Menteri Agama Republik Indonesia, Lukman Hakim Saifuddin meresmikan peluncuran Al Quran terjemahan bahasa daerah dan Ensiklopedia pemuka agama nusantara di Gedung Kemenag Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat pada Senin, 19 Desember 2016. Tempo/Dwi Herlambang (magang)
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mendorong para rektor di perguruan tinggi berbasis agama untuk vokal menyampaikan ajaran-ajaran agama yang moderat kepada masyarakat. Kementerian Agama memiliki puluhan perguruan tinggi berbasis agama yang bisa menjadi pionir untuk menangkal paham-paham agama yang ekstrem.
“Kepada seluruh rektor, saya enggak jemu-jemu mengajak. Mereka harus lebih banyak bersuara mengedepankan moderasi agama,” kata Lukman di Jakarta, Ahad, 26 Februari 2017.
Lukman menuturkan maksud dari moderasi agama adalah pemahaman agama yang bukan ekstrem. Menurut dia, hanya paham moderat yang bisa menjaga kerukunan beragama di Indonesia. Bahkan ia menilai perlu untuk membangun jaringan dengan Islam yang moderat.
Menurut Lukman, saat ini muncul ruang-ruang publik yang diisi oleh paham-paham yang berlawanan dengan moderat. Bahkan bermunculan berita yang bermuatan hoax. “Maka di sinilah keberadaan perguruan tinggi agama kami untuk merespons,” kata dia.
Lukman pun mengajak masyarakat untuk tidak ikut-ikutan mem-posting berita-berita yang tidak valid. Menyikapi kemunculan berita hoax, ia meminta perguruan tinggi agama dan para penyuluh juga menjadi benteng untuk memerangi fenomena tersebut.
“Harus jadi bagian yang ikut mengawal dan memandu komunikasi sosial melalui media sosial agar tidak kebablasan.”
Tebarkan Nilai Kemanusiaan, Menteri Agama Resmikan Institute for Humanitarian Islam
15 jam lalu
Tebarkan Nilai Kemanusiaan, Menteri Agama Resmikan Institute for Humanitarian Islam
Menteri Agama, Nasaruddin Umar didampingi Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, Yahya Cholil Staquf meresmikan Institute for Humanitarian Islam, di Hotel JW Marriot, Jakarta Selatan, pada Senin, 4 November 2024.