Indonesia Jadi Contoh Penerapan Kesetaraan Gender  

Reporter

Senin, 17 April 2017 08:18 WIB

Menteri Pemberdayaan Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Yohana Yambise disambut kedatangannya oleh sejumlah anak saat tiba di Terminal Kampung Rambutan, Jakarta, 10 Juli 2015. TEMPO/Frannoto

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Yohana Susana Yembise mengatakan Perserikatan Bangsa-Bangsa telah meminta Indonesia menjadi satu dari 10 negara contoh penerapan kesetaraan gender. Menurut dia, pemerintah memiliki tanggung jawab untuk mencapai tingkat partisipasi perempuan di seluruh sektor hingga 50 persen, atau seimbang dengan laki-laki, pada 2030.

"PBB melihat Indonesia punya potensi besar. Sebagai negara dengan penduduk mayoritas beragama Islam, Indonesia justru telah menempatkan sejumlah nama perempuan di kursi pimpinan. Hal ini tak terjadi di negara Islam lain di Timur Tengah," katanya saat ditemui di Batam pekan lalu.

Baca: Beredar Petisi Tolak Wonder Woman Duta PBB untuk Perempuan

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo ditunjuk menjadi duta program PBB bertajuk “He for She” untuk mendorong negara-negara memperjuangkan kesetaraan gender. Wakil Presiden Jusuf Kalla juga tercatat hadir dan mengikuti Konferensi He for She dalam Sidang Umum PBB ke-71 di New York pada September lalu. Indonesia dinilai mampu meningkatkan peran serta perempuan di kancah politik.

Menurut Yohana, tingkat peran serta perempuan di bidang politik dan ekonomi masih rendah, terutama di daerah dan wilayah dengan budaya patriarki. Dia mengklaim telah berkoordinasi dengan seluruh kementerian dan lembaga untuk mendorong peningkatan pendidikan perempuan yang menjadi salah satu pijakan kesetaraan gender.

Baca: BI Garap 21 Program Pemberdayaan Perempuan

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, jumlah penduduk perempuan sekitar 126,8 juta jiwa dan laki-laki sekitar 128,1 juta jiwa pada 2015. Pejabat pelaksana tugas Deputi Kesetaraan Gender Kementerian PPPA, Agustina Erni, mengatakan selama dua dasawarsa terakhir, persentase kontribusi perempuan usia 15 tahun ke atas di bidang ekonomi meningkat dari 41,29 persen pada 2005 menjadi 45,76 persen pada 2015. Namun tingkat partisipasi angkatan kerja perempuan belum mencapai 50 persen.

Tingkat keterlibatan perempuan di parlemen juga masih berada di kisaran 17,32 persen dari total kursi di legislatif pusat dan daerah. “Dari seluruh data ini, faktanya, ada sumber daya perempuan yang belum termanfaatkan. Sekarang ini tengah dipikirkan semua cara koordinasi agar seluruh hambatan bisa diatasi,” ucapnya.

Baca: Kartini Masa Kini, Pekerja Seks Komersial dan Hak Perempuan

Ketua Komisi Perempuan Azriana Rambe Manalu menilai kesetaraan gender tak akan tercapai kalau pemerintah belum berhasil menghapus diskriminasi dan kekerasan terhadap perempuan. Akses pendidikan dan politik, menurut dia, merupakan target yang terlalu jauh jika tanpa didahului keberpihakan kebijakan dan program bagi perempuan. Berdasarkan data BPS, satu dari tiga perempuan di Indonesia pernah mengalami kekerasan fisik dan seksual. “Banyak kasus kekerasan dan kejahatan seksual yang tidak direspons cepat. Regulasi perlindungan perempuan juga masih menyisakan masalah dalam penerapannya,” ujarnya.

FRANSISCO ROSARIANS

Baca: Kisah Sekolah Pangkep Dorong Perempuan Terlibat Pemerintahan

Berita terkait

Modus-modus Kawin Kontrak, Dijanjikan Mahar Jutaan Rupiah

15 hari lalu

Modus-modus Kawin Kontrak, Dijanjikan Mahar Jutaan Rupiah

Kasus kawin kontrak kembali mengemuka. Berikut modus-modus kawin kontrak, termasuk soal mahar jutaan rupiah.

Baca Selengkapnya

Puan dan Peserta KTT di Prancis Sepakat Perjuangkan Hak Perempuan

58 hari lalu

Puan dan Peserta KTT di Prancis Sepakat Perjuangkan Hak Perempuan

Sejumlah gagasan yang disampaikan Puan diadopsi pada joint statement di KTT Ketua Parlemen Perempuan.

Baca Selengkapnya

International Women's Day Jogja 2024, Srikandi UGM: Rebut Kembali Hak Perempuan yang Tidak Diperjuangkan Pejabat Negara

59 hari lalu

International Women's Day Jogja 2024, Srikandi UGM: Rebut Kembali Hak Perempuan yang Tidak Diperjuangkan Pejabat Negara

Peringatan International Women's Day Jogja 2024, Ketua Divisi Aksi dan Propaganda Srikandi UGM sebut mengusung tema "Mari Kak Rebut Kembali!"

Baca Selengkapnya

6 Negara yang Aman untuk Solo Traveling Perempuan

8 Desember 2023

6 Negara yang Aman untuk Solo Traveling Perempuan

Melakukan solo traveling untuk perempuan kini bukanlah hal yang mustahil. Berikut ini rekomendasi negara yang aman untuk solo traveling perempuan.

Baca Selengkapnya

Nasabah PNM Mekaar Aceh Menjadi Teladan Pemecahan KDRT

25 November 2023

Nasabah PNM Mekaar Aceh Menjadi Teladan Pemecahan KDRT

Kisah Juliana soal perempuan dan perjuangan atas hak-haknya.

Baca Selengkapnya

Pelamar PPPK Guru 2023 yang Tak Lolos Seleksi Administrasi Bisa Ajukan Sanggah, Begini Caranya

16 Oktober 2023

Pelamar PPPK Guru 2023 yang Tak Lolos Seleksi Administrasi Bisa Ajukan Sanggah, Begini Caranya

PPPK 2023 yang dinyatakan tidak lolos seleksi administrasi, dapat mengajukan sanggahan.

Baca Selengkapnya

Indonesia Kembali Terpilih Jadi Anggota Dewan HAM PBB, Peroleh Suara Tertinggi

11 Oktober 2023

Indonesia Kembali Terpilih Jadi Anggota Dewan HAM PBB, Peroleh Suara Tertinggi

Indonesia kembali terpilih menjadi anggota Dewan HAM PBB periode 2023 - 2026 dengan perolehan suara tertinggi sepanjang sejarah pencalonannya.

Baca Selengkapnya

Aktivis Perempuan Peroleh Nobel Perdamaian 2023, Begini Perlakuan Iran terhadap Wanita

7 Oktober 2023

Aktivis Perempuan Peroleh Nobel Perdamaian 2023, Begini Perlakuan Iran terhadap Wanita

Penganugerahan Nobel Perdamaian kepada aktivis yang dipenjara, Narges Mohammadi, telah meningkatkan pengawasan terhadap hak-hak perempuan di Iran.

Baca Selengkapnya

Narges Mohammadi, Aktivis Iran yang Dipenjara, Menang Nobel Perdamaian 2023

6 Oktober 2023

Narges Mohammadi, Aktivis Iran yang Dipenjara, Menang Nobel Perdamaian 2023

Narges Mohammadi, aktivis hak perempuan asal Iran yang kini masih dipenjara, memenangkan Penghargaan Nobel Perdamaian 2023.

Baca Selengkapnya

Kementerian: Anak Pelaku Pidana, Termasuk Perundungan di Cilacap, Berhak Dapat Pendidikan

6 Oktober 2023

Kementerian: Anak Pelaku Pidana, Termasuk Perundungan di Cilacap, Berhak Dapat Pendidikan

Anak yang berhadapan dengan hukum sebagai pelaku tindak pidana tetap berhak mendapatkan pendidikan, tak terkecuali anak yang jadi pelaku perundungan.

Baca Selengkapnya