Raja Salman bin Abdulaziz, menjenguk seorang wanita korban jatuhnya crane Masjidil Haram di sebuah RS di Mekah, Arab Saudi, 12 September 2015. Puluhan jemaah haji Indonesia terluka dan 7 tewas dalam kecelakaan ini. REUTERS/Bandar al-Jaloud/Saudi Royal Court
TEMPO.CO, Sleman - Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Zainal Abidin mengatakan belum memperoleh pemberitahuan dari pemerintah pusat tentang pencairan santunan korban musibah crane pada penyelenggaraan ibadah Haji 2015.
"Kami belum memperoleh informasi dari pusat terkait pencairan santunan tersebut. Belum ada satu pun dokumen hitam di atas putih yang disampaikan kepada kami," kata Zainal di Sleman, Kamis 2 Maret 2017. Menurut dia, jika nantinya cair pihaknya berharap santunan itu dapat diserahkan langsung kepada keluarga atau ahli waris korban.
Sriyana yang merupakan warga Dusun Rewulu Kulon, Desa Sidokarto, Kecamatan Godean, Sleman, tercatat sebagai jamaah yang berangkat ke Tanah Suci pada 30 Agustus 2015 dengan penerbangan kloter 27 SOC. Keluarga korban Sriyana berharap uang santunan yang dulu sempat dijanjikan Arab Saudi dapat segera terealisasi.
"Sejak peristiwa terjadi pada 11 September 2015 hingga kini belum ada kepastian mengenai hal itu," kata Muhamad Fauzan, salah satu kerabat korban crane asal Sleman atas nama Sriyana Warjo Sihono.
Ia berharap permasalahan ini akan turut dibahas dalam pertemuan dengan Raja Arab Saudi Salman Bin Abdulaziz Al-Saud yang dijadwalkan berkunjung ke Indonesia pada 1-9 Maret 2017.
"Sudah dua tahun tapi sampai sekarang belum ada kabar kepastian. Kami berharap janji santunan itu bisa terwujud karena akan sangat membantu meringankan beban keluarga yang ditinggalkan," katanya. Menurut dia, pihak keluarga selama ini telah berusaha mencari informasi ke instansi terkait namun belum ada kejelasan mengenai realisasi janji tersebut.