Pekerja menyelesaikan persiapan penyambutan kedatangan Raja Arab Saudi, Raja Salman bin Abdul Aziz di Ruang Rapat Paripurna I, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, 27 Februari 2017. ANTARA/Wahyu Putro A
TEMPO.CO, Jakarta - Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz al-Saud akan berkunjung ke Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, hari ini, Kamis, 2 Maret 2017. Raja Salman akan berada di sana selama 30 menit. Berdasarkan susunan acara yang diberikan panitia, acara akan dimulai dengan pemutaran film kunjungan Raja Faisal bin Abdulaziz ke DPR pada 47 tahu lalu. Acara ini berlangsung pukul 12.30.
Raja Salman akan tiba di lobi Gedung Nusantara sekitar pukul 13.00. Ia akan disambut pimpinan Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, dan Dewan Perwakilan Daerah.
Ia akan tiba dengan didampingi Menteri Agama RI, Menteri Luar Negeri RI, dan menteri-menteri koordinator RI. Ketua DPR Setya Novanto akan memperkenalkan Raja Salman kepada pimpinan MPR, DPR, dan DPD.
Di DPR nanti, Raja Salman akan menandatangani piagam kedatangan didampingi Setya. Penandatanganan ini dilakukan di lantai dasar Gedung Nusantara.
Puncak acara akan berlangsung sekitar pukul 13.10. Setelah acara dibuka, Setya akan menyampaikan sambutan sekitar sepuluh menit. Setelah itu, baru Raja Salman yang akan memberikan pidato kehormatannya di hadapan anggota MPR, DPR, dan DPD serta menteri Kabinet Kerja. Ia akan berpidato dengan duduk di kursi yang berada di sisi kiri panggung dalam Ruang Rapat Paripurna I. Rangkaian acara kunjungan Raja Salman akan berakhir sekitar pukul 13.30. Acara ditutup dengan sesi foto bersama.
Deputi Persidangan Sekretariat Jenderal DPR Damayanti menuturkan kunjungan Raja Salman singkat dan tidak ada sesi makan siang bersama pimpinan DPR. "Raja engak makan, cuma minum air putih saja," katanya, Rabu kemarin.
Fathan Subchi Dorong Pemerintah Sisir Belanja Tidak Prioritas
2 hari lalu
Fathan Subchi Dorong Pemerintah Sisir Belanja Tidak Prioritas
Wakil Ketua Komisi XI DPR RI, Fathan Subchi meminta pemerintah untuk mencari langkah antisipatif untuk menyelamatkan perekonomian Indonesia, salah satunya adalah dengan cara menyisir belanja tidak prioritas.