Beda Kebiasaan, Kalimantan Selatan Kesulitan Tetapkan Hutan Adat  

Reporter

Sabtu, 25 Maret 2017 14:09 WIB

Ilustrasi - Hutan (Mengapa Kita Butuh Hutan?). dok. KOMUNIKA ONLINE

TEMPO.CO, Martapura - Kepala Dinas Kehutanan Kalimantan Selatan Hanif Faisol Nurofiq mengaku kesulitan menetapkan hutan adat atau tanah ulayat. Kebijakan pemerintah itu terbentur kebiasaan masyarakat adat di Provinsi Kalimantan Selatan.

Menurut Hanif, syarat utama penetapan hutan adat adalah tanah harus milik komunal masyarakat adat, bukan kepemilikan pribadi walaupun sudah bermukim turun-temurun. ”Di Kalimantan Selatan tidak ada tanah komunal,” kata Hanif seusai peringatan Hari Bakti Rimbawan di Taman Hutan Rakyat Sultan Adam, Kecamatan Karang Intan, Kabupaten Banjar, Sabtu, 25 Maret 2017.

Baca:
Empat Kementerian Selesaikan Masalah Hutan Adat
Menteri Siti Siapkan Strategi Penyelesaian Hutan

Menurut Hanif, warga adat Kalimantan Selatan biasa berladang berpindah secara pribadi. Jadi ketika tanah itu sudah digunakan si A, orang akan mengingat tanah itu selamanya milik si A. “Saat orang lain mau menggarap (tanah), enggak bisa.”

Sebab itu, ia berusaha membuat aturan dengan konsep kepemilikan hutan dalam bentuk lain. Di antaranya hutan desa, hutan kemasyarakatan, hutan kemitraan, dan hutan tanaman rakyat yang bermuara terhadap kesejahteraan masyarakat adat. “Regulasi ini mendekati hutan adat. Kalau memang hutan adat enggak ada, jangan diada-adakan.”

Hanif mengklaim strategi ini solusi jitu di tengah upaya masyarakat adat Dayak Meratus yang menuntut pengakuan hutan adat. Sebab, kata dia, masyarakat adat tidak bisa memaksakan kehendak yang kontradiktif atas fakta di lapangan. Ia khawatir jika memaksakan konsep masyarakat adat dipaksakan ada akan muncul raja-raja kecil.

Baca juga:
Masuk 4 Besar Survei Indo Barometer, Dedi Mulyadi Bersyukur
Rieke Diah Usulkan Proyek Kereta Cepat Dihentikan

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya mengatakan masyarakat adat di Kalimantan Selatan mesti sukses mengelola konsep kehutanan sosial. Menurut Siti, hutan sosial merupakan keinginan Presiden Joko Widodo agar masyarakat adat bisa mengakses hutan sebagai ladang berbisnis dengan pola manajemen selevel korporasi.

“Presiden minta kami tidak lagi dinilai memihak korporat, tapi harus betul-betul untuk rakyat, dikasih ke rakyat,” kata Siti Nurbaya. Ia meminta para rimbawan dan kelompok kerja hutan sosial mempercepat implementasi itu demi mendongkrak kesejahteraan warga adat. Ia menuturkan penetapan hutan adat memang baru sekitar 13 ribu hektare, dan 56 ribu hektare lainnya sedang proses verifikasi.

DIANANTA P. SUMEDI

Berita terkait

Rimbawan Muda: Debat Cawapres Gagal Elaborasi Partisipasi Masyarakat Adat

23 Januari 2024

Rimbawan Muda: Debat Cawapres Gagal Elaborasi Partisipasi Masyarakat Adat

Debat cawapres 2024 kedua dinilai Rimbawan Muda Indonesia (RMI) gagal memahami aspek tata kelola kehutanan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Ketua PKK Kalsel Lanjutkan Program Prioritas

3 November 2021

Ketua PKK Kalsel Lanjutkan Program Prioritas

Mendagri meminta Gubernur Kalsel, agar dapat mendukung kegiatan PKK untuk menuntaskan stunting, meningkatkan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat, serta penanganan pandemi.

Baca Selengkapnya

Gencarkan Vaksinasi di Kalsel, Paman Birin Blusukan ke Desa

18 Oktober 2021

Gencarkan Vaksinasi di Kalsel, Paman Birin Blusukan ke Desa

Jumlah penerima vaksin di Kalsel melampaui target, tembus diangka 67.510 orang dari target awal minimal 10 ribu.

Baca Selengkapnya

Targetkan 12 Juta Hektar Hutan Sosial, Ini Tantangan Jokowi

30 Oktober 2017

Targetkan 12 Juta Hektar Hutan Sosial, Ini Tantangan Jokowi

Siti Nurbaya mengatakan ada berbagai alasan kenapa mengejar target 12,7 juta hektar hutan sosial sesuai Nawa Cita bukanlah kerja yang ringan.

Baca Selengkapnya

Kampanye Makan Ikan, KKP Gandeng Santri Kalimantan Selatan

26 September 2017

Kampanye Makan Ikan, KKP Gandeng Santri Kalimantan Selatan

BKIPM merangkul kalangan santri di Pondok Pesantren Darussalam, Kota Martapura, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan.

Baca Selengkapnya

KLHK Akan Mengelola Hutan dengan Wirausaha

23 Agustus 2017

KLHK Akan Mengelola Hutan dengan Wirausaha

Menteri LHK Siti Nurbaya Bakar upaya itu tetap mengacu pada prinsip pembangunan dan kelestarian.

Baca Selengkapnya

Walhi: Tak Heran Harimau Sering Masuk Kampung, Sebabnya...

16 Agustus 2017

Walhi: Tak Heran Harimau Sering Masuk Kampung, Sebabnya...

WALHI menyoroti tumpang tindih kebijakan kawasan hutan dan aktivitas pertambangan berikut dampaknya bagi masyarakat.

Baca Selengkapnya

Jokowi Tegur KLHK: Pengelolaan Hutan Jangan Berorientasi Proyek  

2 Agustus 2017

Jokowi Tegur KLHK: Pengelolaan Hutan Jangan Berorientasi Proyek  

Jokowi ingin pengelolaan hutan dilakukan dengan menerapkan terobosan sehingga bisa mendukung perekonomian warga sekitar dan ekonomi nasional.

Baca Selengkapnya

Pemindahan Ibu Kota, Kalsel Tawarkan Tanah Bumbu dan Kotabaru

13 Juli 2017

Pemindahan Ibu Kota, Kalsel Tawarkan Tanah Bumbu dan Kotabaru

Terkait dengan pemindahan ibu kota, Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan mengusulkan Kabupaten Tanah Bumbu dan Kotabaru.

Baca Selengkapnya

Selain Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan Siap Jadi Ibu Kota

10 Juli 2017

Selain Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan Siap Jadi Ibu Kota

Menurut Abdul Haris, Presiden Joko Widodo dan Gubernur Kalimantan Selatan Sahbirin Noor, sudah saling singgung wacana pemindahan ibu kota.

Baca Selengkapnya