Hari Kartini, Komnas Perempuan: Perempuan Kendeng Para Pejuang

Reporter

Sabtu, 22 April 2017 05:51 WIB

Sembilan perempuan Kendeng melakukan pukul lesung di depan Istana Merdeka, Jakarta, 12 April 2017. Aksi pukul lesung ini sebagai tanda bahaya terancamnya ibu buni Pegunungan Kendeng. TEMPO/Amston Probel

TEMPO.CO, Jakarta - Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan atau Komnas Perempuan menilai gerakan kolektif perempuan Kendeng atau yang sering disebut Kartini Kendeng harus menjadi inspirasi bagi perjuangan gerakan perempuan di Indonesia. Gerakan perempuan ini terbentuk sebagai bentuk perlawanan terhadap pabrik semen di Pegunungan Kendeng, Rembang, Jawa Tengah.

“Kartini Kendeng merupakan sebuah simbol gerakan yang diambil dari perjuangan pahlawan Republik Indonesia Raden Ajeng Kartini dalam menentang pemiskinan,” ujar Wakil Ketua Komnas Perempuan Yuniyanti Chuzaifah dalam keterangan tertulisnya, Jumat, 22 April 2017.

Baca juga:
Komnas Perempuan Dukung Perjuangan Kartini Kendeng

Perjuangan perempuan Kendeng tersebut berkobar karena adanya eksploitasi sumber daya alam dan menerobos pengebirian politik. Mereka merasa tidak dilibatkan dalam pengambilan keputusan karena dianggap tidak berpengetahuan. Menurut Yuniyanti, Kartini Kendeng lahir dari pemikiran spiritual Kartini, tentang alam, manusia dan Tuhan .

“Kartini Kendeng juga lahir karena perlawanan atas kekerasan infrastruktur di daerah. Gerakan kolektif perempuan Kendeng harus menjadi inspirasi bagi perjuangan gerakan perempuan di Indonesia,” ujar Yuniyanti.

Baca pula:
Keseharian Demo Para Petani Kendeng, Suara Aksi Semen Kaki

Sejak tahun 2014, gerakan wanita tersebut selalu mempertanyakan soal rencana pembangunan pabrik semen. Berbagai upaya penyampaian keberatan telah dilakukan berkali-kali kepada presiden, menteri, gubernur jawa tengah, bupati-bupati di Jawa Tengah serta lembaga Hak Asasi Manusia (HAM).

Yuniyanti menuturkan mereka tidak henti mengingatkan bangsa Indonesia tentang bumi pertiwi yang tetap harus dijaga, meski harus berhadapan dengan intimidasi, kekerasan dan stigma negatif dari pejabat, dan aparat keamanan. “Beragam cara telah ditempuh untuk mempertahankan sumber kehidupan, dari menggunakan jalur hukum hingga menyemen kaki,” kata Yuniyanti.

LARISSA HUDA

Berita terkait

Politikus Senior PDIP Tumbu Saraswati Tutup Usia

7 hari lalu

Politikus Senior PDIP Tumbu Saraswati Tutup Usia

Politikus senior Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dan aktivis pro demokrasi, Tumbu Saraswati, wafat di ICU RS Fatmawati Jakarta pada Kamis

Baca Selengkapnya

Beredar Video Seorang Suami Diduga Sekap Istri di Kandang Sapi, Komnas Perempuan Bilang Begini

41 hari lalu

Beredar Video Seorang Suami Diduga Sekap Istri di Kandang Sapi, Komnas Perempuan Bilang Begini

Beredar video yang memperlihatkan seorang istri diduga disekap di kandang sapi oleh suaminya di Jember, Jawa Timur. Komnas Perempuan buka suara.

Baca Selengkapnya

Korban Dugaan Kekerasan Seksual Rektor Universitas Pancasila Tidak Mendapat Perlindungan dan Komunikasi dari Kampus

54 hari lalu

Korban Dugaan Kekerasan Seksual Rektor Universitas Pancasila Tidak Mendapat Perlindungan dan Komunikasi dari Kampus

Amanda Manthovani, pengacara 2 korban kekerasan seksual diduga oleh Rektor Universitas Pancasila nonaktif mengaku tak ada perlindungan dari kampus.

Baca Selengkapnya

Komnas Perempuan Minta Polisi Patuhi UU TPKS Saat Usut Dugaan Kekerasan Seksual Rektor Universitas Pancasila

3 Maret 2024

Komnas Perempuan Minta Polisi Patuhi UU TPKS Saat Usut Dugaan Kekerasan Seksual Rektor Universitas Pancasila

Komnas Perempuan mendorong polisi mematuhi UU TPKS dalam mengusut perkara dugaan kekerasan seksual oleh Rektor Universitas Pancasila.

Baca Selengkapnya

Dugaan Kekerasan Seksual di Universitas Pancasila , Komnas Perempuan Minta Rektor Tak Laporkan Balik Korban

3 Maret 2024

Dugaan Kekerasan Seksual di Universitas Pancasila , Komnas Perempuan Minta Rektor Tak Laporkan Balik Korban

Komnas Perempuan meminta Rektor Universitas Pancasila tidak melaporkan balik korban dugaan kekerasan seksual.

Baca Selengkapnya

Kasus Pelecehan Seksual Diduga oleh Rektor Universitas Pancasila, Komnas Perempuan Dorong Polisi Gunakan UU TPKS

27 Februari 2024

Kasus Pelecehan Seksual Diduga oleh Rektor Universitas Pancasila, Komnas Perempuan Dorong Polisi Gunakan UU TPKS

"Komnas Perempuan mengapresiasi keberanian perempuan pelapor/korban untuk bersuara."

Baca Selengkapnya

Polisi Mulai Penyelidikan Kasus Dugaan Pelecehan Seksual yang Dilakukan Pimpinan Universitas Pancasila

24 Februari 2024

Polisi Mulai Penyelidikan Kasus Dugaan Pelecehan Seksual yang Dilakukan Pimpinan Universitas Pancasila

Polisi sedang menyelidiki kasus dugaan pelecehan seksual yang dilakukan Rektor Universitas Pancasila di lingkungan kampus.

Baca Selengkapnya

Debat Capres: Anies Baswedan Soroti Kekerasan Terhadap Perempuan, Catcalling dan Upah Setara Pria dan Wanita

6 Februari 2024

Debat Capres: Anies Baswedan Soroti Kekerasan Terhadap Perempuan, Catcalling dan Upah Setara Pria dan Wanita

Anies Baswedan soroti persoalan isu perempuan saat debat capres soal catcalling, pemenuhan daycare, kekerasan terhadap perempuan, dan upah setara

Baca Selengkapnya

Komnas Perempuan Siap Beri Pendampingan untuk Pacar Leon Dozan

20 November 2023

Komnas Perempuan Siap Beri Pendampingan untuk Pacar Leon Dozan

Komnas Perempuan tak menampik bahwa selama ini banyak korban kekerasan dalam pacaran tidak berani melapor. Sebut ada perbuatan manipulatif.

Baca Selengkapnya

Kasus Leon Dozan Aniaya Pacar, Komnas Perempuan Catat 2098 Kasus Kekerasan dalam Pacaran

20 November 2023

Kasus Leon Dozan Aniaya Pacar, Komnas Perempuan Catat 2098 Kasus Kekerasan dalam Pacaran

Dalam kasus dugaan penganiayaan pacar ini, Leon Dozan sudah ditetapkan tersangka dan langsung ditahan di rutan Polres Jakarta Pusat.

Baca Selengkapnya