Situs Hoax Soal Sultan HB X Dibuat Oleh Pengumpul Dolar

Reporter

Sabtu, 22 April 2017 04:57 WIB

Gubernur Yogyakarta Sri Sultan Hamengkubuwono X. TEMPO/Subekti

TEMPO.CO, Yogyakarta - Berdasarkan penelusuran singkat Pusat Studi Forensika Digital (Pusfid) Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta, link berita http://www.metronews.tk/2017/04/sri-sultan-hamengkubuwono-maaf-bukan.html itu dibuat oleh seseorang yang dalam akun Google + menggunakan profil atas nama Rosa Linda. Namun link berita tersebut sudah tidak bisa diakses kembali ketika Tempo membukanya pada 21 April 2017.

“Jadi situs yang memuat berita hoax itu untuk kepentingan adsense. Alias pengumpul dolar dari banyak kunjungan ke web,” kata Kepala Pusfid UII Yogyakarta Yudi Prayudi saat dihubungi Tempo, Jumat, 21 April 2017.

Baca juga:
Mabes Polri Bantu Usut Berita Hoax Sultan

Menurut Yudi, untuk meningkatkan hit website antara lain dengan memposting informasi yang kontroversial atau informasi yang menimbulkan rasa keingintahuan besar untuk mengetahuinya lebih lanjut sudah menjadi rahasia umum. Bahkan akun adsense yang melekat pada situs hoax itu ternyata melekat juga pada beberapa situs lainnya. “Bisa jadi pemilik situs tersebut adalah pemain aktif di dunia adsense,” kata Yudi.

Berdasarkan hasil penelusuran singkat timnya muncul dua nama dari Sumatera Selatan yang diduga adalah pemain aktif di dunia adsense. Keduanya adalah Natasa Adelia yang diketahui mempunyai 12 situs dan Awam Alfian yang mempunyai 27 situs.

“Biar tak terjebak, kenali situs resminya dan jangan gampang broadcast,” kata Yudin mengingatkan.

Baca pula:
Sultan HB X Lapor Polisi, Usut Berita Hoax Atasnamakan Dirinya

Sebelumnya diberitakan link tersebut memuat konten negatif dengan judul 'Sri Sultan Hamengkubuwono: Maaf Bukan SARA, Tapi Cina Dan Keturunannya Tidak Pantas Jadi Pemimpin Di Bumi Nusantara -- Fakta Sejarah, Tionghoa Adalah Satu-Satunya Penghianat Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)'. Sultan HB X membantah telah memberikan pernyataan dalam link tersebut telah melaporkannya ke Polda DIY pada 19 April 2017.

“Website itu (www.metronews.tk) menggunakan nama mirip dengan website resmi (www.metrotvnews.com). Itu teknik phising,” kata Yudi.

Teknik phising yang digunakan dalam kasus tersebut bertujuan mengelabui pengguna agar seolah-olah konten berita itu berasal dari situs resmi. Sedangkan dalam kasus cyber crime, teknik phising digunakan untuk mendapatkan data-data dari pengguna. Apabila dilihat dari logo websitenya diketahui menggunakan blog yang dibuat dengan engine Blogspot. Sementara top level domain “dot tk” bersifat gratisan. Domain tersebut merujuk pada pemerintahan Tokelau yang berada di Kepulauan Pasifik Selatan.

Konten berita dalam http://www.metronews.tk/2017/04/sri-sultan-hamengkubuwono-maaf-bukan.html ditulis oleh seseorang dengan identitas Rosa Linda pada tanggal 17 April 2017 yang diunggah pada jam 20:45.

PITO AGUSTIN RUDIANA

Berita terkait

Aktivis Laporkan Pj Wali Kota Yogyakarta ke Gubernur DIY hingga Ombudsman, Ini Alasannya

2 hari lalu

Aktivis Laporkan Pj Wali Kota Yogyakarta ke Gubernur DIY hingga Ombudsman, Ini Alasannya

Koalisi Pegiat HAM dan Anti Korupsi melaporkan Pj Wali Kota Yogyakarta Singgih Rahardjo ke Gubernur DIY, Mendagri, KPK dan Ombudsman

Baca Selengkapnya

Aeropolis Dekat Bandara YIA, Sultan Hamengku Buwono X Minta agar Tak Ada Kawasan Kumuh

9 hari lalu

Aeropolis Dekat Bandara YIA, Sultan Hamengku Buwono X Minta agar Tak Ada Kawasan Kumuh

Sultan Hamengku Buwono X meminta agar Kulon Progo memilah investor agar tidak menimbulkan masalah baru seperti kawasan kumuh.

Baca Selengkapnya

AirNav Indonesia Pastikan Kabar Pesawat Jatuh di Perairan Bengga NTT Hoax

9 hari lalu

AirNav Indonesia Pastikan Kabar Pesawat Jatuh di Perairan Bengga NTT Hoax

AirNav Indonesia memastikan kabar adanya pesawat terbang rendah yang jatuh di perairan Bengga Nagekeo yang tersebar luas adalah tidak benar alias hoax

Baca Selengkapnya

Hari Kartini, Yogyakarta Diramaikan dengan Mbok Mlayu dan Pameran Lukisan Karya Perempuan

10 hari lalu

Hari Kartini, Yogyakarta Diramaikan dengan Mbok Mlayu dan Pameran Lukisan Karya Perempuan

Para perempuan di Yogyakarta memperingati Hari Kartini dengan lomba lari dan jalan kaki, serta membuat pameran lukisan.

Baca Selengkapnya

Tak Hanya Malioboro, Tiga Kampung Wisata di Yogyakarta Ini juga Dilirik Wisatawan saat Libur Lebaran

13 hari lalu

Tak Hanya Malioboro, Tiga Kampung Wisata di Yogyakarta Ini juga Dilirik Wisatawan saat Libur Lebaran

Tiga kampung wisata di Kota Yogyakarta ini paling banyak didatangi karena namanya sudah populer dan mendapat sederet penghargaan.

Baca Selengkapnya

Video Viral Penangkapan Paksa Istri Anggota TNI yang Laporkan Suami Selingkuh, Polda Bali: Hoax

17 hari lalu

Video Viral Penangkapan Paksa Istri Anggota TNI yang Laporkan Suami Selingkuh, Polda Bali: Hoax

Polda Bali buka suara perihal penangkapan paksa istri anggota TNI yang mempunyai anak usia 1,5 tahun dan menyusui di sel tahanan.

Baca Selengkapnya

Sultan Hamengku Buwono X Gelar Open House setelah Absen 4 Kali Lebaran, Ada Jamuan Tradisional

17 hari lalu

Sultan Hamengku Buwono X Gelar Open House setelah Absen 4 Kali Lebaran, Ada Jamuan Tradisional

Sultan Hamengku Buwono X dan Paku Alam X absen gelar open house selama empat tahun karena pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Mengintip Wahana Baru di Taman Pintar Yogyakarta saat Libur Lebaran

25 hari lalu

Mengintip Wahana Baru di Taman Pintar Yogyakarta saat Libur Lebaran

Dua alat peraga baru di Taman Pintar Yogyakarta di antaranya multimedia berupa Videobooth 360 derajat dan Peraga Manual Pump.

Baca Selengkapnya

Viral Karcis Parkir Resmi Ditempeli Tambahan Biaya Titip Helm, Dishub Kota Yogyakarta Bakal Bertindak

29 hari lalu

Viral Karcis Parkir Resmi Ditempeli Tambahan Biaya Titip Helm, Dishub Kota Yogyakarta Bakal Bertindak

Dalam foto yang beredar, terdapat tambahan karcis tidak resmi untuk penitipan helm yang membuat tarif parkir di Yogyakarta membengkak.

Baca Selengkapnya

Beredar Video Dampak Gempa di Pulau Bawean, BMKG: Hoax

40 hari lalu

Beredar Video Dampak Gempa di Pulau Bawean, BMKG: Hoax

BMKG menyatakan bahwa video tersebut bukan dampak dari gempa magnitudo 6,5 di Laut Jawa pada Jumat sore.

Baca Selengkapnya