Ombudsman Jateng: Aturan Seleksi Aparat Desa Menimbulkan Pungli

Reporter

Sabtu, 11 Maret 2017 05:35 WIB

Sejumlah kepala desa melakukan aksi unjuk rasa dengan menutup jalan Medan Merdeka Utara di depan Istana Merdeka, Jakarta, 27 Mei 2015. Tempo/ Aditia Noviansyah

TEMPO.CO, Semarang - Ombudsman Republik Indonesia atau ORI Kantor Perwakilan Jawa Tengah menilai sejumlah peraturan tentang perekrutan aparatur tingkat desa yang diteken kepala daerah menimbulkan pungutan liar. Lembaga pengontrol kebijakan pemerintahan dan layanan publik itu menemukan nilai pungutan untuk mendaftarkan diri sebagai aparatur desa seperti kepala urusan dan kepala seksi di tingkat desa mencapai ratusan juta.

"Nilai yang ditentukan setiap desa beragam, mulai Rp 65 juta hingga lebih dari Rp 100 juta," kata Pelaksana Tugas Kepala Ombudsman RI Kantor Perwakilan Jateng, Sabarudin Hulu, Jumat 10 Maret 2017.

Baca juga:
Pungli BPMPT Bandung, Ombudsman: Standar ...

Ia menyebutkan hasil pengaduan masyarakat yang ditindak lanjuti dengan investigasi ke daerah menunjukan Peraturan Bupati yang digunakan untuk mengacu peraturan desa atau Perdes, menyebutkan anggaran perekrutan dibebankan ke dana desa, jika tak cukup dicarikan dari sumber lain yang sah. “Nah aturan itu menimbulkan penyimpangan dalam bentuk pungutan liar,” kata Sabarudin.

Catatanya di sejumlah desa yang ia telusuri di Kabupaten Pati dan Pemalang menyebutkan dana pungutan untuk pencalonan di setiap desa itu terkumpul hingga Rp 375 juta. Sedangkan biaya operasional proses pencalonan hanya 75 juta.

Baca pula:
Ombudsman: Kepolisian Paling Banyak Diadukan

Anehnya, sisa uang pungutan dari para calon aparatur desa itu ada yang digunakan untuk membangun kantor kepala desa yang sebenarnya sudah dianggarkan dari anggran belanja desa yan diberikan pemerintah pusat. "Pertangung jawabannya tak jelas dan cenderung jadi lahan korupsi,” kata Sabarudin menjelaskan.

Menurut Sabarudin jika dikumolatifkan, nilai pungutan dari semua desa yang mengeglar perekrutan aparatur itu pasti tinggi. Meski tak mencatat detail jumlah desa di Jateng yang merekrut aparat, dipastikan setiap desa mendapat dana kelebihan biaya yang dipungut dari calon mencapai Rp 300 jutaan.

Anggota Komisi Hukum dan Peraturan Daerah, DPRD Jateng, Benny Karnadi menyatakan pratik pungli dalam proses perekrutan apartur desa itu menjadi proses demokratisasi yang semu. "Negara memberikan fasilitas demokrasi termasuk di desa. Ini menjadi kekhawatiran dan harus perubahan perbub agar lebih tegas menghindari pungutan,” kata Benny Karnadi.

Menurut dia, pungutan liar perekrutan aparatur desa itu berefek pada produk aparat desa menjadi pelaku pungli baru. "Artinya negara membiarkan peluang aparat tingkat desa jadi pelaku pungli," katanya.

Ia menilai proses perekrutan aparat desa yang terjadi di kabupaten itu menunjukan demokrasi hanya milik orang yang punya uang, bukan mereka yang punya kualitas sumber daya. "Pelanggaran hak mencalonkan diri terpaksa dibatasi oleh aturan yang tak sesuai kondisi warga negara. Jadi aturan lebih sempit," kata Benny.

EDI FAISOL

Simak:
KPK Sambut Baik LPSK Berikan Perlindungan Saksi E-KTP

Berita terkait

10 Makanan Khas Kota Semarang yang Wajib Dicoba: Yang Manis Hingga Asin

2 hari lalu

10 Makanan Khas Kota Semarang yang Wajib Dicoba: Yang Manis Hingga Asin

Wingko babat merupakan makanan tradisional dari area Kota Semarang. Kudapan dari parutan kelapa, tepung beras ketan dan gula ini cocok buat ngeteh.

Baca Selengkapnya

Berusia 477 Tahun, Berikut Sejarah Kota Semarang Hingga Peristiwa Pertempuran Lima Hari

3 hari lalu

Berusia 477 Tahun, Berikut Sejarah Kota Semarang Hingga Peristiwa Pertempuran Lima Hari

Sejarah Kota Semarang bermula pada abad ke-8 M, bagian dari kerajaan Mataram Kuno bernama Pragota, sekarang menjadi Bergota menjadi pelabuhan.

Baca Selengkapnya

Datang ke Semarang Jangan Lupa Beli 10 Oleh-oleh Khas Ini

16 hari lalu

Datang ke Semarang Jangan Lupa Beli 10 Oleh-oleh Khas Ini

Selain terkenal destinasi wisatanya, Semarang memiliki ikon oleh-oleh khas seperti wingko dan lumpia. Apa lagi?

Baca Selengkapnya

Sepekan Banjir Semarang, Sejumlah Kelurahan Masih Terendam

47 hari lalu

Sepekan Banjir Semarang, Sejumlah Kelurahan Masih Terendam

Sepekan setelah banjir Semarang, posko pengungsian sudah ditutup. Namun, masih ada genangan di beberapa kelurahan.

Baca Selengkapnya

Mengapa Banjir Selalu Jadi Problem di Semarang dan Pantura?

51 hari lalu

Mengapa Banjir Selalu Jadi Problem di Semarang dan Pantura?

Banjir selalu menjadi masalah di Indonesia. Namun, mengapa Jawa Tengah, terutama Semarang dan Pantura selalu dilanda banjir saban tahun?

Baca Selengkapnya

Polisi Selidiki Kasus Bapak Aniaya Anak hingga Tewas di Semarang

2 Januari 2024

Polisi Selidiki Kasus Bapak Aniaya Anak hingga Tewas di Semarang

Diduga penganiayaan itu dilakukan karena pelaku ingin melindungi anak laki-lakinya yang lain yang juga adik korban, JW, 18 tahun.

Baca Selengkapnya

Berkurangnya Wilayah Resapan Air Kota Semarang Berdampak pada Banjir Menahun

19 Desember 2023

Berkurangnya Wilayah Resapan Air Kota Semarang Berdampak pada Banjir Menahun

Rentetan banjir menggenangi Kota Semarang pada awal 2023.

Baca Selengkapnya

Daya Tarik Pantai Tirang, Lokasi, Harga Tiket, Rute dan Jam Bukanya

3 November 2023

Daya Tarik Pantai Tirang, Lokasi, Harga Tiket, Rute dan Jam Bukanya

Pantai Tirang di Semarang menawarkan keindahan alam yang memukau, pasir putih, dan beragam aktivitas seru.

Baca Selengkapnya

Proyek Baru Kereta Cepat Jakarta-Surabaya: Waktu Tempuh di Bawah 6 Jam

4 Oktober 2023

Proyek Baru Kereta Cepat Jakarta-Surabaya: Waktu Tempuh di Bawah 6 Jam

Proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya dikabarkan akan diluncurkan mulai 2024 mendatang. Apa saja yang menarik dari kereta cepat ini?

Baca Selengkapnya

Jenazah Ajudan Kapolda Kaltara Diotopsi di RS Bhayangkara Semarang

23 September 2023

Jenazah Ajudan Kapolda Kaltara Diotopsi di RS Bhayangkara Semarang

Jenazah ajudan Kapolda Kaltara Brigadir Setyo Herlambang dibawa ke RS sebelum diberangkatkan ke Kendal.

Baca Selengkapnya