TEMPO.CO, Mojokerto – Pemerintah melalui Kementerian Perindustrian akan mengadopsi pendidikan vokasi yang sudah diterapkan Swiss untuk menciptakan siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang punya keterampilan di dunia industri.
“Kami bekerjasama dengan negara-negara yang telah menjalankan pendidikan dualsystem ini, salah satunya Swiss,” kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto saat peluncuran program pendidikan vokasi industri di pabrik PT Dwi Prima Sentosa, Kecamatan Ngoro, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, Selasa, 28 Februari 2017.
Dalam peluncuran program ini juga dilakukan penandatanganan letterofintent antara Kementerian Perindustrian dengan perwakilan pemerintah Swiss. Swiss dianggap sebagai negara yang berhasil dalam menerapkan konsep pendidikan ganda yang disebut Dual Vocational Education and Training disingkat D-VET.
“Kami ingin D-VET diterapkan di Indonesia untuk menjawab kebutuhan tenaga kerja yang kompeten di sektor industri manufaktur,” ujar Airlangga.
Realisasi pendidikan vokasi ini sudah dimulai dengan peluncuran tahap pertama di Jawa Timur dimana ada 49 perusahaan dan 214 SMK di Jawa Timur yang bekerjasama. Siswa SMK akan diberi kesempatan seluas-luasnya untuk praktek kerja lapangan dan magang industri bagi guru SMK.
Tahun ini akan menyusul provinsi lainnya, antara lain Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, DKI Jakarta, dan Banten. Hingga tahun 2019 ditargetkan ada 355 perusahaan dan 1.775 SMK di Indonesia yang ikut program vokasi.
Selain mengembangkan pendidikan vokasi, Kementerian Perindustrian juga mengadakan pendidikan dan pelatihan dengan sistem 3 in 1, yakni pelatihan, sertifikasi kompetensi, dan penempatan kerja. “Tahun 2019 ditargetkan sebanyak 162 ribu orang mengikuti program ini,” katanya.
Dalam peluncuran program vokasi ini juga dilakukan pemberian bantuan peralatan kerja dari sejumlah perusahaan dan BUMN pada sejumlah SMK di Jawa Timur untuk menunjang peningkatan keterampilan siswa di dunia kerja.
Wakil Presiden Jusuf Kalla yang hadir dan meresmikan pendidikan vokasi ini menyambut baik program ini. “Ini kepentingan kita semua. Industri butuh tenaga kerja yang punya skill dan masyarakat butuh industri untuk melatih skill,” katanya.
JK mengatakan keterampilan tenaga kerja mutlak dibutuhkan demi kemajuan industri sebuah bangsa. “Modal bisa pinjam dan teknologi bisa dibeli. Tapi skill harus dilatih,” katanya.
Tak Khawatirkan Dampak Konflik Iran-Israel, Airlangga: Belum Ada Apa-apa
13 hari lalu
Tak Khawatirkan Dampak Konflik Iran-Israel, Airlangga: Belum Ada Apa-apa
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menilai masyarakat Indonesia tak perlu khawatir soal imbas konflik Iran-Israel. Dia mengatakan potensi eskalasi konflik kedua negara tersebut belum diketahui, sehingga pemerintah belum mengambil keputusan apapun.
Erick Minta Pertamina Cs Borong Dolar di Tengah Konflik Iran-Israel, Airlangga: TIdak Bijak
14 hari lalu
Erick Minta Pertamina Cs Borong Dolar di Tengah Konflik Iran-Israel, Airlangga: TIdak Bijak
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto merespons soal antisipasi Menteri BUMN Erick Thohir terhadap imbas ekonomi dari konflik Iran-Israel. Erick menginstruksikan BUMN yang memiliki porsi utang luar negeri yang besar untuk segera membeli dolar Ameria Serikat dalam jumlah besar.