Yayasan Scorpion: 90% Kebun Binatang Tak Sejahterakan Satwa

Reporter

Rabu, 8 Maret 2017 07:29 WIB

Jumpa Media dengan tajuk "Hari Hidupan Sedunia dan Urgensi Revisi UU Konservasi No. 5/ 1990". Foto: Mida Siragih

TEMPO.CO, Jakarta - Yayasan Scorpion mencatat lebih dari 90 persen kebun binatang di Indonesia tidak mampu memenuhi standar kesejahteraan satwa di dalamnya. Lembaga ini mendata atraksi keliling kampung dengan dalih pendidikan, ternyata menyiksa binatang.

“Hidupan liar di lembaga konservasi membutuhkan lebih dari sekadar makanan. Mereka harus diberikan peluang untuk berperilaku alami; terbebas dari rasa stres dan tertekan; bebas dari rasa sakit, luka, dan penyakit; bebas dari rasa tidak nyaman; serta bebas dari rasa lapar dan haus," kata Marison Guciano dari Yayasan Scorpion Indonesia pada Selasa, 7 Maret 2017.

Baca juga: Baru Terungkap, Gajah Liar Hanya Tidur 3 Jam Sehari

Pernyataan Marison disampaikan dalam konferensi pers memperingati Hari Hidupan Liar Sedunia 2017 di Jakarta. Turut hadir menjadi pembicara dalam acara itu Program Manager Wildlife Trade-Wildlife Conservation Society Indonesia Program (WCS-IP) Dwi Nugroho Adhiasto dan Pramita Indrarini dari perkumpulan Tambora Muda.

Tahun lalu, Yayasan Scorpion mengunggah video beruang madu di kebun binatang Bandung yang meminta makanan kepada pengunjung. Selain itu, satwa langka tersebut terlihat kurus.

Marison melanjutkan, video itu menjadi viral dan menjadi puncak gunung es dari persoalan rendahnya kesejahteraan hidupan liar di kebun binatang dan taman safari di Indonesia.

Dia menjelaskan, dalam satu dekade terakhir, ancaman terhadap hidupan liar semakin meningkat. Di satu sisi, hutan sebagai habitat hidupan liar semakin menyusut, sementara di sisi lain, kesejahteraan hidupan liar di berbagai lembaga konservasi ex situ, terutama kebun binatang dan taman safari, memperlihatkan kondisi yang memprihatinkan.

Marison mengatakan revisi Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya menjadi harapan akan terjaminnya hak-hak hidupan liar, seperti yang termaktub dalam 5 prinsip kesejahteraan satwa.

Generasi muda, kata dia, diharapkan menjadi garda terdepan untuk menjaga masa depan Indonesia sebagai pusat keanekaragaman hayati dunia dan negara yang memiliki tingkat endemisme tertinggi di dunia.

Tema Hari Hidupan Liar Sedunia 2017 adalah “Mendengarkan Suara Kaum Muda” (Listen to the Young Voices).

Simak juga: Kejagung dan Organisasi Konservasi Perangi Kejahatan Satwa

Pramita Indrarini mengatakan konservasionis muda adalah garda depan untuk perlindungan keanekaragaman hayati Indonesia.

"Karena keragaman adalah kekuatan Indonesia, kami berupaya menjadi wadah para pemuda Indonesia dari berbagai keahlian dan latar belakang untuk mengembangkan diri di bidang konservasi untuk kemudian melindungi biodiversitas Indonesia dengan berbagai cara," kata dia.

Saat ini, Tambora Muda juga mendukung dan mewadahi sinergi para pemuda Indonesia dengan beberapa aktivitas kerelawanan dalam melindungi keanekaragaman hayati di tanah air.

UNTUNG WIDYANTO

Berita terkait

Kebun Binatang Keluarga Lombok Wildlife Park, Ada Koleksi Satwa Membanggakan

20 Juni 2021

Kebun Binatang Keluarga Lombok Wildlife Park, Ada Koleksi Satwa Membanggakan

Kebun Binatang Lombok Wildlife Park memiliki 420 ekor satwa dari 62 jenis satwa.

Baca Selengkapnya

Delapan Gorila di San Diego Sembuh Dari Covid-19

16 Februari 2021

Delapan Gorila di San Diego Sembuh Dari Covid-19

Delapan gorila di Kebun Binatang San Diego telah pulih sepenuhnya setelah tertular Covid-19 bulan lalu.

Baca Selengkapnya

Kebun Binatang Ragunan Didatangi 150 Ribu Orang, Satwa Bisa Stres

19 Juni 2018

Kebun Binatang Ragunan Didatangi 150 Ribu Orang, Satwa Bisa Stres

Dokter hewan menyarankan Kebun Binatang Ragunan membatasi jumlah pengunjung agar satwa tidak stres.

Baca Selengkapnya

Penumpang Transjakarta Menuju Kebun Binatang Ragunan Meningkat

19 Juni 2018

Penumpang Transjakarta Menuju Kebun Binatang Ragunan Meningkat

PT Transjakarta mencatat jumlah penumpang bus Transjakarta rute Kebun Binatang Ragunan mengalami peningkatan selama libur Lebaran 2018.

Baca Selengkapnya

Pengelola Kebun Binatang Ragunan Bantah Kawasannya Minim Tempat Sampah

19 Juni 2018

Pengelola Kebun Binatang Ragunan Bantah Kawasannya Minim Tempat Sampah

Disebut minim tempat sampah, begini tanggapan pengelola Kebun Binatang Ragunan.

Baca Selengkapnya

Libur Lebaran 2018, 95 Persen Satwa Ragunan Dipamerkan

18 Juni 2018

Libur Lebaran 2018, 95 Persen Satwa Ragunan Dipamerkan

Kepala Unit Pengelola Taman Margasatwa Ragunan Dina Himawati mengatakan 95 persen satwa koleksi dipamerkan selama Libur Lebaran 2018.

Baca Selengkapnya

Cuaca Buruk, Gembira Loka Kurangi Waktu Hewan Keluar Kandang

1 Desember 2017

Cuaca Buruk, Gembira Loka Kurangi Waktu Hewan Keluar Kandang

Pengelola Kebun Binatang Gembira Loka juga tidak menargetkan jumlah kunjungan selama cuaca buruk, tapi tetap siap menerima pengunjung.

Baca Selengkapnya

Pencekok Miras ke Satwa TSI: Kami Menyesal Melakukan Hal Bodoh

20 November 2017

Pencekok Miras ke Satwa TSI: Kami Menyesal Melakukan Hal Bodoh

Mengaku telah melakukan hal bodoh yang berakibat fatal pada satwa, pelaku pencekokan miras ke satwa TSI di Cisarua, Bogor, menyesal.

Baca Selengkapnya

Pengunjung Pameran Satwa di Serpong Bermain dengan Ular  

10 September 2017

Pengunjung Pameran Satwa di Serpong Bermain dengan Ular  

Taman Safari Indonesia memamerkan koleksinya, berupa ular dan burung kakaktua.

Baca Selengkapnya

Siamang Tarik Jari Balita Hingga Putus, BKSDA: Dia Agresif

4 Juli 2017

Siamang Tarik Jari Balita Hingga Putus, BKSDA: Dia Agresif

Tim BKSDA yang mengunjungi Kebon Rodjo juga menilai kondisi kandang satwa memenuhi standar.

Baca Selengkapnya