Pembahasan RUU Perlindungan TKI Alot, BNP2TKI Bicara

Reporter

Minggu, 26 Februari 2017 12:54 WIB

Migrant Justice menggelar aksi di depan Istana Negara, Jakarta, Jumat (14/11). Mereka menuntut evaluasi kinerja Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan TKI serta menuntut diberikannya hak penuh TKI tanpa mengeksploitasi mereka sebagai sumber devis

TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Utama Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) Hermono menuturkan persoalan TKI bisa diselesaikan apabila ada satu badan pelaksana kebijakan khusus untuk TKI. Menurut dia badan itu nantinya yang melaksanakan semua kebijakan terkait penempatan dan perlindungan tenaga kerja Indonesia (TKI) secara utuh dan tidak tersebar di banyak kementerian dan lembaga.

Pernyataan Hermono tersebut dilontarkan menyusul masih belum tuntasnya pembahasan Rancangan Undang-Undang (RUU) tentang Perlindungan TKI di luar negeri. Ia menilai dengan adanya badan tersebut maka akan tercipta efisiensi dari sisi anggaran dan lebih terkoordinasi mulai dari penempatan hingga perlindungan TKI.

Baca juga:
RUU Perlindungan TKI Mandeg, Fahri Hamzah Ungkap Sebabnya

Sementara untuk kebijakan terhadap TKI, bisa dikeluarkan oleh pihak yang berwenang. "Kebijakan silakan dibuat di kementerian teknis terkait," kata dia saat dihubungi Tempo, Ahad, 26 Februari 2017.

Hermono mengatakan badan itu bisa menjadi pelayanan satu pintu atau one stop service. Harapannya di dalam badan itu duduk perwakilan-perwakilan dari kementerian pembuat kebijakan yang akan melaksanakan kebijakan tersebut. “Apapun namanya nanti,” kata dia.

Silakan baca:
JBMI: Libatkan Buruh Revisi UU Penempatan TKI di Luar Negeri


Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Fahri Hamzah kemarin menilai berhentinya pembahasan Rancangan Undang-Undang tentang Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri lantaran belum adanya titik temu di internal pemerintah. Yaitu berkaitan dengan kewenangan BNP2TKI dan Kementerian Tenaga Kerja. Sementara dalam undang-undang tersebut, selain memproteksi tenaga kerja, juga bisa menjadi dasar pemerintah menciptakan sistem dan hubungan dengan negara tujuan pengiriman TKI.

Menaggapi itu, Hermono menyatakan bahwa pembahasan RUU masih terus berlanjut. "Masih ada pembahasan lanjutan, masih ada waktu satu tahun kok," kata dia.

DANANG FIRMANTO

Simak: Raja Arab Datang, Pengamat: Jokowi Dapat 'Durian Runtuh'

Berita terkait

Tolak PKS Gabung Koalisi Prabowo, Kilas Balik Luka Lama Waketum Partai Gelora Fahri Hamzah dengan PKS

1 hari lalu

Tolak PKS Gabung Koalisi Prabowo, Kilas Balik Luka Lama Waketum Partai Gelora Fahri Hamzah dengan PKS

Kabar PKS gabung koalisi pemerintahan Prabowo-Gibran membuat Wakil Ketua Umum Partai Gelora Fahri Hamzah keluarkan pernyataan pedas.

Baca Selengkapnya

Partai Gelora Tolak PKS Gabung Prabowo, Alasan yang Mengemuka dan Luka Konflik Internal Masa Lalu

2 hari lalu

Partai Gelora Tolak PKS Gabung Prabowo, Alasan yang Mengemuka dan Luka Konflik Internal Masa Lalu

Waketum Partai Gelora Fahri meminta PKS mempertimbangkan dengan matang keputusan bergabung atau tidak dengan pemerintahan Prabowo Subianto.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Cabut Pembatasan Barang TKI, Begini Bunyi Aturannya

14 hari lalu

Pemerintah Cabut Pembatasan Barang TKI, Begini Bunyi Aturannya

Sebelumnya, pemerintah membatasi barang TKI atau pekerja migran Indonesia, tetapi aturan ini sudah dicabut. Begini isi aturannya.

Baca Selengkapnya

Reaksi Pengamat dan Aktivis Antikorupsi Soal Wacana KPK dan Ombudsman Dilebur

23 hari lalu

Reaksi Pengamat dan Aktivis Antikorupsi Soal Wacana KPK dan Ombudsman Dilebur

Muncul kabar bahwa KPK dan Ombudsman akan dilebur, bagaimana respons aktivis antikorupsi dan para pengamat?

Baca Selengkapnya

Saat Grace Natalie PSI 'Senggol' Gelora dan PKB soal Lonjakan Suara

59 hari lalu

Saat Grace Natalie PSI 'Senggol' Gelora dan PKB soal Lonjakan Suara

Partai Gelora dan PKB 'disenggol' Grace Natalie PSI soal lonjakan suara dalam quick count sebuah lembaga survei. Apa kata Gelora dan PKB?

Baca Selengkapnya

Respons Fahri Hamzah soal Partai Gelora Alami Lonjakan Suara

59 hari lalu

Respons Fahri Hamzah soal Partai Gelora Alami Lonjakan Suara

Partai Gelora menjadi sorotan selain PSI karena mengalami lonjakan suara dalam real count sementara KPU

Baca Selengkapnya

Fahri Hamzah dan Partai Gelora Setuju Ambang Batas Parlemen Dihapuskan

2 Maret 2024

Fahri Hamzah dan Partai Gelora Setuju Ambang Batas Parlemen Dihapuskan

Wakil Ketua Umum Partai Gelora Fahri Hamzah mengatakan ambang batas parlemen atau parliamentary threshold harus dihapuskan. Hal

Baca Selengkapnya

Departemen Imigrasi Malaysia Tangkap 130 WNI Tak Berdokumen

19 Februari 2024

Departemen Imigrasi Malaysia Tangkap 130 WNI Tak Berdokumen

Kementerian Luar Negeri mengatakan KBRI belum menerima notifikasi kekonsuleran tentang penangkapan 130 WNI di Selangor, Malaysia.

Baca Selengkapnya

Jika Prabowo-Gibran Menang: Akankah Bahlil, Habiburokhman, Grace Natalie, Gus Miftah hingga Raffi Ahmad Jadi Menteri?

18 Februari 2024

Jika Prabowo-Gibran Menang: Akankah Bahlil, Habiburokhman, Grace Natalie, Gus Miftah hingga Raffi Ahmad Jadi Menteri?

Jika Prabowo-Gibran menang, pendukung utama seperti Habiburokhman, Grace Natalie, Bahlil, Zulhas, hingga Gus Miftah dan Raffi Ahmad bisa jadi menteri?

Baca Selengkapnya

Film Dirty Vote Ulas Dugaan Permainan Aturan KPU untuk Loloskan Partai Gelora di Pemilu 2024

12 Februari 2024

Film Dirty Vote Ulas Dugaan Permainan Aturan KPU untuk Loloskan Partai Gelora di Pemilu 2024

Bagaimana dugaan permainan aturan KPU untuk meloloskan Partai Gelora yang diulas di film Dirty Vote?

Baca Selengkapnya