Pelaku Bom Bandung Terkait Jaringan Purwakarta, Ini Jejaknya  

Reporter

Selasa, 28 Februari 2017 18:58 WIB

Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Polri, Inspektur Jenderal Boy Rafli Amar. Tempo/Rezki A.

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Polri Inspektur Jenderal Boy Rafli Amar mengatakan proses identifikasi terhadap tersangka teror bom Bandung, Yayat Cahdiyat, masih berjalan. Jenazah terduga pelaku bom masih ditangani tim Pusat Kedokteran dan Kesehatan di Rumah Sakit Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur.

Boy menjelaskan, polisi juga terus melakukan identifikasi terduga pelaku bom melalui penelusuran di lapangan. Menurut Boy, Yayat adalah residivis atau mantan narapidana yang bebas pada 2014.

Baca: Bom Bandung dan Jejak Deradikalisasi Teman Pengajian Pelaku

Yayat, 41 tahun, melakukan aksi teror bom pada Senin pagi, 27 Februari 2017. Dia meledakkan bom panci di Taman Pandawa, Kota Bandung. Dia kemudian tewas setelah melakukan aksinya itu.

Sehari-hari Yayat dikenal dengan nama Abu Salam. Dari alamat yang tertera di kartu tanda penduduk, dia disebut tinggal di daerah Pasir Bambu, Jawa Barat. Dia juga diduga tinggal selama 6 bulan di kontrakan Desa Sirnagalih, Cianjur. Dia memiliki istri dan 3 anak.

Yayat menjadi residivis karena kegiatannya pada 2010, yakni pelatihan teroris di Aceh. Kasus ini juga melibatkan Dul Matin dan Abu Bakar Baasir. "Yayat mempunyai peran dalam proses penyiapan logistik," kata Boy dalam konferensi pers di Divisi Humas Polri, Jakarta Selatan, Selasa, 28 Februari 2017.

Baca: Geledah Kontrakan Pelaku Bom Bandung, Ini Temuan Polisi

Yayat, kata Boy, misalnya menyiapkan senjata api dan peluru yang diperoleh dari wilayah daerah Bandung. Senjata itu berasal dari senjata rakitan. Setelah buron, dia ditangkap pada 2012. Dia kemudian divonis hukuman 3 tahun penjara dan bebas lebih cepat, yakni pada 2014.

"Setelah bebas, yang bersangkutan kembali beraktivitas, terutama bergabung dengan kelompok JAD (Jamaah Ansharut Daulah)," kata Boy.

Yayat diduga menjadi bagian dari jaringan pelaku perencanaan bom di Jatiluhur, Purwakarta. JAD, kata Boy, mendeklarasikan diri pada 2014 di Malang. "Kelompok yang terkoneksi dengan Maman Abdurrahman dan berbaiyat kepada ISIS."

Baca: Ajak Duel Pelaku Bom, Ridwan Kamil Puji Siswa SMA 6 Bandung

Menurut Boy, sel-sel JAD cukup aktif dalam perencanaan aksi teror. Baik di Jawa Barat, Jatiluhur, Bekasi, dan termasuk di Kalimantan Timur. "Mereka merupakan kelompok yang lebih banyak beraktivitas di Jawa Barat."

Boy melanjutkan pelanggaran-pelanggaran hukum Yayat lainnya adalah dia beraktivitas fai (mencari dana untuk jihad) di kawasan Cikampek pada 2009-2010. Fai, kata Boy, merupakan kelompok yang melakukan aktivitas perampokan dan pencurian, untuk mendapat sejumlah uang yang menurut mereka halal apabila digunakan untuk aksi teror.

REZKI ALVIONITASARI


Saksikan: Detik-Detik Teroris Disergap, Satu Pelaku Tewas

Berita terkait

Investigasi Tempo dan Amnesty International: Produk Spyware Israel Dijual ke Indonesia

2 menit lalu

Investigasi Tempo dan Amnesty International: Produk Spyware Israel Dijual ke Indonesia

Investigasi Amnesty International dan Tempo menemukan produk spyware dan pengawasan Israel yang sangat invasif diimpor dan disebarkan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Soal Kematian Brigadir RAT, Kompolnas Ungkap Sejumlah Kejanggalan

6 jam lalu

Soal Kematian Brigadir RAT, Kompolnas Ungkap Sejumlah Kejanggalan

Kompolnas menilai masih ada sejumlah kejanggalan dalam kasus kematian Brigadir RAT.

Baca Selengkapnya

Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan

21 jam lalu

Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan

Komnas HAM Papua menyatakan permintaan TPNPB-OPM bukan sesuatu yang berlebihan.

Baca Selengkapnya

Korlantas Polri Tegaskan Pelat Dinas Berkode ZZ Harus Patuhi Aturan Ganjil Genap

1 hari lalu

Korlantas Polri Tegaskan Pelat Dinas Berkode ZZ Harus Patuhi Aturan Ganjil Genap

Korlantas Polri memastikan pelat nomor khusus kendaraan dinas berkode 'ZZ' harus tetap mematuhi aturan ganjil genap.

Baca Selengkapnya

Korlantas Ungkap Banyak Lembaga Negara Buat Pelat Dinas Tapi Tak Tercatat di Database Polri

1 hari lalu

Korlantas Ungkap Banyak Lembaga Negara Buat Pelat Dinas Tapi Tak Tercatat di Database Polri

Korlantas Polri mengungkap, terdapat banyak lembaga negara yang membuat pelat kendaraan dinas dan STNK khusus sendiri.

Baca Selengkapnya

Komnas HAM Inisiasi Penilaian untuk Kementerian dan Lembaga, Ini Kategori Hak yang Dinilai

1 hari lalu

Komnas HAM Inisiasi Penilaian untuk Kementerian dan Lembaga, Ini Kategori Hak yang Dinilai

Komnas HAM menggunakan 127 indikator untuk mengukur pemenuhan kewajiban negara dalam pelaksanaan HAM.

Baca Selengkapnya

TNI-Polri Bahas Penyalahgunaan Plat Kendaraan hingga Konflik Antaranggota

1 hari lalu

TNI-Polri Bahas Penyalahgunaan Plat Kendaraan hingga Konflik Antaranggota

Yusri juga berharap, TNI dan Polri memiliki frekuensi yang sama dalam mengatasi berbagai permasalahan itu.

Baca Selengkapnya

TPNPB Klaim Tembak Mati Empat Anggota TNI-Polri dan Bakar Sekolah di Enarotali

1 hari lalu

TPNPB Klaim Tembak Mati Empat Anggota TNI-Polri dan Bakar Sekolah di Enarotali

TPNPB-OPM menyatakan menembak empat anggota aparat gabungan TNI-Polri. Penembakan itu terjadi pada Rabu, 1 Mei 2024. Keempat orang itu ditembak saat mereka sedang berpatroli.

Baca Selengkapnya

37 Penyandang Disabilitas Ikut Rekrutmen Bintara Polri Tahun Ini

1 hari lalu

37 Penyandang Disabilitas Ikut Rekrutmen Bintara Polri Tahun Ini

Jumlah penyandang disabilitas yang mendaftar rekrutmen Bintara Polri meningkat

Baca Selengkapnya

30 Ribu Personel Polri akan Pindah ke IKN secara Bertahap hingga 2040

2 hari lalu

30 Ribu Personel Polri akan Pindah ke IKN secara Bertahap hingga 2040

Polri akan memindakan puluhan ribu anggotanya ke IKN dalam empat tahap hingga 2040

Baca Selengkapnya