Gubernur NTB Memaafkan Pemuda yang Memakinya di Bandara Changi

Reporter

Sabtu, 15 April 2017 19:45 WIB

Gubernur Nusa Tenggara Barat Muhammad Zainul Majdi. ANTARA FOTO/Kemenlu-Suwandy

TEMPO.CO, Jakarta - Setelah menerima umpatan yang tidak menyenangkan dan berbau SARA, Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) Tuan Guru Bajang (TGB) Muhammad Zainul Majdi memaafkan Steven Hadisurya Sulistyo (SHS). Steven membuat surat permintaan maaf yang ditandatangi di atas materai Rp 6.000.

Surat yang diterima Zainul Majdi, 9 April 2017 itu , Steven berjanji tidak mengulang perbuatannya dan berjanji tidak akan mengucapkan kata-kata yang dapat menimbulkan keretakan persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.

Majelis Ulama Indonesia atau MUI melalui rilisnya, Sabtu 15 April 2017, memuji kebesaran hati Zainul Majdi memaafkan SHS, pemuda yang memakinya di Bandara Changi, Singapura. Karena masalah sudah selesai, diharapkan kejadian itu tak melebar ke mana-mana.

Wakil Ketua Umum MUI Zainut Tauhid Sa'adi mengaku sangat menyesalkan kejadian di Changi tersebut. Ucapan SHS sangat keterlaluan, berbau SARA, dan dapat memicu ketersinggungan bukan hanya terhadap Gubernur NTB, tapi bagi banyak orang.

Menurut Zainut, sebagai bangsa Indonesia, tidak seharusnya SHS mengucapkan kata-kata yang berkonotasi merendahkan. (Baca: Gubernur NTB Dimaki di Bandara Changi, Netizen Bereaksi Keras)

"Saya berharap persoalan ini tidak melebar ke mana-mana. Saudara SHS sebaiknya segera meminta maaf secara terbuka kepada Bapak Zainul Majdi dan bangsa Indonesia atas ucapannya," tutur tokoh kelahiran Jepara ini.

Ia pun berharap mengajak masyarakat Indonesia tetap tenang dan tidak terprovokasi. Apa yang terjadi terhadap SHS dan Gubernur NTB hendaknya dijadikan sebagai pelajaran berharga. “Kebesaran jiwa Bapak Zainul Majdi yang sudah memaafkan Saudara SHS patut diberikan apresiasi," tulis tokoh nahdliyin ini, dalam rilis tersebut.

Zainut pun mengajak menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. "Mari terus merajut kebinekaan dengan terus menjaga persatuan, kesatuan, kerukunan, dan persaudaraan sesama kita. Baik persaudaraan kemanusiaan maupun persaudaraan kebangsaan sesama anak bangsa dalam bingkai negara Pancasila".

S. DIAN ANDRYANTO


Berita terkait

10 Perilaku Pasangan yang Merendahkan Anda dan Hubungan, Jangan Ditoleransi

39 hari lalu

10 Perilaku Pasangan yang Merendahkan Anda dan Hubungan, Jangan Ditoleransi

Anda sering terluka atau mempertanyakan harga diri. Berikut perilaku pasangan yang menjadi sinyal Anda harus bersikap tegas dalam hubungan.

Baca Selengkapnya

Tanggapan Pihak Johnny Depp atas Tuduhan Pelecehan Verbal dari Lawan Mainnya

41 hari lalu

Tanggapan Pihak Johnny Depp atas Tuduhan Pelecehan Verbal dari Lawan Mainnya

Tanggapan Johnny Depp setelah dituduh melakukan pelecehan verbal terhadap lawan mainnya di lokasi syuting film Blow yang dirilis 23 tahun lalu.

Baca Selengkapnya

Mantan Produser Nickelodeon Minta Maaf Atas Perilakunya yang Diungkap Serial Quiet On Set

43 hari lalu

Mantan Produser Nickelodeon Minta Maaf Atas Perilakunya yang Diungkap Serial Quiet On Set

Mantan Produser Nickelodeon, Dan Schneider terseret kasus pelecehan, seksisme, rasisme, dan perlakuan tidak pantas terhadap artis cilik.

Baca Selengkapnya

Fakultas Filsafat UGM Dalami Dugaan Kekerasan Seksual Mahasiswa dengan Korban 8 Orang

44 hari lalu

Fakultas Filsafat UGM Dalami Dugaan Kekerasan Seksual Mahasiswa dengan Korban 8 Orang

Fakultas Filsafat UGM menunggu laporan dari para korban untuk penanganan yang lebih tepat dan cepat.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Pungli di Rutan KPK, Terbongkarnya Diawali Kejadian Pelecehan Seksual

46 hari lalu

Kilas Balik Kasus Pungli di Rutan KPK, Terbongkarnya Diawali Kejadian Pelecehan Seksual

KPK telah menetapkan 15 tersangka kasus pungutan liar di rumah tahanan KPK. Berikut kilas baliknya, diawali kejadian pelecehan seksual.

Baca Selengkapnya

Dugaan Pelecehan oleh Rektor Universitas Pancasila, Polisi Periksa 15 Saksi

57 hari lalu

Dugaan Pelecehan oleh Rektor Universitas Pancasila, Polisi Periksa 15 Saksi

Rektor Universitas Pancasila nonaktif Edie Toet Hendratno dilaporkan dua orang atas dugaan pelecehan

Baca Selengkapnya

Dugaan Pelecehan Seksual Oleh Dokter di Palembang, Pelapor akan Serahkan Barang Bukti

1 Maret 2024

Dugaan Pelecehan Seksual Oleh Dokter di Palembang, Pelapor akan Serahkan Barang Bukti

Perkara dugaan pelecehan seksual oleh dokter di salah satu rumah sakit di Jakabaring, Palembang, terus bergulir di Polda Sumatera Selatan

Baca Selengkapnya

Datangi Polda, Rektor Universitas Pancasila Edie Toet Bantah Lakukan Pelecehan Seksual

29 Februari 2024

Datangi Polda, Rektor Universitas Pancasila Edie Toet Bantah Lakukan Pelecehan Seksual

Rektor Universitas Pancasila nonaktif, Edie Toet Hendratno, 72 tahun, memenuhi panggilan polisi untuk diperiksa di kasus dugaan pelecehan seksual

Baca Selengkapnya

Rektor Universitas Pancasila Diperiksa Hari Ini, Korban Bantah Ada Motif Politik

29 Februari 2024

Rektor Universitas Pancasila Diperiksa Hari Ini, Korban Bantah Ada Motif Politik

Pengacara rektor Universitas Pancasila menuding ada motif politik karena isu pelecehan seksual ini mencuat jelang pemilihan rektor.

Baca Selengkapnya

Yayasan Minta Rektor Universitas Pancasila Kooperatif Jalani Proses di Polisi soal Dugaan Pelecehan

27 Februari 2024

Yayasan Minta Rektor Universitas Pancasila Kooperatif Jalani Proses di Polisi soal Dugaan Pelecehan

Yayasan Universitas Pancasila meminta rektor nonaktif ETH kooperatif menjalani proses di kepolisian dalam kasus dugaan pelecehan seksual

Baca Selengkapnya