Dugaan Ginjal TKW Rabitah Dicuri di Qatar Makin Menguat  

Reporter

Editor

Budi Riza

Senin, 27 Februari 2017 17:38 WIB

Sri Rabitah, TKW asal Lombok Utara, menunjukkan hasil rontgen. Ia kehilangan ginjal setelah pulang dari Qatar. Istimewa

TEMPO.CO, Mataram - Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia dan Badan Hukum Indonesia Lalu Muhammad Iqbal mengatakan terjadi kasus human trafficking for organ removal dalam kasus Siti Rabitah, 25 tahun.

Rabitah merupakan tenaga kerja Indonesia asal Kabupaten Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat, yang kehilangan satu ginjalnya saat bekerja di Doha, Qatar.

Menurut Lalu, dia sudah bertemu langsung dengan korban di Tanjung, Kabupaten Lombok Utara, dan melakukan pengumpulan informasi. Lalu dia menyimpulkan bahwa ini merupakan kasus human trafficking for organ removal.

Baca juga: TKW Asal Lombok Ini Kehilangan Ginjal di Qatar

Kesimpulan ini disampaikan sebagai komitmen untuk mengusut kasus yang dialami Sri Rabitah pada Juli 2014. Menurut Lalu, Kepolisian Daerah Nusa Tenggara Barat dan Pemerintah Kabupaten Lombok Utara juga melakukan pengusutan terhadap perekrut, penampung, dan agen tenaga kerja yang memberangkatkannya di Indonesia.

Seperti diberitakan Tempo, Senin, 27 Februari 2017, Rabitah, warga Dusun Lokok Ara, Desa Sesait, Kecamatan Kayangan Lombok Utara, baru mengetahui telah kehilangan ginjal setelah menjalani rontgen di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Lombok Utara dan RSU Provinsi NTB.

Rabitah didampingi Koordinator Wilayah Pusat Bantuan Hukum Buruh Migran NTB Muhammad Saleh saat menemui Bupati Lombok Utara Najmul Akhyar untuk memperoleh bantuan perawatan medis dan hukum.

Rabitah menjelaskan kepada Tempo, dia ditempatkan di rumah keluarga Madam Gada, keluarga Palestina, di Doha, Qatar, pada Juli 2014. Sehari kemudian, Rabitah ditempatkan di rumah orang tua keluarga itu di lokasi berbeda.

"Orang tuanya sakit-sakitan. Jalannya pincang," kata Rabitah.

Tanpa menderita sakit, Rabitah dibawa saudara Madam Gada ke rumah sakit dan langsung diinfus walaupun dia menolaknya. Kemudian, dia dipindahkan ke ruang operasi yang penuh peralatan gunting dan pisau. Selanjutnya dia mengaku tidak sadarkan diri. Sewaktu sadar, dia melihat tubuhnya penuh selang infus dan kencing darah melalui selang.

Setelah dari rumah sakit di Doha tersebut, dia dibawa ke kantor TKI Al Jazera. Di sana, ia bertemu dengan dua pengurus TKI asal Indonesia.

Rabitah kemudian dibawa ke rumah majikan yang berbeda hingga tiga kali selama tiga hari berturut-turut. Terakhir, Rabitah dipulangkan. Ia kemudian melaporkan kejadian yang dialaminya ke kantor polisi di Surabaya.

SUPRIYANTHO KHAFID




Berita terkait

Kementerian Luar Negeri Benarkan Ada WNI Terlibat Pembunuhan di Korea Selatan

1 hari lalu

Kementerian Luar Negeri Benarkan Ada WNI Terlibat Pembunuhan di Korea Selatan

Kementerian Luar Negeri RI membenarkan telah terjadi perkelahian sesama kelompok WNI di Korea Selatan persisnya pada 28 April 2024

Baca Selengkapnya

Otoritas di Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat Tak Percaya Israel Gunakan Senjata dengan Benar

3 hari lalu

Otoritas di Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat Tak Percaya Israel Gunakan Senjata dengan Benar

Biro-biro di Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat tidak percaya Israel gunakan senjata dari Washington tanpa melanggar hukum internasional

Baca Selengkapnya

Rusia Akan Balas Jika Aset-asetnya Disita Amerika Serikat

3 hari lalu

Rusia Akan Balas Jika Aset-asetnya Disita Amerika Serikat

Kementerian Luar Negeri Rusia mengancam negara-negara Barat akan mendapat balasan tegas jika aset-aset Rusia yang dibekukan, disita

Baca Selengkapnya

WNI Selamat dalam Gempa Taiwan

4 hari lalu

WNI Selamat dalam Gempa Taiwan

Taiwan kembali diguncang gempa bumi sampai dua kali pada Sabtu, 26 April 2024. Tidak ada WNI yang menjadi korban dalam musibah ini

Baca Selengkapnya

IOM Dapat Penghargaan Hasan Wirajuda Pelindungan WNI

4 hari lalu

IOM Dapat Penghargaan Hasan Wirajuda Pelindungan WNI

IOM merupakan organisasi internasional pertama yang menerima Penghargaan Hasan Wirajuda Pelindungan WNI

Baca Selengkapnya

23 Individu Dapat Penghargaan Hassan Wirajuda Pelindungan WNI Award

4 hari lalu

23 Individu Dapat Penghargaan Hassan Wirajuda Pelindungan WNI Award

Sebanyak 23 individu mendapat Hassan Wirajuda Pelindungan WNI Award karena telah berjasa dalam upaya pelindungan WNI

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Gunakan Hak Veto Gagalkan Keanggotaan Penuh Palestina di PBB, Begini Sikap Indonesia

11 hari lalu

Amerika Serikat Gunakan Hak Veto Gagalkan Keanggotaan Penuh Palestina di PBB, Begini Sikap Indonesia

Mengapa Amerika Serikat tolak keanggotaan penuh Palestina di PBB dengan hak veto yang dimilikinya? Bagaimana sikap Indonesia?

Baca Selengkapnya

Kemlu Respons Veto AS Soal Resolusi Negara Palestina di PBB

12 hari lalu

Kemlu Respons Veto AS Soal Resolusi Negara Palestina di PBB

Kementerian Luar Negeri RI menyoroti gagalnya PBB mensahkan keanggotaan penuh Palestina.

Baca Selengkapnya

Menteri Luar Negeri Rusia dan Iran Disebut Saling Kontak Sehari sebelum Serangan Ke Israel

14 hari lalu

Menteri Luar Negeri Rusia dan Iran Disebut Saling Kontak Sehari sebelum Serangan Ke Israel

Sergey Lavrov terhubung dalam percakapan telepon dengan Iran Hossein Amirabdollahian sebelum serangan membahas situasi di Timur Tengah

Baca Selengkapnya

Reaksi Pemimpin Dunia Terbelah soal Serangan Iran Ke Israel

15 hari lalu

Reaksi Pemimpin Dunia Terbelah soal Serangan Iran Ke Israel

Serangan Iran ke Israel menuai respon berbeda para pemimpin dunia.

Baca Selengkapnya