Presiden Joko Widodo memberi sambutan saat membuka acara Business Summit dalam rangkaian KTT IORA ke-20 tahun 2017 di Jakarta Convention Center, Jakarta, 6 Maret 2017. KTT IORA tersebut dihadiri sejumlah kepala negara dari 21 negara peserta. ANTARA/IORA Summit 2017/Rosa Panggabean
TEMPO.CO,Jakarta – Presiden Joko Widodo alias Jokowi membuka acara Indian Ocean Rim Association (IORA) Leader’s Summit 2017 di Jakarta, hari ini, Selasa, 7 Maret 2017. Dalam pidato sambutannya, Presiden Jokowi menyampaikan, salah satu tujuan IORA adalah mencari solusi atas berbagai masalah yang dihadapi negara-negara Samudra Hindia.
”Saya imbau menteri, pejabat tinggi, dan peserta KTT IORA untuk mendorong solusi praktis atas masalah-masalah yang ada,” tutur Presiden Jokowi saat membacakan pidato pembukaan IORA Leader’s Summit 2017 di Jakarta Convention Center.
Presiden Jokowi melanjutkan, ada banyak masalah yang membutuhkan solusi praktis. Contohnya, kebakaran hutan dan lahan yang hampir setiap tahun menyebabkan polusi udara. Penanganan kebakaran hutan, menurut dia, membutuhkan solusi praktis yang bisa langsung menyasar ke masyarakat atau pengusaha. Sebab, akar kebakaran hutan berasal dari kebiasaan membakar sampah atau limbah di sembarang tempat.
Masalah-masalah kelautan juga membutuhkan solusi praktis yang lebih maju. Hal-hal seperti illegal fishing atau penangkapan ikan secara ilegal dan pembuangan limbah ke laut belum sepenuhnya teratasi dengan cara yang ada selama ini.
”Sampah plastik masuk lautan dalam jumlah dahsyat. Rasanya semakin bertambah,” ujar Jokowi.
Jokowi berpendapat, solusi praktis akan lebih mudah didapat apabila negara-negara anggota IORA bekerja sama mencarinya. Di era globalisasi seperti sekarang, kata dia, bekerja sama mencari solusi atau internasionalisme adalah langkah yang tepat.
”Kita semua tahu bahwa tentunya setiap negara (anggota IORA) juga memperjuangkan kepentingan masing-masing. Tapi, seperti kata mantan Presiden Sukarno, internasionalisme tidak akan subur jika tak berakar pada bumi nasionalisme, begitu pula sebaliknya,” tutur Presiden Jokowi.