya

Bamsoet Apresiasi Peluncuran Buku 'Kepedihan Berubah Senayan' Karya Darul Siska

57 hari lalu

Bamsoet Apresiasi Peluncuran Buku 'Kepedihan Berubah Senayan' Karya Darul Siska

Menurut Bamsoet, buku ini menekankan pada pentingnya konsistensi dan ketekunan dalam berpolitik, serta komitmen pada tujuan mulia dalam melayani rakyat dan negara.

Baca Selengkapnya