BMKG: Frekuensi Petir Tinggi, Pendakian Belum Perlu Ditutup

Reporter

Senin, 24 April 2017 15:49 WIB

Jenazah salah seorang korban tewas tersambar petir di Gunung Prau, Wonosobo, Jawa Tengah, Deden Maulana Hidayat, dimakamkan di TPU Kalimulya, Cilodong, Depok, 24 April 2017. Tempo/Imam Hamdi

TEMPO.CO, Yogyakarta - Kepala Stasiun Klimatologi Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika (BMKG) Yogyakarta Djoko Budiyono menyatakan pendakian gunung di kawasan Yogyakarta belum perlu ditutup meskipun peluang munculnya petir pada masa pancaroba saat ini cukup besar.

"Untuk pendakian tidak perlu ditutup, yang terpenting meningkatkan kewaspadaan," ujar Djoko, Senin 24 April 2017.

Potensi penutupan pendakian gunung itu merespons tingginya frekuensi petir di Jawa Tengah belakangan ini. Pada Minggu 23 April 2017, tiga pendaki gunung asal Jakarta dikabarkan tewas tersambar petir saat mendaki Gunung Prau, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah.

BMKG Yogyakarta menuturkan, pada masa pancaroba ini pertumbuhan awan cumulonimbus (CB) memang banyak terjadi sehingga kemunculan petir juga masih besar. "Untuk wilayah DIY paling besar pertumbuhan awan ini terpantau ada di Kabupaten Sleman," ujarnya.

Djoko menghimbau, warga Yogyakarta sebisa mungkin menghindari tempat-tempat lapang pada saat frekuensi petir tinggi. Seperti sawah, lapangan bola dan lainnya.

"Juga hindari berteduh di daerah yang banyak pepohonan karena pohon mudah mengantarkan listrik," ujarnya.

Djoko meminta warga sebaiknya segera berteduh di teras-teras atau di rumah agar lebih aman.

BMKG mencatat hujan disertai petir terjadi karena munculnya Pusat Tekanan Rendah di Samudera Hindia/barat laut Australia dan Pusat Tekanan Rendah Tertutup (eddy) di utara Pulau Jawa.

"Saat peralihan musim ini awan-awan yang tumbuh adalah awan-awan konvektif yang biasanya membawa dampak terhadap cuaca ekstrim," ujarnya.

Sedangkan kondisi cuaca di masa pancaroba hingga masuknya awal musim kemarau masih berpotensi munculnya hujan kategori ringan-sedang yang disertai petir dan angin kencang dengan durasi yang pendek (1-3 jam) terutama di siang-malam hari.

Untuk gelombang laut masa pancaroba ini juga tercatat masih dengan kategori tinggi (2-3.5m) yang disebabkan karena LPA (Pusat Tekanan Rendah) di Samudera Hindia. "Awal musim kemarau akan mundur dan terjadi di awal bulan Mei hingga awal Juni 2017," ujarnya.

Koordinator Tim Reaksi Cepat Badan Penanggulangan Bencana DIY Pristiawan Buntoro menuturkan selama pancaroba ini, timnya mengantisipasi dampak angin kencang yang paling sering terjadi dan bersifat merusak.

“Angin kencang paling banyak menimbulkan dampak saat pancaroba, tak hanya sarana prasarana warga namun juga bisa melukai warga," ujarnya.

PRIBADI WICAKSONO

Berita terkait

BMKG: Potensi Gelombang Tinggi Hingga 2,5 Meter di Laut Jawa dan Samudra Hindia

3 jam lalu

BMKG: Potensi Gelombang Tinggi Hingga 2,5 Meter di Laut Jawa dan Samudra Hindia

Potensi gelombang tinggi di beberapa wilayah Indonesia dapat berisiko terhadap keselamatan pelayaran.

Baca Selengkapnya

Dasarian Pertama Mei, Hujan Diprediksi Berkurang di Separuh Wilayah Jawa Barat

8 jam lalu

Dasarian Pertama Mei, Hujan Diprediksi Berkurang di Separuh Wilayah Jawa Barat

Stasiun Klimatologi BMKG Jawa Barat memprakirakan 52,1 persen wilayah berkategori hujan rendah.

Baca Selengkapnya

4 Kali Gempa Menggoyang Garut dari Berbagai Sumber, Ini Data BMKG

16 jam lalu

4 Kali Gempa Menggoyang Garut dari Berbagai Sumber, Ini Data BMKG

Garut dan sebagian wilayah di Jawa Barat kembali digoyang gempa pada Rabu malam, 1 Mei 2024. Buat Garut ini yang keempat kalinya sejak Sabtu lalu.

Baca Selengkapnya

BPBD Kabupaten Bandung Telusuri Informasi Kerusakan Akibat Gempa Bumi M4,2 dari Sesar Garsela

23 jam lalu

BPBD Kabupaten Bandung Telusuri Informasi Kerusakan Akibat Gempa Bumi M4,2 dari Sesar Garsela

Gempa bumi M4,2 mengguncang Kabupaten Bandung dan Kabupaten Garut. BPBD Kabupaten Bandung mengecek informasi kerusakan akibat gempa.

Baca Selengkapnya

Gempa Magnitudo 4,2 di Kabupaten Bandung Diikuti Dua Lindu Susulan

1 hari lalu

Gempa Magnitudo 4,2 di Kabupaten Bandung Diikuti Dua Lindu Susulan

BMKG melaporkan gempa berkekuatan M4,2 di Kabupaten Bandung. Ditengarai akibat aktivitas Sesar Garut Selatan. Tidak ada laporan kerusakan.

Baca Selengkapnya

Cara BMKG Memantau Bahaya Tsunami Gunung Ruang yang Masih Berstatus Awas

1 hari lalu

Cara BMKG Memantau Bahaya Tsunami Gunung Ruang yang Masih Berstatus Awas

BMKG mengawasi kondisi muka air di sekitar pulau Gunung Ruang secara ketat. Antisipasi jika muncul tsunami akibat luruhan erups.

Baca Selengkapnya

Hari Pertama Mei 2024, BMKG Perkirakan Sebagian Jakarta Hujan Saat Siang

1 hari lalu

Hari Pertama Mei 2024, BMKG Perkirakan Sebagian Jakarta Hujan Saat Siang

Jakarta diprediksi cenderung berawan hari ini, Rabu, 1 Mei 2024. Sejumlah wilayah berpeluang hujan siang nanti.

Baca Selengkapnya

Gempa Bumi M5,5 Mengguncang Wilayah Maluku Utara, Terasa di Halmahera Barat dan Ternate

1 hari lalu

Gempa Bumi M5,5 Mengguncang Wilayah Maluku Utara, Terasa di Halmahera Barat dan Ternate

BMKG mencatat kejadian gempa bumi dengan kekuatan M5,5 di wilayah Maluku Utara. Pusat gempa di laut, dipicu deformasi batuan Lempeng Laut Maluku.

Baca Selengkapnya

Potensi Bahaya Gempa Deformasi Batuan Dalam, Ahli ITB: Lokasi Dekat Daratan

2 hari lalu

Potensi Bahaya Gempa Deformasi Batuan Dalam, Ahli ITB: Lokasi Dekat Daratan

Lokasi sumber gempa lebih dekat dengan daratan sehingga potensi untuk merusak lebih besar

Baca Selengkapnya

Intensitas Gempa di Jawa Barat Tinggi, BMKG Minta Masyarakat Adaptif dan Proaktif Mitigasi Bencana

2 hari lalu

Intensitas Gempa di Jawa Barat Tinggi, BMKG Minta Masyarakat Adaptif dan Proaktif Mitigasi Bencana

Wilayah Garut, Cianjur, Tasikmalaya, Pangandaran dan Sukabumi memiliki sejarah kejadian gempa bumi yang sering terulang sejak tahun 1844.

Baca Selengkapnya