Keseharian Demo Para Petani Kendeng, Suara Aksi Semen Kaki  

Reporter

Minggu, 19 Maret 2017 14:07 WIB

Petani Pegunungan Kendeng memasung kakinya dengan semen saat menggelar aksi di depan Istana Merdeka, Jakarta, 14 Maret 2017. Izin pembangunan dan pertambangan pabrik PT Semen Indonesia diterbitkan kembali oleh Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. TEMPO/Amston Probel

TEMPO.CO, Jakarta - Sudah sepekan lamanya para petani asal Kendeng, penolak pembangunan pabrik Semen Indonesia di Rembang melakukan aksi menyemen kaki mereka di depan Istana Kepresidenan. Mereka tidak akan pulang sebelum bertemu Presiden Joko Widodo untuk menyampaikan persoalannya.

Pada hari pertama, Senin, 13 Maret 2017, aksi #dipasungsemen2 ini diikuti 10 petani Kendeng. Aksi tersebut dilakukan setiap hari hingga Jumat lalu, 17 Maret 2017, warga berdatangan hingga mencapai 50an orang baik perempuan dan laki-laki yang kakinya dipasung dengan semen atau dicor semen hingga mengeras itu.

Baca juga:
Aksi Semen Kaki, Petani Tak Mau Pulang Sebelum Ketemu Jokowi

Para peserta aksi berdatangan sejak sekitar pukul 14.30. Mereka diangkut dengan mobil pikap, karena kedua kaki mereka yang sudah lebih dahulu disemen. Aksi unjuk rasa itu hanya digelar hingga pukul 17.00.

Aksi itu didukung sejumlah lembaga swadaya publik seperti Komisi Nasional untuk HAM, Komnas Anti Kekerasan terhadap Perempuan, dan Lembaga Bantuan Hukum (LBH). Tanpa melepas semen di kaki, para petani Kendeng itu bermalam di Gedung LBH, Menteng, dan sejumlah wisma.

Baca pula:
Curhat Petani Kendeng dalam Aksi Semen Kaki di Depan Istana

Selama aksi, mereka menginap di kantor Lembaga Bantuan Hukum Jakarta yang juga kantor Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) di Jakarta Pusat. Mereka tak berunjuk rasa pada Sabtu dan Minggu. Mereka seharian berada di LBH Jakarta pada Sabtu kemarin, 18 Maret 2017.

Para petani perempuan yang kakinya dipasung semen menempati dua ruangan di kantor itu, yakni ruang Mochtar Lubis dan PK Ojong. Sedangkan para pria berselonjor atau duduk dengan kursi di ruang tengah.

Mereka tetap bisa makan, tidur, dan ke kamar mandi. Mereka dibantu para warga Kendeng yang tak menyemen kakinya. Ada pula beberapa anggota dari berbagai komunitas yang peduli kepada mereka turut membantu pula.

Misalnya, ketika Sumarmiyatun hendak ke kamar mandi. Tiga orang akan membantunya naik ke alat pengangkut yang dilengkapi roda dan mengantarnya ke kamar mandi. Sumarmiyatun berasal dari Rembang. Dia termasuk warga yang menyusul ke Jakarta. Dia datang hari Jumat pagi dan siangnya, kakinya dipasung di depan istana. Untuk sementara waktu, Sumarmiyatun meninggalkan pekerjaannya sebagai petani. Dia menitipkan pekerjaannya ke suaminya di kampung.

Kelompok musik Marjinal kemarin menghibur para warga Kendeng ini sekitar empat jam lamanya, lewat musik mereka. Mike, sang vokalis, tak lupa menyanyikan lagu ciptaan mereka buat para warga Kendeng, Kartini-Kartini Rembang Pasti Menang.

"Iya, artinya bahwa silaturasa, ini yang bisa kami lakukan saat ini," ujar Mike. Dia menjelaskan kegiatan dipasung semen ini berarti aktivitas kehidupan yang ingin dimusnahkan. "Semen ini sebenarnya sebagai bahasa protes," katanya, lagi.

Mike menganggap pilihan warga yang menyemen kakinya sangat radikal dan total. "Mereka juga tidak mau melakukan ini, tapi ini bentuk perjuangan atas kepedulian mereka terhadap lingkungan dan tanah air, terhadap pabrik semen yang akan berdiri," kata dia.

Mike berujar pemerintah lebih menyokong investor dengan berbagai proyeknya. Termasuk dengan membangun pabrik semen dan menghancurkan rumah-rumah anak manusia. Padahal, ujar dia, warga ini cuma mau jadi petani dan hasil pertaniannya juga menghidupi orang-orang kota. "Kami berharap pemerintah lebih arif, bijaksana, open minded, punya jiwa nasionalisme, dan kebangsaan yang kuat. Tolak pabrik semen," kata dia.

Karyadi yang tengah dipasung juga turut membacakan karyanya di acara hiburan kemarin. "Negara opo iki? Negoro kok rakyate digawe sengsoro, digawe cengkrah karo sedulure dewe.. (Negara apa ini? Negara kok rakyatnya dibuat sengara, dibuat bercerai berai dengan saudaranya sendiri)," ujar pria 41 tahun asal Pati itu.

REZKI ALVIONITASARI I ARKHALEUS W. I S. DIAN ANDRYANTO

Berita terkait

Gelombang Protes Kampus Pro-Palestina di Amerika Serikat Direpresi Aparat, Dosen Pun Kena Bogem

6 hari lalu

Gelombang Protes Kampus Pro-Palestina di Amerika Serikat Direpresi Aparat, Dosen Pun Kena Bogem

Polisi Amerika Serikat secara brutal menangkap para mahasiswa dan dosen di sejumlah universitas yang menentang genosida Israel di Gaza

Baca Selengkapnya

Mahasiswa Adukan Universitas Columbia Soal Represi Demo Pro-Palestina

6 hari lalu

Mahasiswa Adukan Universitas Columbia Soal Represi Demo Pro-Palestina

Mahasiswa Universitas Columbia mengajukan pengaduan terhadap universitas di New York itu atas tuduhan diskriminasi dalam protes pro-Palestina

Baca Selengkapnya

Gelombang Protes Dukung Palestina Menyebar di Kampus Bergengsi di AS

7 hari lalu

Gelombang Protes Dukung Palestina Menyebar di Kampus Bergengsi di AS

Mahasiswa di sejumlah kampus bergengsi di Amerika Serikat menggelar protes untuk menyatakan dukungan membela Palestina.

Baca Selengkapnya

Google Kembali Melakukan PHK, Ini Alasannya

13 hari lalu

Google Kembali Melakukan PHK, Ini Alasannya

Dalam beberapa bulan terakhir Google telah melakukan PHK sebanyak 3 kali, kali ini berdampak pada 28 karyawan yang melakukan aksi protes.

Baca Selengkapnya

Eks Danjen Kopassus Soenarko hingga Din Syamsuddin Hadiri Demo di MK Jelang Putusan Sengketa Pilpres

13 hari lalu

Eks Danjen Kopassus Soenarko hingga Din Syamsuddin Hadiri Demo di MK Jelang Putusan Sengketa Pilpres

Din Syamsuddin dan eks Danjen Kopassus, Soenarko, turut hadir di unjuk rasa jelang putusan MK soal sengketa Pilpres 2024

Baca Selengkapnya

Polisi Kerahkan 2.713 Personel Jaga Demo Jelang Putusan Gugatan Pilpres di MK

13 hari lalu

Polisi Kerahkan 2.713 Personel Jaga Demo Jelang Putusan Gugatan Pilpres di MK

2.713 personel gabungan dikerahkan untuk menjaga demonstrasi di depan Gedung Mahkamah Konstitusi (MK) jelang putusan sengketa Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Jelang Demo Gugatan Pilpres di Gedung MK, Jalan Medan Merdeka Barat Ditutup

13 hari lalu

Jelang Demo Gugatan Pilpres di Gedung MK, Jalan Medan Merdeka Barat Ditutup

Polisi mulai menutup Jalan Medan Merdeka Barat menyusul rencana demonstrasi jelang sidang putusan sengketa Pilpres 2024 di Mahkamah Konstitusi (MK).

Baca Selengkapnya

Prabowo Minta Demo di Depan Gedung MK Dibatalkan, Haris Rusli: Beliau Khawatir Ada Gesekan dan Benturan Sosial

13 hari lalu

Prabowo Minta Demo di Depan Gedung MK Dibatalkan, Haris Rusli: Beliau Khawatir Ada Gesekan dan Benturan Sosial

Komandan Tim Kampanye Nasional bidang relawan Haris Rusli Moti menyatakan, Prabowo meminta penghentian aksi damai di depan gedung MK

Baca Selengkapnya

Suasana Gedung KPU Sehari Setelah Penetapan Hasil Pemilu: Jalan Sudah Dibuka, Tak Ada Demo

42 hari lalu

Suasana Gedung KPU Sehari Setelah Penetapan Hasil Pemilu: Jalan Sudah Dibuka, Tak Ada Demo

Begini suasana di kawasan Gedung KPU RI sehari setelah penetapan hasil Pemilu 2024.

Baca Selengkapnya

Profil Din Syamsuddin Pengerak Demonstrasi Kecurangan Pemilu 2024

42 hari lalu

Profil Din Syamsuddin Pengerak Demonstrasi Kecurangan Pemilu 2024

Din Syamsuddin menjadi salah satu tokoh penggerak aksi unjuk rasa menolak pemilu curang

Baca Selengkapnya