Teroris Tuban, Polisi: JAD Diperintahkan Balas Dendam

Reporter

Selasa, 11 April 2017 13:44 WIB

Sejumlah mobil ambulance melintas mengangkut jenazah terduga teroris di jalan di Desa Suwalan, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban, Jawa Timur, 8 April 2017. ANTARA FOTO

TEMPO.CO, Jakarta - Kepolisian masih terus memburu petinggi-petinggi kelompok teror Jamaah Ansharut Daulah (JAD) lain yang tersebar di seluruh Indonesia. Kelompok ini yang bertanggung jawab atas penembakan pos polisi di Tuban, Jawa Timur, Sabtu pekan lalu. “Mereka ini terindikasi mendapatkan semacam instruksi untuk melakukan kegiatan melakukan penyerangan lanjutan kepada polisi,” kata Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Kepolisian RI, Inspektur Jenderal Boy Rafli Amar, Senin 10 April 2017.


Boy menjelaskan, salah satu pemimpin JAD yang menjadi sorotan adalah Fauzan Mubarok. Ia adalah pemimpin Jamaah Ansharut cabang Jawa Tengah. Empat dari enam pelaku penembakan terhadap polisi di Tuban berasal dari Jawa Tengah dan diduga direkrut oleh Fauzan. “Polisi masih mencari tahu keberadaan yang bersangkutan,” ujarnya.


Baca: BNPT Bandingkan Insiden Teroris Tuban dengan Stockholm


Sabtu 8 April 2017 lalu, enam anak buah Fauzan menumpangi sebuah mobil Daihatsu Terios warna putih dan menembak dua polisi yang berjaga di Pos Lalu Lintas Resor Tuban, rest area hutan Jati Peteng, Jalan Raya Tuban-Semarang, Jawa Timur. Seorang polisi lalu lintas tertembak di pinggang kiri. Setelah baku tembak selama enam jam, polisi menembak mati keenamnya. Empat di antaranya adalah Adi Handoko, 34 tahun, Satria Aditama (19), Yudhistira Rostriprayogi (19), dan Endar Prasetyo (52).


Aksi mereka ini, kata Boy, merupakan balas dendam karena pemimpin JAD Indonesia, Zainal Anshori, 50 tahun, ditangkap Detasemen Khusus 88 Antiteror sehari sebelumnya. Kepolisian menyebutkan Zainal didaulat sebagai pemimpin tertinggi JAD pada 2015 oleh pendiri organisasi —Aman Abdurrahman, yang kini mendekam di Nusakambangan karena pidana terorisme. Aman telah mendeklarasikan sumpah setia kepada kelompok teroris Negara Islam Irak dan Suriah atau ISIS.

Baca: Satu Terduga Teroris Tuban Pernah Dirawat di RS Jiwa


Advertising
Advertising

Misi teror yang dirancang Zainal, kata Boy, antara lain Bom Thamrin di Jakarta Pusat pada Januari 2016. Dalam insiden Bom Thamrin, Zainal berperan membeli lima pucuk senjata kepada kelompok ISIS di Filipina.


Sebagai bos JAD, Zainal juga berperan menghubungkan Suryadi Mas’ud dan Nanang Kosim—teroris yang tertangkap di Cilegon, Banten—untuk menjemput senjata api dari Filipina. Zainal dan rekan-rekannya telah mengatur pembelian 17 pucuk senjata jenis M16 dan satu pucuk M14.


Pendiri Yayasan Lingkar Perdamaian, Ali Fauzi Manzi, mengatakan Zainal dipilih oleh Aman sebagai pemimpin JAD karena dianggap memiliki kemampuan khusus. “Dia tidak punya kemampuan lapangan, tapi pintar manajerial,” kata Ali. Mantan kombatan ini mengenal Zainal sejak sekolah di sebuah pesantren di Lamongan.


Baca: Insiden Teroris Tuban, Jokowi Panggil Kepala BNPT


Adapun Fauzan sebelum menjadi salah satu pemimpin JAD telah menjadi pemimpin wilayah untuk kelompok Jamah Anshorut Tauhid yang dibentuk terpidana teroris Abu Bakar Ba’asyir pada 2008. Pada Januari 2015, Fauzan pernah akan menggelar pengajian besar pendukung ISIS di Masjid Madijo Mangunkarsa, Semarang, tapi digagalkan polisi.


Pengamat terorisme Al Chaidar mengatakan bahwa tertangkapnya Zainal membuat JAD melemah. Namun potensi aksi teror masih tetap ada. Setidaknya masih ada 4.000 anggota laskar JAD yang tersebar di 18 provinsi.


SUJATMIKO | GRANDY AJI


Baca: Kejar Teroris Tuban, Polisi Ini Baru Sadar Tertembak Esok Paginya

Berita terkait

Soal Alat Sadap IMSI Catcher di Indonesia, Ini Kata Bos Polus Tech

16 jam lalu

Soal Alat Sadap IMSI Catcher di Indonesia, Ini Kata Bos Polus Tech

Bos Polus Tech mengakui kesulitan untuk mengawasi penggunaan alat sadap oleh pembeli.

Baca Selengkapnya

TPNPB-OPM Tanggapi Rencana TNI-Polri Kerahkan Pasukan Tambahan di Intan Jaya

17 jam lalu

TPNPB-OPM Tanggapi Rencana TNI-Polri Kerahkan Pasukan Tambahan di Intan Jaya

Menurut Sebby Sambom, penambahan pasukan itu tak memengaruhi sikap TPNPB-OPM.

Baca Selengkapnya

Cara Kerja Teknologi Pengintai Asal Israel yang Masuk Indonesia: Palsukan Situs Berita

1 hari lalu

Cara Kerja Teknologi Pengintai Asal Israel yang Masuk Indonesia: Palsukan Situs Berita

Sejumlah perusahaan asal Israel diduga menjual teknologi pengintaian atau spyware ke Indonesia. Terungkap dalam investigasi gabungan Tempo dkk

Baca Selengkapnya

Syarat Penerimaan Polri Lengkap 2024 dan Cara Daftarnya

1 hari lalu

Syarat Penerimaan Polri Lengkap 2024 dan Cara Daftarnya

Berikut ini syarat penerimaan SIPSS, Taruna Akpol, Bintara, dan Tamtama Polri 2024 serta tata cara pendaftarannya yang perlu diketahui.

Baca Selengkapnya

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

2 hari lalu

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

Amnesty mendesak DPR dan pemerintah membuat peraturan ketat terhadap spyware yang sangat invasif dan dipakai untuk melanggar HAM

Baca Selengkapnya

Investigasi Tempo dan Amnesty International: Produk Spyware Israel Dijual ke Indonesia

2 hari lalu

Investigasi Tempo dan Amnesty International: Produk Spyware Israel Dijual ke Indonesia

Investigasi Amnesty International dan Tempo menemukan produk spyware dan pengawasan Israel yang sangat invasif diimpor dan disebarkan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Soal Kematian Brigadir RAT, Kompolnas Ungkap Sejumlah Kejanggalan

2 hari lalu

Soal Kematian Brigadir RAT, Kompolnas Ungkap Sejumlah Kejanggalan

Kompolnas menilai masih ada sejumlah kejanggalan dalam kasus kematian Brigadir RAT.

Baca Selengkapnya

Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan

3 hari lalu

Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan

Komnas HAM Papua menyatakan permintaan TPNPB-OPM bukan sesuatu yang berlebihan.

Baca Selengkapnya

Korlantas Polri Tegaskan Pelat Dinas Berkode ZZ Harus Patuhi Aturan Ganjil Genap

3 hari lalu

Korlantas Polri Tegaskan Pelat Dinas Berkode ZZ Harus Patuhi Aturan Ganjil Genap

Korlantas Polri memastikan pelat nomor khusus kendaraan dinas berkode 'ZZ' harus tetap mematuhi aturan ganjil genap.

Baca Selengkapnya

Korlantas Ungkap Banyak Lembaga Negara Buat Pelat Dinas Tapi Tak Tercatat di Database Polri

3 hari lalu

Korlantas Ungkap Banyak Lembaga Negara Buat Pelat Dinas Tapi Tak Tercatat di Database Polri

Korlantas Polri mengungkap, terdapat banyak lembaga negara yang membuat pelat kendaraan dinas dan STNK khusus sendiri.

Baca Selengkapnya