Wakil Ketua DPR, Fadli Zon menjawab pertanyaan awak media di Gedung Nusantara III, Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat, 28 Juni 2016. Ia menyampaikan permintaan maaf jika ada kesalahan terkait kunjungan putrinya, Shafa Sabila Fadli ke Amerika Serikat. TEMPO/Dhemas Reviyanto
TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Fadli Zon menduga ada yang mencari-cari kesalahannya terkait dengan urusan pajak. Hal ini muncul setelah dia ikut dalam Aksi Bela Islam pada 4 November 2016.
"Saya kira itu dicari-cari karena alasan politik aja setelah saya menghadiri 411," katanya di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa, 21 Maret 2017.
Namun Fadli mengaku tidak tahu pihak mana yang sedang mencari-cari kesalahannya. "Ada pihak-pihak tertentu. Ada invincible hand," ucapnya.
Fadli menjelaskan, dia tidak pernah memiliki masalah dengan pajak. Ia pun mempersilakan siapa pun untuk mengecek kebenarannya. "Periksa saja. Periksa pajak saya," ujarnya.
Politikus Partai Gerakan Indonesia Raya ini mengklaim sebagai pribadi yang taat pajak. Ia juga mengaku telah melaporkan harta kekayaannya ke Komisi Pemberantasan Korupsi. "Enggak ada yang ditutup-tutupi," tuturnya.
Dalam sidang suap pajak dengan terdakwa Direktur PT EK Prima Ekspor Indonesia Ramapanicker Rajamohanan Nair di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta, Senin, 20 Maret 2017, nama Fadli Zon, Fahri Hamzah, Eggi Sudjana, dan artis Syahrini tercantum dalam nota dinas Kepala Subdirektorat Permulaan Direktorat Jenderal Pajak Handang Soekarno, yang juga terdakwa kasus suap pajak.
Fadli membantah terkait dengan kasus itu. Ia juga mengaku tidak kenal dengan kedua tersangka. Meski namanya disebut-sebut, ia enggan menindaklanjutinya. "Kan, tidak dilanjutkan, apa urusannya. Cuma disebut," tuturnya. Ia pun meminta penegak hukum berfokus pada kasus.