Nelayan Pulau Ini Khawatirkan Abrasi Laut yang Makin Parah

Reporter

Editor

Saroh mutaya

Rabu, 29 Maret 2017 23:47 WIB

Warga menyaksikan gelombang laut yang mulai naik di antara reruntuhan bangunan yang hancur karena abrasi pantai, di Kawasan Pasir Gurun, Pasie Nan Tigo, Padang, Sumbar, Senin (26/12). ANTARA/Iggoy el Fitra

TEMPO.CO, Bengkulu - Para nelayan di Kota Bengkulu menyebutkan abrasi atau pengikisan daratan Pulau Tikus, pulau tak berpenghuni berjarak 10 mil laut dari Kota Bengkulu semakin parah yang membuat luas daratan pulau itu terus menyusut.

"Abrasi saat ini terjadi di sebelah barat pulau yang menumbangkan sejumlah pohon kelapa yang kami tanam," kata Yanti, seorang nelayan yang kerap menginap saat mencari ikan di sekitar perairan Pulau Tikus, Rabu.

Ia mengatakan daratan pulau terus menyusut seiring tingginya laju abrasi serta kenaikan muka air laut.

Sebelum abrasi menggerus bagian barat pulau, wilayah timur pun sudah terlebih dahulu dimakan ombak yang ditandai dengan robohnya bangunan milik penjaga suar Pulau Tikus.

"Abrasi memang terus bergeser, sesuai perputaran arus, sekarang yang kencang di bagian barat yang membuat pohon tercabut dari akarnya," kata perempuan yang membuat gubuk seadanya di pulau tersebut.

Abrasi di Pulau Tikus menyebabkan sejumlah pohon kelapa dengan tinggi delapan meter sudah tumbang akibat gerusan ombak.

Yanti dan sejumlah nelayan lainnya yang kerap menginap di pulau itu menumpuk batu karang yang sudah mati di bagian batang pohon kelapa sebagai bentuk perlindungan tanaman itu dari gerusan ombak.

Pulau Tikus yang ditopang karang hampir seluas 200 hektare merupakan pulau kecil tak berpenghuni yang mulai dilirik untuk wisata bahari. Luas daratan pulau tersebut terus menyusut dari sebelumnya dua hektare menjadi hanya 0,6 hektare.

Bagi nelayan Kota Bengkulu, pulau tersebut berfungsi vital, salah satunya tempat berteduh saat badai menerpa wilayah perairan Bengkulu.

"Karang Pulau Tikus ini juga tempat berkembang biak ikan dan udang sehingga banyak nelayan mencari ikan di sekitar pulau ini," kata David, nelayan Kelurahan Pondok Besi, Kota Bengkulu.

Tak hanya itu, keberadaan menara suar di Pulau Tikus juga menjadi penunjuk arah yang berfungsi penting bagi nelayan saat menjalankan profesi mereka.

Sebelumnya pemerintah Provinsi Bengkulu berencana mereklamasi Pulau Tikus untuk menyelamatkan daratan pulau dari gerusan ombak Samudera Hindia.

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Bengkulu, Ricky Gunarwan mengatakan rencana reklamasi sudah disampaikan ke Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).

ANTARA

Berita terkait

Terus Menyusut Sejak Tahun 1990-an, Pesisir Sumsel Kembali Ditanami Mangrove

9 hari lalu

Terus Menyusut Sejak Tahun 1990-an, Pesisir Sumsel Kembali Ditanami Mangrove

Tidak kurang dari 1.000 batang mangrove ditanam di areal Pelabuhan Peti Kemas Tanjung Api-api.

Baca Selengkapnya

Lestarikan Kawasan Ekowisata Bale Mangrove Lombok Timur, Pokdarwis Tanam 1.000 Bibit Bakau

12 Desember 2023

Lestarikan Kawasan Ekowisata Bale Mangrove Lombok Timur, Pokdarwis Tanam 1.000 Bibit Bakau

Penanaman mangrove di kawasan Ekowisata Bale Mangrove Lombok Timur diharapkan dapat menurunkan emisi karbon dan memperbaiki lingkungan pesisir.

Baca Selengkapnya

Mendulang Daratan untuk Hadang Abrasi dan Pengikisan Lahan

31 Oktober 2023

Mendulang Daratan untuk Hadang Abrasi dan Pengikisan Lahan

Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java membantu sekelompok masyarakat pesisir Karawang membuat daratan dan menyelamatkan desa dari abrasi

Baca Selengkapnya

Lindungi Jalan Lintas Barat Sumatera dari Abrasi, Kementerian PUPR Bangun Pengaman Pantai

19 Juli 2023

Lindungi Jalan Lintas Barat Sumatera dari Abrasi, Kementerian PUPR Bangun Pengaman Pantai

Kementerian PUPR tengah membangun pengaman pantai di Provinsi Bengkulu.

Baca Selengkapnya

Ramai Penolakan Ekspor Pasir Laut dari Nelayan, Berikut Ragam Alasannya

18 Juni 2023

Ramai Penolakan Ekspor Pasir Laut dari Nelayan, Berikut Ragam Alasannya

Para nelayan ramai menolak kebijakan ekspor pasir laut karena sejumlah alasannya. Mereka juga lakukan unjuk rasa untuk ungkapkan aspirasinya

Baca Selengkapnya

Luhut Sebut Ekspor Pasir Laut Tak Merusak Lingkungan sebab Ada GPS, Walhi: Persoalannya Bukan Teknologi

31 Mei 2023

Luhut Sebut Ekspor Pasir Laut Tak Merusak Lingkungan sebab Ada GPS, Walhi: Persoalannya Bukan Teknologi

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan ekspor pasir laut tidak merusak lingkungan karena ada GPS atau teknologi lainnya. Wahana Lingkungan Hidup atau Walhi buka suara atas pernyataan Luhut tersebut.

Baca Selengkapnya

Ketahui Apa Itu Abrasi Kornea dan Langkah-langkah Menanganinya

20 Mei 2023

Ketahui Apa Itu Abrasi Kornea dan Langkah-langkah Menanganinya

Kornea mengandung banyak ujung saraf sehingga goresan kecil pun bisa terasa sangat tidak nyaman dan menyakitkan.

Baca Selengkapnya

Besok Bulan Purnama, BMKG Peringatkan Potensi Banjir Rob di Daerah Pesisir

5 Januari 2023

Besok Bulan Purnama, BMKG Peringatkan Potensi Banjir Rob di Daerah Pesisir

BMKG mengingatkan masyarakat untuk waspada potensi banjir rob di beberapa wilayah Indonesia saat bulan purnama pada Jumat, 6 Januari 2023.

Baca Selengkapnya

Cuaca Ekstrem di Lombok, Area Wisata Alami Abrasi Hingga Kapal Cepat Tak Beroperasi

26 Desember 2022

Cuaca Ekstrem di Lombok, Area Wisata Alami Abrasi Hingga Kapal Cepat Tak Beroperasi

Beberapa hari belakangan, Lombok diguyur hujan deras sebagai dampak cuaca ekstrem.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Abrasi, Bencana yang Menimpa Minahasa Selatan

19 Juni 2022

Fakta-fakta Abrasi, Bencana yang Menimpa Minahasa Selatan

Fenomena abrasi baru-baru ini terjadi di Minahasa Selatan, Sulawesi Utara. Tampak air laut menghantam rumah--rumah warga dan menyeretnya ke laut. Lantas, mengapa abrasi bisa terjadi dan bagaimana cara menanggulanginya?

Baca Selengkapnya