Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kartini Masa Kini, Pekerja Seks Komersial dan Hak Perempuan  

Editor

Sunu Dyantoro

image-gnews
Diskusi Kartini Masa Kini di Kampus Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, Rabu 27 April 2016. (TEMPO/Istimewa)
Diskusi Kartini Masa Kini di Kampus Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, Rabu 27 April 2016. (TEMPO/Istimewa)
Iklan

TEMPO.CO, Yogyakarta - Aliansi Jurnalis Independen Yogyakarta bersama Yayasan Satunama menggelar diskusi bertajuk Kartini Masa Kini di Pusat Studi Wanita, Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, Rabu petang, 27 April 2016. Ini merupakan diskusi rutin setiap bulan yang diberi nama Beranda Perempuan.

Gagasan Kartini, pejuang yang membebaskan perempuan dari berbagai bentuk ketidakdilan tema yang diangkat kali ini. Beranda Perempuan bicara tentang semangat Kartini pada sejumlah perempuan yang melakukan sesuatu untuk komunitasnya. Mereka adalah Sarmi, Ketua Perhimpunan Perempuan Pekerja Seks Yogyakarta, Pito Agustin Rudiana selaku jurnalis Tempo yang juga anggota Aliansi Jurnalis Independen Yogyakarta. Ada juga Nunung Qomariyah sebagai aktivis Satunama dan Lamia Putri Damayanti, redaktur Badan Penerbitan Pers Mahasiswa Balairung UGM.

Ketua Perhimpunan Perempuan Pekerja Seks Yogyakarta, Sarmi mengatakan stigma dan cap buruk dilekatkan pada mereka ketika mereka berdaya di masyarakat. Dia mencontohkan sejumlah pekerja seks yang tidak lagi bekerja sebagai pekerja seks berhasil membuka usaha. Misalnya menjahit dan membuka toko roti. “Mereka menghadapi diskriminasi yang begitu sulit. Stigma pada mereka tidak hilang meski mereka tak lagi menjadi pekerja seks,” kata Sarmi.

Menurut Sarmi, pekerja seks banyak mengalami serangkaian kekerasan dari laki-laki ketika mereka bekerja. Untuk mengatasi hal itu, mereka punya sekolah sore untuk pekerja seks. Mereka mendata pekerja seks yang mengalami kekerasan seksual lalu berupaya mengatasinya. Selain itu, mereka punya banyak pelatihan yang membuat mereka berdaya. Misalnya cara mengatasi HIV AIDS dan kampanye antikekerasan seksual. Ada pula mahasiswa tinggal di rumah mereka dan blusukan melihat kondisi tempat pekerja seks.

Jurnalis Tempo yang juga anggota AJI Yogyakarta, Pito Agustin Rudiana mengatakan sebagian media massa punya andil mengkonstruksi fenomena sosial, satu di antaranya perempuan pekerja seks. Misalnya berita-berita dengan judul bombastis ihwal praktek pekerja seks. Yang baru-baru ini diangkat oleh sejumlah media massa, kata Pito adalah lontaran tentang penggusuran Pasar Kembang atau Sarkem Yogyakarta.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dia berpandangan sejumlah jurnalis memaksakan untuk menghubungkan penggusuran Kalijodo, Jakarta. Sejumlah pejabat di Yogyakarta, di antaranya Wali Kota Yogyakarta hingga gubernur jurnalis tanyai soal penggusuran. “Media mem-framing hingga muncul pernyataan tentang penggusuran Sarkem. Padahal, sebelumnya Sarkem tenang, tidak ada gejolak,” kata Pito.

Koordinator Desk Perempuan dan Politik Yayasan Satunama, Nunung Qomariyah, menyatakan kemiskinan merupakan satu di antara penyebab perempuan yang memilih bekerja sebagai pekerja seks. Mereka juga mengalami serangkaian kekerasan seksual. Nunung juga menyebut minimnya akses pendidikan dan kesehatan. “Tantangan yang mereka hadapi banyak, yakni mendapat stigma dan ancaman dari kelompok yang merasa paling bermoral,” kata dia.

Redaktur Badan Penerbitan Pers Mahasiswa Balairung UGM, Lamia Putri Damayanti, mengatakan mahasiswa mengumpulkan berita-berita tentang kekerasan seksual yang dialami perempuan. Mereka masih menemukan berita-berita yang tidak sensitif gender dan melanggar kode etik jurnalistik. Misalnya pada kasus perkosaan dengan menyebut identitas korban.

SHINTA MAHARANI

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

KKP dan UGM Sepakati Kerja Sama Bidang Kelautan

44 hari lalu

KKP dan UGM Sepakati Kerja Sama Bidang Kelautan

Kerja sama melibatkan sejumlah fakultas di UGM.


Puan dan Peserta KTT di Prancis Sepakat Perjuangkan Hak Perempuan

45 hari lalu

Puan dan Peserta KTT di Prancis Sepakat Perjuangkan Hak Perempuan

Sejumlah gagasan yang disampaikan Puan diadopsi pada joint statement di KTT Ketua Parlemen Perempuan.


International Women's Day Jogja 2024, Srikandi UGM: Rebut Kembali Hak Perempuan yang Tidak Diperjuangkan Pejabat Negara

45 hari lalu

Salah satu turunan tuntutan utama aksi International Women's Day Jogja 2024 berupa akses pendampingan bagi korban kekerasan difabel, pada Jumat 8 Maret 2024. TEMPO/Rachel Farahdiba R
International Women's Day Jogja 2024, Srikandi UGM: Rebut Kembali Hak Perempuan yang Tidak Diperjuangkan Pejabat Negara

Peringatan International Women's Day Jogja 2024, Ketua Divisi Aksi dan Propaganda Srikandi UGM sebut mengusung tema "Mari Kak Rebut Kembali!"


Hampir 1.000 Pegawai UGM Terima Penghargaan Purnabakti dan Kesetiaan

18 Januari 2024

Sebanyak 907 dosen dan tenaga kependidikan di lingkungan Universitas Gadjah Mada menerima penghargaan kesetiaan 15, 25 dan 35 tahun dan purnabakti.  Foto : UGM
Hampir 1.000 Pegawai UGM Terima Penghargaan Purnabakti dan Kesetiaan

Sebanyak 907 dosen dan tenaga kependidikan di lingkungan Universitas Gadjah Mada atau UGM menerima penghargaan kesetiaan dan purnabakti.


5 Sikap UGM Terkait Surat Edaran Larangan LGBT Dekan Fakultas Teknik

29 Desember 2023

Universitas Gadjah Mada (UGM) di Yogyakarta. (FOTO ANTARA)
5 Sikap UGM Terkait Surat Edaran Larangan LGBT Dekan Fakultas Teknik

Wakil Rektor Bidang Pendidikan dan Pengajaran, Wening Udasmoro, menegaskan UGM telah memiliki sikap dan posisi yang tegas terkait hal itu.


6 Negara yang Aman untuk Solo Traveling Perempuan

8 Desember 2023

Melakukan solo traveling untuk perempuan kini bukanlah hal yang mustahil. Berikut ini rekomendasi negara yang aman untuk solo traveling perempuan. Foto: Flickr
6 Negara yang Aman untuk Solo Traveling Perempuan

Melakukan solo traveling untuk perempuan kini bukanlah hal yang mustahil. Berikut ini rekomendasi negara yang aman untuk solo traveling perempuan.


Nasabah PNM Mekaar Aceh Menjadi Teladan Pemecahan KDRT

25 November 2023

Nasabah PNM Mekaar Aceh Menjadi Teladan Pemecahan KDRT

Kisah Juliana soal perempuan dan perjuangan atas hak-haknya.


Heboh Beras Plastik, Pakar di UGM Jelaskan Mengapa Nasi Bisa Memantul

11 Oktober 2023

Biji plastik di temukan warga penerima bantuan pangan non-tunai (BPNT) di Kecamatan Bojongpicung, Cianjur, Jawa Barat, bahkan hal yang sama juga kembali dilaporkan keluarga penerima manfaat di Kecamatan Cilaku. ANTARA/Ahmad Fikri
Heboh Beras Plastik, Pakar di UGM Jelaskan Mengapa Nasi Bisa Memantul

Wakil Ketua Pusat Halal UGM Nanung Danar Dono menyebut informasi yang beredar di media sosial terkait peredaran beras plastik adalah hoaks.


Indonesia Kembali Terpilih Jadi Anggota Dewan HAM PBB, Peroleh Suara Tertinggi

11 Oktober 2023

Audiens mendengarkan pidato Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi saat sesi tahunan Dewan HAM PBB di Jenewa, Swiss pada Senin, 27 Februari 2023. Dok: Kementerian Luar Negeri
Indonesia Kembali Terpilih Jadi Anggota Dewan HAM PBB, Peroleh Suara Tertinggi

Indonesia kembali terpilih menjadi anggota Dewan HAM PBB periode 2023 - 2026 dengan perolehan suara tertinggi sepanjang sejarah pencalonannya.


Aktivis Perempuan Peroleh Nobel Perdamaian 2023, Begini Perlakuan Iran terhadap Wanita

7 Oktober 2023

Suporter Iran membentangkan poster  bertuliskan
Aktivis Perempuan Peroleh Nobel Perdamaian 2023, Begini Perlakuan Iran terhadap Wanita

Penganugerahan Nobel Perdamaian kepada aktivis yang dipenjara, Narges Mohammadi, telah meningkatkan pengawasan terhadap hak-hak perempuan di Iran.