Aktivis KontraS dan LBH melakukan aksi pasung kaki jilid II sebagai bentuk solidaritas terhadap wafatnya Ibu Patmi, petani Pegunungan Kendeng, di depan Istana Merdeka, Jakarta, 22 Maret 2017. Patmi meinggal saat mengikuti aksi pasung kaki dengan semen demi menolak pembangunan pabrik semen milik PT Semen Indonesia di kawasan Pegunungan Kendeng, Jawa Tengah. TEMPO/Imam Sukamto
TEMPO.CO, Malang - Aliansi Malang Peduli Kendeng melanjutkan aksi solidaritas di Jalan Veteran Kota Malang, Senin 27 Maret 2017. Aksi dilakukan ratusan mahasiswa yang tergabung dalam Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Brawijaya Malang. Mereka menggelar orasi dan membentangkan spanduk menolak operasional pabrik semen di kawasan Kendeng, Rembang, Jawa Tengah.
Mereka berorasi menuntut Presiden Joko Widodo dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo untuk memperhatikan aspek lingkungan. Lantaran jika eksploitasi batu kapur di kawasan Kendeng dilakukan secara berlebihan dikhawatirkan bakal mengancam sumber mata air di kawasan tersebut.
"Stop eksploitasi kawasan karst di Kendeng. Kami mendukung petani Kendeng berjuang mempertahankan sawahnya," kata juru bicara aksi, Wafiq. Apalagi kawasan karst Kendeng terbentang mulai selatan Pati, utara Grobogan, Rembang, Blora, Tuban, utara Bojonegoro dan Barat Lamongan.
Sepanjang kawasan, katanya, terdapat 109 mata air yang terancam hilang, 49 gua dan empat sungai bawah tanah terancam rusak. Bahkan sekitar 58 ribu hektare lahan pertanian terancam kekurangan air. Mereka juga memasang tiga spanduk besar yang terpampang di tiga titik berbeda di dalam kampus.
Mereka mengajak seluruh mahasiswa untuk bersikap menolak pembangunan pabrik semen di Kendeng. Para mahasiswa juga menggelar doa bersama untuk mendiang Patmi, petani kendeng yang meninggal usai mengikuti aksi cor kaki. Mereka juga menggalang dana untuk perjuangan petani kendeng.
Selama beberapa jam aksi penggalagan dana kepada para mahasiswa terkumpul dana sebesar Rp 1,7 juta. Sehingga total dana yang terkumpul sebesar Rp 2,7 juta. Penggalangan dana terus dilakukan sampai 31 Maret 2017.
Sementara sebelumnya Aliansi yang terdiri dari 30 an elemen terdiri dari organisasi mahasiswa, jurnalis, aktivis lingkungan dan pegiat literasi menggelar konser amal. Selama konser mereka mengumpulkan dana sebesar Rp 1,5 juta. "Seluruh dana akan disalurkan kepada petani Kendeng," ujar juru bicara Aliansi, Yogi Farchrudin.
Guru Besar 21 PTN Berbadan Hukum Ungkapkan 10 Maklumat Kepemimpinan Membumi
58 hari lalu
Guru Besar 21 PTN Berbadan Hukum Ungkapkan 10 Maklumat Kepemimpinan Membumi
Pertemuan ini menegaskan komitmen untuk meningkatkan kepemimpinan para guru besar dengan membumikan kepemimpinan akademik. Pimpinan Majelis Dewan Guru Besar PTNBH, Andi Pangerang Moenta mengatakan, dalam pertemuan tersebut disampaikan poin-poin penting untuk melaksanakan Tri Dharma Perguruan tinggi (Pendidikan, Penelitian, dan Pengabdian Masyarakat).