Isu Penculikan Anak, Komnas PA: Polisi Jangan Cuma Bicara Itu Hoax

Reporter

Editor

Dwi Arjanto

Sabtu, 25 Maret 2017 16:38 WIB

Kombes Krishna Murti (kiri), bersama Orang tua korban penculikan anak, Dian Ekawati, di Polda Metro Jaya, 1 Maret 2016. Keempat pelaku penculikan anak tersebut diamankan Senin malam, 29 Februari 2016. TEMPO/M Iqbal Ichsan

TEMPO.CO, Jakarta – Terkait dengan masih maraknya berita hoax penculikan anak yang kemudian organnya dijualbelikan, Ketua Komnas Perlindungan Anak Arist Merdeka Sirait berharap kepolisian tak tinggal diam. Dia ingin polisi tak hanya berbicara bahwa isu penjualan organ tubuh adalah hoax atau berita bohong.

Namun ia berharap polisi dengan kewenangannya juga mampu mengungkap kasus tersebut yang mungkin saja bisa terjadi.

"Saya berharap itu tidak terjadi. Tapi perlu diwaspadai, supaya predator-predator yang punya niat itu tidak leluasa. Bagaimanapun mereka harus kita kepung," ucap Arist di kantor Komnas Perlindungan Anak, Pasar Rebo, Jakarta Timur, Jumat, 24 Maret 2017.

Baca: Soal Penculikan dan Organ Dijual, Kapolri Tito: Itu Hoax, Tidak Benar

Pasalnya, sebelum isu penjualan organ tubuh heboh di Indonesia, pihaknya mendapatkan informasi adanya keberadaan iklan daftar harga organ tubuh di Malaysia dan Singapura.

Terlepas benar atau tidaknya isu penjualan organ tubuh, Arist tetap meminta masyarakat untuk tetap waspada. Karena, menurut dia, kejahatan penculikan dan penjualan organ tubuh itu sangat mungkin terjadi.

Arist berujar kejahatan penculikan dan penjualan organ tubuh dalam beberapa kasus di negara lain, seperti Nepal terbukti benar adanya. Anak-anak di Nepal dikirimkan ke beberapa negara seperti Jepang untuk dijual organ tubuhnya. Kasus itu terjadi lima tahun lalu dan sempat menjadi isu internasional.

Sedangkan, polisi menduga pelaku penyebaran video hoax penculikan anak secara sengaja menyebarkannya untuk menimbulkan ketakutan masyarakat.

Simak juga: Hoax Penculikan Anak, Polisi: Pelaku Penyebar Isu Terorganisir

Melihat pola penyebaran video penculikan itu, Kepala Kepolisian Resor Bangkalan Ajun Komisaris Besar Anisullah M. Ridha menduga kuat penyebaran video tersebut sudah direncanakan sedemikian rupa. "Untuk menyerang pemerintah, menciptakan opini publik seolah-olah pemerintah tidak berdaya dan tak bisa berbuat apa-apa," katanya, Jumat, 24 Maret 2017.

Agar masyarakat percaya, kata Anis, para penyebar memasukkan obrolan dalam video itu dengan bahasa daerah di wilayah yang disebarkan. Misalnya akan disebar ke Madura, maka obrolan dalam video pakai bahasa Madura, bila disebarkan ke Aceh pakai bahasa Aceh.

Termasuk juga muncul video serupa versi bahasa daerah Papua. "Saya yakin ini setting-an, sudah dirancang, adanya obrolan bahasa daerah menunjukkan pelaku niat banget," ujarnya.

DENIS RIANTIZA | MUSTHOFA BISRI

Berita terkait

AirNav Indonesia Pastikan Kabar Pesawat Jatuh di Perairan Bengga NTT Hoax

12 hari lalu

AirNav Indonesia Pastikan Kabar Pesawat Jatuh di Perairan Bengga NTT Hoax

AirNav Indonesia memastikan kabar adanya pesawat terbang rendah yang jatuh di perairan Bengga Nagekeo yang tersebar luas adalah tidak benar alias hoax

Baca Selengkapnya

Video Viral Penangkapan Paksa Istri Anggota TNI yang Laporkan Suami Selingkuh, Polda Bali: Hoax

19 hari lalu

Video Viral Penangkapan Paksa Istri Anggota TNI yang Laporkan Suami Selingkuh, Polda Bali: Hoax

Polda Bali buka suara perihal penangkapan paksa istri anggota TNI yang mempunyai anak usia 1,5 tahun dan menyusui di sel tahanan.

Baca Selengkapnya

Beredar Video Dampak Gempa di Pulau Bawean, BMKG: Hoax

43 hari lalu

Beredar Video Dampak Gempa di Pulau Bawean, BMKG: Hoax

BMKG menyatakan bahwa video tersebut bukan dampak dari gempa magnitudo 6,5 di Laut Jawa pada Jumat sore.

Baca Selengkapnya

Apresiasi MK Hapus Pidana Berita Bohong, ICJR: Jaminan Hak Kebebasan Berekspresi dan Berpendapat

43 hari lalu

Apresiasi MK Hapus Pidana Berita Bohong, ICJR: Jaminan Hak Kebebasan Berekspresi dan Berpendapat

Institute for Criminal Justice Reform (ICJR) mengapresiasi putusan Mahkamah Konstitusi yang menghapus pidana berita bohong.

Baca Selengkapnya

Sederet Kontroversi Ratna Sarumpaet, Terbaru Keluar Pakai Mobil saat Perayaan Nyepi di Bali

53 hari lalu

Sederet Kontroversi Ratna Sarumpaet, Terbaru Keluar Pakai Mobil saat Perayaan Nyepi di Bali

Ratna Sarumpaet kembali menjadi perbincangan publik lantaran aksinya keluar rumah dengan mobil saat perayaan Nyepi di Bali.

Baca Selengkapnya

Cegah Termakan Hoax Soal Infertilitas, Edukasi Diri dengan Informasi Penting Ini

57 hari lalu

Cegah Termakan Hoax Soal Infertilitas, Edukasi Diri dengan Informasi Penting Ini

Pakar fertilitas dari RSCM ingatkan pentingnya edukasi diri soal kesuburan agar tercegah termakan isu hoax soal infertilitas.

Baca Selengkapnya

Le Minerale Jadi Korban Persaingan Bisnis Tak Etis

5 Maret 2024

Le Minerale Jadi Korban Persaingan Bisnis Tak Etis

Le Minerale dapat menangkis berbagai serangan terkait keamanan dan mutu produknya dengan menggambarkan ketaatan perusahaan

Baca Selengkapnya

Produsen yang Dirugikan oleh Hoaks Influencer Bisa Tempuh Jalur Hukum

5 Maret 2024

Produsen yang Dirugikan oleh Hoaks Influencer Bisa Tempuh Jalur Hukum

Upaya terus-menerus dari sejumlah pihak untuk memojokkan Le Minerale sejatinya tak lebih dari persaingan bisnis yang tidak etis.

Baca Selengkapnya

Influencer Pembuat Konten Penyebar Hoaks Bisa Dibawa ke Ranah Hukum

5 Maret 2024

Influencer Pembuat Konten Penyebar Hoaks Bisa Dibawa ke Ranah Hukum

Masyarakat diminta agar selalu bersikap cermat dan bijak di jagad maya

Baca Selengkapnya

Disebut Bisa Melunasi Utang Pinjol, YLKI: Tidak Benar

26 Januari 2024

Disebut Bisa Melunasi Utang Pinjol, YLKI: Tidak Benar

YLKI meminta masyarakat untuk tidak termakan terhadap berita hoax tentang pelunasan utang pinjol.

Baca Selengkapnya