Warga mencari remis laut di pasir Pantai Cipatujah, Desa Cipatujah,Tasikmalaya, Jawa Barat, (2/2). Kawasan pantai wisata ini menjadi salah satu yang terbebas dari eksploitasi tambang pasir besi di pesisir selatan Tasikmalaya. TEMPO/Prima Mulia
TEMPO.CO, Bandung - Gempa tektonik bermagnitudo 4,9 mengguncang Tasikmalaya, Jawa Barat, dan sekitarnya. Lindu terjadi Kamis, 23 Maret 2017, pukul 21.35. Meski bersumber di laut, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat gempa itu tak berpotensi menghasilkan tsunami.
Kepala Bidang Informasi Gempa Bumi dan Peringatan Dini Tsunami BMKG Daryono mengatakan pusat gempa terletak pada 8,16 Lintang Selatan dan 107,87 Bujur Timur. Jaraknya, 99 kilometer arah barat daya Kota Tasikmalaya pada kedalaman 46 kilometer.
"Tepatnya di cekungan busur muka (fore arc basin) Samudra Hindia di selatan Jawa Barat," katanya, Kamis, 23 Maret 2017.
Dampak berupa guncangan terasa di Cimari, Bangbayang, Pameutingan, Karanganyar, Kelapagenep, Cijulang, Singaparta, Tasikmalaya, dan Garut. Skala intensitas II versi BMKG (II-III MMI).
Gempa tersebut tergolong berkedalaman dangkal dan terjadi akibat aktivitas subduksi lempeng. Lempeng Indo-Australia yang menunjam ke bawah Lempeng Eurasia dengan laju 70 milimeter per tahun itu mengalami deformasi atau patahan batuan. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan gempa bumi ini dipicu penyesaran naik (thrust fault).