Politikus Partai Golkar Yorrys Raweyai saat menghadiri pertemuan antara partai politik pendukung Ahok-Djarot, di Hotel Novotel, Jalan Gadjah, Jakarta Pusat, Kamis, 9 Maret 2017. Tempo/Egi Adyatama
TEMPO.CO, Jakarta - Politikus Partai Golongan Karya, Yorrys Raweyai, mengatakan tengah melakukan konsolidasi internal ihwal dugaan keterlibatan Ketua Umum Partai Golkar Setya Novanto dalam kasus korupsi proyek pengadaan kartu tanpa penduduk elektronik (e-KTP).
Menurut Yorrys, dalam hal kasus hukum yang terjadi, pengurus mesti lebih dulu menyelamatkan partai. "Partai harus diselamatkan. Ini sedang proses," kata Yorrys dalam diskusi “Partai Politik dan Budaya Korupsi” di Jakarta, Senin, 24 April 2017.
Menurut dia, kasus e-KTP merupakan kasus serius karena mempunyai dampak yang besar. Komisi Pemberantasan Korupsi terus mengembangkan kasus yang diduga melibatkan banyak pihak itu, khususnya di tingkat legislatif. Belum lama ini, penyidik KPK mencegah Setya, yang juga Ketua Dewan Perwakilan Rakyat, pergi ke luar negeri.
Penyidik KPK mengirimkan surat pencegahan kepada Direktorat Jenderal Imigrasi. Setya dicegah ke luar negeri selama enam bulan. Saat ditanyai, apakah dugaan keterlibatan Setya dalam kasus e-KTP mempengaruhi elektabilitas partai, Yorrys enggan menjawab. "Tidak bisa dipublikasikan," ujar Ketua Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Dewan Pimpinan Pusat Partai Golkar itu.
Namun Yorrys tak memungkiri bahwa kasus e-KTP berpengaruh pada elektabilitas partai. Ia berujar, saat ini, elektabilitas Golkar cenderung stagnan. "Ketika partai memutuskan mendukung Jokowi sebagai capres 2019, elektabilitas naik," ucapnya.