Bom Bandung, Ini Pengakuan Eks Teroris Soal Yayat Cahdiyat

Reporter

Selasa, 28 Februari 2017 08:30 WIB

Gegana Brimob Polda Jawa Barat berusaha memasuki area kantor Kelurahan Arjuna, guna menangkap terduga teroris di Bandung, Jawa Barat, 27 Februari 2017. Sebelumnya berada di dalam kantor Kelurahan, pelaku sempat meledakan bom panci di Taman Arjuna. TEMPO/Prima Mulia

TEMPO.CO, Purwakarta - Agus Marshal, mantan pimpinan "kwartet" teroris jaringan Cikampek, mengaku kenal dengan Yayat Cahdiyat, terduga pelaku teror bom panci di Taman Pandawa, Kelurahan Arjuna, Kota Bandung.

"Dia dulunya teman satu pengajian di majelis taklim Marshal Cikampek," kata Marshal, kepada para pewarta, di Purwakarta, Senin, 27 Pebruari 2017. "Tetapi, saya tidak tahu alamat pastinya."

Baca juga: Ini Kata Tetangga Soal Pemilik Motor Pelaku Bom Bandung

Agus sendiri, kini, tinggal di Desa Cibening, Kecamatan Bungursari, Purwakarta. Setelah keluar dari penjara akibat terlibat aksi perampokan bersama Yayat Cahdiyat, Bebas Iriana, dan Enjang Somantri, selama empat tahun Agus memutuskan untuk membuka usaha ternak.

Agus mengatakan sempat mengikuti latihan paramiliter yang diadakan jaringan teroris di Janto, Aceh, bersama Yayat, Bebas, dan Enjang. Mereka sempat ditahan tapi kemudian dibebaskan lagi.

Di sela kesibukannya, Agus penah beberapa kali mengikuti program deradikalisasi yang diadakan Sekolah Idiologi yang digagas oleh Bupati Purwakarta, Dedi Mulyadi.

Dedi membenarkan ihwal keterlibatan Agus dalam kegiatan Sekolah Idiologi yang digagasnya tersebut. "Itu kami lakukan semata-mata tanggung jawab sebagai kepala daerah," ujar Dedi.

Dengan aktif dalam program deradikalisasi, jelas Dedi, Agus tak lagi malakukan aksi-aksi terorisme yang merugikannya sendiri dan masyarakat banyak itu. "Dan, Agus menjadi paham soal kebangsaan dan nilai-nilai luhur Pancasila," tuturnya.

Baca pula: Bom Bandung, Densus Geledah Rumah Kontrakan Yayat di Cianjur

Menurut Dedi, problem mendasar para teroris setelah keluar dari penjara yakni kehilangan kehidupan. "Makanya, ketika Agus baru keluar penjara, kami beri bantuan modal usaha ternak dan biaya sehari-hari keluarganya. Sehingga dia bisa hidup tenang dan tidak melakukan aksi teror lagi," ungkap Dedi.

Seandainya saja Yayat juga mengikuti jejak Agus dan tidak pindah alamat ke Bandung, imbuh Dedi, "Saya yakin, tidak akan ada ceritera teror bom banci di Taman Pandawa, Bandung itu."

Yayat akhirnya harus meregang nyawa setelah melakukan aksi teror bom panci dan kemudian terlibat aksi baku tembak dengan Tim Densus 88 di kantor Kelurahan Arjuna, Kecamatan Coblong,

NANANG SUTISNA

Berita terkait

Bupati Purwakarta Mundur dari Jabatan, Berikut Profil Anne Ratna Mustika yang Gemar Sepak Bola

27 Agustus 2023

Bupati Purwakarta Mundur dari Jabatan, Berikut Profil Anne Ratna Mustika yang Gemar Sepak Bola

Anne Ratna Mustika Bupati Purwakarta periode 2018 -2023 belum lama ini mengundurkan diri karena berniat nyaleg. Ini profilnya.

Baca Selengkapnya

7 Fakta Bom Bunuh Diri di Polsek Astanaanyar, Mantan Narapidana Terorisme hingga Lone Wolf

8 Desember 2022

7 Fakta Bom Bunuh Diri di Polsek Astanaanyar, Mantan Narapidana Terorisme hingga Lone Wolf

Bom bunuh diri yang terjadi di Polsek Astanaanyar Bandung kemarin dilakukan seorang mantan narapidana terorisme Agus Sujatno.

Baca Selengkapnya

Gempa Darat Magnitudo 3,4 Guncang Purwakarta

8 Desember 2021

Gempa Darat Magnitudo 3,4 Guncang Purwakarta

Sumber gempa berkedalaman 7 kilometer akibat aktivitas Sesar Cirata.

Baca Selengkapnya

BMKG: Sesar Cirata Kembali Picu Gempa di Purwakarta

16 Maret 2020

BMKG: Sesar Cirata Kembali Picu Gempa di Purwakarta

Gempa tektonik yang bersumber di darat kembali menggoyang sebagian Purwakarta, Jawa Barat. Kali kedua dalam lima hari.

Baca Selengkapnya

Taman Sri Baduga Purwakarta Cocok Jadi Tempat Ajang Internasional

8 Maret 2019

Taman Sri Baduga Purwakarta Cocok Jadi Tempat Ajang Internasional

Apa saja kelebihan Taman Sri Baduga Purwakarta, Jawa Barat, sehingga cocok sebagai tempat penyelenggaraan event berskala internasional?

Baca Selengkapnya

Siswa Baru di Purwakarta Diwajibkan Bersepeda dan Jalan Kaki

24 November 2017

Siswa Baru di Purwakarta Diwajibkan Bersepeda dan Jalan Kaki

Dedi akan memprioritaskan para pelajar yang bersekolah di wilayah perkotaan terlebih dahulu. Sebab, kondisinya sudah nyaman dengan trotoar yang bagus serta arus kendaraannya landai.

Baca Selengkapnya

Pedagang Sate Maranggi di Desa Cirende Ketiban Pulung

24 November 2017

Pedagang Sate Maranggi di Desa Cirende Ketiban Pulung

Dedi mengatakan, sate maranggi itu sudah menjadi ikon kuliner Purwakarta yang sudah mendunia dan sudah dipatenkan. Penikmatnya pun mulai dari rakyat biasa hingga Presiden Joko Widodo.

Baca Selengkapnya

Bupati Purwakarta: Keluarga Miskin Purwakarta Punya Stok Beras Melimpah

24 November 2017

Bupati Purwakarta: Keluarga Miskin Purwakarta Punya Stok Beras Melimpah

Kang Dedi mengaku senang dengan bergulirnya program ATM Beras Perelek. "Cita-cita kami untuk mensubsidi beras premium secara gratis melalui subsidi silang si kaya buat si miskin telah terlaksana dengan baik," ucapnya.

Baca Selengkapnya

Air Mancur Sri Baduga Tak Berjoget untuk Sementara

18 September 2017

Air Mancur Sri Baduga Tak Berjoget untuk Sementara

Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi meminta maaf kepada semua
warga Purwakarta dan para pelancong luar daerah karena
kenyamanannya untuk menonton air mancu

Baca Selengkapnya

Mahyudin : Pancasila Alat Perekat Menyatukan Anak Bangsa

16 September 2017

Mahyudin : Pancasila Alat Perekat Menyatukan Anak Bangsa

Bung Karno menggali Pancasila dari budaya Indonesia.

Baca Selengkapnya