Amerika Bombardir Suriah, Indonesia Menyatakan Keprihatinan

Reporter

Jumat, 7 April 2017 16:14 WIB

Sejumlah orang terbaring ditanah setelah mendapat serangan gas yang diduga beracun kota Khan Sheikhoun, Idlib, Suriah, 6 Maret 2017. (Edlib Media Center, via AP)

TEMPO.CO, Jakarta - Indonesia menyatakan keprihatinan atas tindakan unilateral Amerika Serikat dengan menyerang Suriah dengan rudal Tomahawk. Serangan militer itu dianggap menyalahi prinsip-prinsip hukum internasional yang mengatasi konflik secara damai.

Baca juga: 59 Rudal Tomahawk Amerika Diklaim Hantam Pangkalan Udara Suriah

"Indonesia prihatin atas serangan unilateral oleh pihak manapun, termasuk penggunaan rudal tomahawk dalam merespons tragedi serangan senjata kimia di Suriah," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Arrmanatha Nasir, di Kementerian Luar Negeri, Jakarta, Jumat, 7 April 2017.


Baca: Indonesia Mengecam Penggunaan Senjata Kimia di Suriah

Arrmanatha mengatakan tindakan militer Amerika yang dilakukan tanpa persetujuan Dewan Keamanan PBB dan tidak sesuai dengan prinsip-prinsip hukum internasional untuk mengatasi konflik secara damai, sebagaimana diatur dalam piagam PBB. "Bagi Indonesia, stabilitas dan perdamaian di Suriah hanya bisa dicapai melalui dialog dan proses politik yang inklusif," kata Arrmanatha.

Indonesia menekankan semua pihak agar menahan diri dan menghentikan seluruh tindak kekerasan, menghormati dan melindungi HAM, dan menyelesaikan konflik melalui perundingan dan diplomasi. Selain itu Indonesia juga mengharapkan dibukanya akses kemanusiaan agar bantuan kemanusiaan bisa masuk ke Suriah.


Baca juga: 18 Cuitan Trump Tolak Amerika Serang Suriah Viral di Media Sosial

Arrmanatha mengatakan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi telah berkoordinasi dengan Duta Besar Indonesia di New York maupun di PBB. "Intinya Indonesia terus mendorong dan mendesak DK PBB untuk mengambil langkah agar situasi di Suriah dapat diselesaikan," kata Arrmanatha.

Serangan Amerika dilakukan sebagai respons atas penggunaan senjata kimia yang diduga dilakukan militer Suriah pada rakyat sipil. Indonesia sendiri mengutuk penggunaaan senjata kimia Suriah yang telah memakan banyak korban, termasuk anak-anak.

"Sebagai negara pihak konvensi senjata kimia, Indonesia menolak pengunakan senjata kimia oleh siapa pun, untuk tujuan apapun," kata Arrmanatha.

Baca: Serangan Gas Beracun di Suriah, Korban Tewas Jadi 100 Orang

Amerika Serikat menembakkan 59 rudal Tomahawk ke pangkalan angkatan udara Suriah. Amerika menuding pasukan Bashar al-Assad sebagai pihak yang melakukan serangan gas beracun di provinsi Idlib pada 4 April 2017 lalu yang menewaskan lebih 100 orang.

AMIRULLAH SUHADA

Berita terkait

Menlu Retno Undang Gambia ke Indonesia-Africa Forum di Bali

10 jam lalu

Menlu Retno Undang Gambia ke Indonesia-Africa Forum di Bali

Indonesia-Africa Forum kedua akan diselenggarakan di Bali pada 3 - 4 September 2024. Menlu Retno mengundang perwakilan dari Gambia.

Baca Selengkapnya

Kementerian Luar Negeri Rusia Kesal Volodymyr Zelensky Bawa-bawa Tuhan dalam Perang Ukraina

10 jam lalu

Kementerian Luar Negeri Rusia Kesal Volodymyr Zelensky Bawa-bawa Tuhan dalam Perang Ukraina

Volodymyr Zelensky disebut Kementerian Luar Negeri Rusia sedang hilang akal karena membawa-bawa Tuhan dalam konflik dengan Moskow.

Baca Selengkapnya

8 Personel Militer Suriah Terluka dalam Serangan Israel di Damaskus

3 hari lalu

8 Personel Militer Suriah Terluka dalam Serangan Israel di Damaskus

Suriah mengatakan delapan personel militernya terluka akibat serangan Israel di sekitar ibu kota Damaskus.

Baca Selengkapnya

AS Akui Salah, Serangan Drone di Suriah Bukan Bunuh Pemimpin Al Qaeda Tapi Petani

3 hari lalu

AS Akui Salah, Serangan Drone di Suriah Bukan Bunuh Pemimpin Al Qaeda Tapi Petani

Amerika Serikat mengakui salah telah membunuh warga sipil saat menargetkan pemimpin Al Qaeda di Suriah dalam serangan drone.

Baca Selengkapnya

Retno Marsudi Bahas Langkah Perlindungan WNI di Tengah Krisis Timur Tengah

3 hari lalu

Retno Marsudi Bahas Langkah Perlindungan WNI di Tengah Krisis Timur Tengah

Retno Marsudi menilai situasi Timur Tengah telah mendesak Indonesia untuk mempersiapkan diri jika situasi semakin memburuk, termasuk pelindungan WNI

Baca Selengkapnya

Kementerian Luar Negeri Benarkan Ada WNI Terlibat Pembunuhan di Korea Selatan

6 hari lalu

Kementerian Luar Negeri Benarkan Ada WNI Terlibat Pembunuhan di Korea Selatan

Kementerian Luar Negeri RI membenarkan telah terjadi perkelahian sesama kelompok WNI di Korea Selatan persisnya pada 28 April 2024

Baca Selengkapnya

Otoritas di Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat Tak Percaya Israel Gunakan Senjata dengan Benar

8 hari lalu

Otoritas di Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat Tak Percaya Israel Gunakan Senjata dengan Benar

Biro-biro di Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat tidak percaya Israel gunakan senjata dari Washington tanpa melanggar hukum internasional

Baca Selengkapnya

Rusia Akan Balas Jika Aset-asetnya Disita Amerika Serikat

8 hari lalu

Rusia Akan Balas Jika Aset-asetnya Disita Amerika Serikat

Kementerian Luar Negeri Rusia mengancam negara-negara Barat akan mendapat balasan tegas jika aset-aset Rusia yang dibekukan, disita

Baca Selengkapnya

WNI Selamat dalam Gempa Taiwan

9 hari lalu

WNI Selamat dalam Gempa Taiwan

Taiwan kembali diguncang gempa bumi sampai dua kali pada Sabtu, 26 April 2024. Tidak ada WNI yang menjadi korban dalam musibah ini

Baca Selengkapnya

IOM Dapat Penghargaan Hasan Wirajuda Pelindungan WNI

9 hari lalu

IOM Dapat Penghargaan Hasan Wirajuda Pelindungan WNI

IOM merupakan organisasi internasional pertama yang menerima Penghargaan Hasan Wirajuda Pelindungan WNI

Baca Selengkapnya