Teten: Aksi Itu Hak, Cuma Jangan Nyemen Kaki, Itu Membahayakan

Reporter

Rabu, 22 Maret 2017 07:41 WIB

Teten Masduki saat dilantik menjadi Kepala Staf Presiden di Istana Negara, Jakarta, 2 September 2015. Teten Masduki menggantikan Luhut Binsar Pandjaitan yang saat ini menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan. TEMPO/Subekti

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Kantor Staf Kepresidenan Teten Masduki menyatakan duka cita atas meninggalnya Patmi, peserta aksi semen kaki petani yang menolak keberadaan pabrik semen di Rembang Jawa Tengah. Meski kemungkinan besar penyebab kematian pengunjuk rasa tersebut karena serangan jantung, Teten mengimbau ke depannya penyampaian pendapat dilakukan dengan tak mengambil risiko keselamatan.

"Kalau aksi itu hak demokrasi, cuma jangan nyemen lagilah, itukan membahayakan kesehatan," kata Teten di Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa malam 21 Maret 2017.


Baca berita lainnya: 10 Kode dan Sandi dalam Kasus-kasus Korupsi

Patmi, yang usianya sekitar 40 tahun, meninggal dunia beberapa jam setelah melakukan aksi semen kaki pada Senin 20 Maret 2017. Sebetulnya telah ada perwakilan petani yang diterima Teten Masduki. Usai pertemuan, ada petani yang tetap melanjutkan aksi semen kaki, ada pula yang pulang ke kampung halamannya, termasuk Patmi. Namun pada Selasa dini hari saat di YLBHI, Patmi mengeluh kurang enak badan. Dia kejang-kejang dan muntah. Patmi sempat dilarikan ke Rumah Sakit Sint Carolus Salemba. Namun nyawanya tak bisa diselamatkan sebelum sampai di rumah sakit.

Sementara itu, dokter menduga penyebab kematian Patmi karena serangan jantung. Dokter spesialis saraf Yuda Turana menilai aksi pasung kaki dengan semen itu bisa berakibat pada kerusakan jaringan kulit dan mengganggu aliran darah. "Kaki di semen akan mengganggu kesehatan kulit dan oksigenasi ke kulit juga dan memperlambat aliran darah ke kaki," kata dia saat dihubungi Tempo, Selasa, 21 Maret 2017.

Bahkan, kata Yuda, pemakaian semen yang terlalu rekat bisa berdampak pada kerusakan atau kematian jaringan. "Kalau pas disemen kakinya masih bergerak-gerak, artinya ada rongga sehingga semennya tidak terlalu mencengkeram kaki. Itu tidak masalah," tutur dia.

Yuda berpendapat efek itu hanya akan terjadi pada area kulit kaki dan tidak akan menjalar ke mana-mana. "Kemungkinan kerusakan jaringan ada, itu yang paling mungkin, apakah pembekuan itu bisa menjadi sumber koagulasi sehingga menyebabkan stroke atau penyakit apa saya rasa terlalu jauh," ucapnya.


Baca berita lainnya: KPAI Minta Masyarakat Tak Membesar-besarkan Isu Penculikan Anak

Dokter spesialis ortopedi Briliantono sependapat dengan Yuda. Menurut dia, aksi pasung kaki dengan semen hanya akan berdampak jika semen mengenai kulit saja. Jika kulit tak bersentuhan langsung dengan semen, kata dia, tidak berpengaruh. "Nggak ada masalah, sama saja kamu patah tulang di gips seminggu dua minggu sebulan, ya nggak apa-apa," kata pria yang akrab disapa Tony ini.

Tony mengatakan efek paling parah yang bisa terjadi jika semen mengenai kulit adalah melepuh dan keras. "Kalau kena kulit, kulitnya melepuh, kan semennya nempel. Kalau ada kontak langsung ya paling parah kalau kena kulit, kulitnya keras," dia menjelaskan.

AMIRULLAH SUHADA | MAYA AYU PUSPITASARI

Berita terkait

Demonstran Pro-Palestina dan Polisi Bentrok di Kampus AS, Ratusan Mahasiswa Ditangkap

2 hari lalu

Demonstran Pro-Palestina dan Polisi Bentrok di Kampus AS, Ratusan Mahasiswa Ditangkap

Unjuk rasa pro-Palestina di kampus Amerika Serikat berujung rusuh antara polisi dan demonstran.

Baca Selengkapnya

Tak Ada Pembatasan Operasi Warung Madura, Teten: Semua Perda harus Berpihak pada UMKM

4 hari lalu

Tak Ada Pembatasan Operasi Warung Madura, Teten: Semua Perda harus Berpihak pada UMKM

Kemenkop UKM pastikan tidak ada yang membatasi jam operasi warung atau toko klontong milik masyarakat seperti warung Madura.

Baca Selengkapnya

Gelombang Protes Kampus Pro-Palestina di Amerika Serikat Direpresi Aparat, Dosen Pun Kena Bogem

8 hari lalu

Gelombang Protes Kampus Pro-Palestina di Amerika Serikat Direpresi Aparat, Dosen Pun Kena Bogem

Polisi Amerika Serikat secara brutal menangkap para mahasiswa dan dosen di sejumlah universitas yang menentang genosida Israel di Gaza

Baca Selengkapnya

Mahasiswa Adukan Universitas Columbia Soal Represi Demo Pro-Palestina

9 hari lalu

Mahasiswa Adukan Universitas Columbia Soal Represi Demo Pro-Palestina

Mahasiswa Universitas Columbia mengajukan pengaduan terhadap universitas di New York itu atas tuduhan diskriminasi dalam protes pro-Palestina

Baca Selengkapnya

Gelombang Protes Dukung Palestina Menyebar di Kampus Bergengsi di AS

9 hari lalu

Gelombang Protes Dukung Palestina Menyebar di Kampus Bergengsi di AS

Mahasiswa di sejumlah kampus bergengsi di Amerika Serikat menggelar protes untuk menyatakan dukungan membela Palestina.

Baca Selengkapnya

Google Kembali Melakukan PHK, Ini Alasannya

15 hari lalu

Google Kembali Melakukan PHK, Ini Alasannya

Dalam beberapa bulan terakhir Google telah melakukan PHK sebanyak 3 kali, kali ini berdampak pada 28 karyawan yang melakukan aksi protes.

Baca Selengkapnya

Eks Danjen Kopassus Soenarko hingga Din Syamsuddin Hadiri Demo di MK Jelang Putusan Sengketa Pilpres

16 hari lalu

Eks Danjen Kopassus Soenarko hingga Din Syamsuddin Hadiri Demo di MK Jelang Putusan Sengketa Pilpres

Din Syamsuddin dan eks Danjen Kopassus, Soenarko, turut hadir di unjuk rasa jelang putusan MK soal sengketa Pilpres 2024

Baca Selengkapnya

Polisi Kerahkan 2.713 Personel Jaga Demo Jelang Putusan Gugatan Pilpres di MK

16 hari lalu

Polisi Kerahkan 2.713 Personel Jaga Demo Jelang Putusan Gugatan Pilpres di MK

2.713 personel gabungan dikerahkan untuk menjaga demonstrasi di depan Gedung Mahkamah Konstitusi (MK) jelang putusan sengketa Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Jelang Demo Gugatan Pilpres di Gedung MK, Jalan Medan Merdeka Barat Ditutup

16 hari lalu

Jelang Demo Gugatan Pilpres di Gedung MK, Jalan Medan Merdeka Barat Ditutup

Polisi mulai menutup Jalan Medan Merdeka Barat menyusul rencana demonstrasi jelang sidang putusan sengketa Pilpres 2024 di Mahkamah Konstitusi (MK).

Baca Selengkapnya

Prabowo Minta Demo di Depan Gedung MK Dibatalkan, Haris Rusli: Beliau Khawatir Ada Gesekan dan Benturan Sosial

16 hari lalu

Prabowo Minta Demo di Depan Gedung MK Dibatalkan, Haris Rusli: Beliau Khawatir Ada Gesekan dan Benturan Sosial

Komandan Tim Kampanye Nasional bidang relawan Haris Rusli Moti menyatakan, Prabowo meminta penghentian aksi damai di depan gedung MK

Baca Selengkapnya