Parlemen Hong Kong-DPR RI Bahas Solusi Problem TKI

Reporter

Senin, 20 Februari 2017 19:27 WIB

Fahri Hamzah. TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Parlemen Hong Kong menyatakan siap bermitra dengan DPR RI untuk membahas dan mencari solusi persoalan tenaga kerja Indonesia di wilayah itu. Ketua Tim Pengawas (Timwas) TKI DPR Fahri Hamzah menyatakan sikap Parlemen Hongkong tersebut disampaikan Wakil Ketua Legislatif IP Kin Yeun ketika menerima Tim Pengawas TKI DPR RI di Hongkong, Senin 20 Februari 2017.

Wakil Ketua Legislatif Hong Kong IP Kin Yeun, menurut Fahri, menyambut baik kedatangan Timwas TKI. Dalam petemuan dengan Parlemen Hong Kong, Fahri menyampaikan ungkapan penghargaan terhadap Pemerintah Hong Kong yang mengizinkan TKI menggunakan Victoria Park sebagai tempat berkumpul di hari libur.


"Saya menyampaikan terima kasih kepada Pemerintah Hong Kong yang telah memberikan libur dan kesempatan kepada warga negara Indonesia untuk menggunakan Victoria Park (sebagai tempat) berlibur) dan melepaskan kepenatan setelah enam hari bekerja di rumah tangga keluarga Hong Kong," kata Fahri dalam keterangan tertulisnya, Senin 20 Februari 2017.

Timwas TKI DPR melakukan pertemuan dengan pekerja migran Indonesia di Aula St Paul's Convent School Causeway Bay serta mengunjungi Kawasan Central dan Victoria Park pada Minggu 19 Februari 2017. Di tempat itu, pekerja Indonesia umumnya datang untuk silaturahim, berlatih berbagai kesenian daerah dan olahraga.

"Itu sebabnya kami berterima kasih atas pentingnya Victoria Park bagi para pekerja Indonesia, tetapi akan lebih ideal lagi jika benturan psikologi ini juga diantisipasi," tutur dia.


Baca juga: PT Freeport Dikabarkan ke Arbitrase, DPR Dukung Pemerintah


Karena itu, Timwas TKI DPR meminta agar persoalan psikologi tenaga kerja menjadi perhatian. Fahri berujar, TKI berasal dari latar belakang yang sangat berbeda dengan keluarga tempat mereka bekerja. Terutama bagi yang muslim yang terkait ibadah salat dan kebiasaan makanan halal. Pemerintah Hong Kong berjanji memberikan tambahan jawaban secara tertulis.


Fahri mengatakan harus ada kesadaran yang menyeluruh bahwa seluruh pekerja Indonesia di luar negeri khususnya di Hong Kong adalah bersaudara. "Konsulat Jenderal RI di Hong Kong adalah semacam orang tua yang mengayomi warga negaranya," kata Fahri. Dia meminta agar pemerintah yang diwakili oleh Konsulat Jenderal RI bersikap tegas dan berwibawa dalam membela tenaga kerja yang bermasalah di Hongkong.

Salah satu kasus TKI adalah yang menimpa Herlina, TKI asal Bima (NTB). Ia terlilit kasus tuduhan pencurian dari majikannya. Herlina mengaku dijebak. Saat ini Herlina tinggal sementara di shelter yang dikelola Yayasan Dompet Dhuafa Hong Kong.

Fahri berpendapat, sistem perlindungan tenaga kerja Indonesia belum berjalan secara optimal. Sebab, banyak agen-agen penempatan TKI di Hong Kong yang masih mengabaikan hak-hak TKI. Selain itu, pelanggaran kontrak merupakan indikasi sistem yang selama ini masih banyak memiliki "lubang" yang harus ditutup. Hal tersebut, menurutnya, menjadi masukan berharga dalam perbaikan sistem dan regulasi terutama yang saat ini sedang dibahas di DPR, yaitu RUU Penempatan dan Perlindungan TKI Luar Negeri.


Advertising
Advertising

Baca juga: Freeport Beri Waktu 120 Hari pada Pemerintah Jokowi


Timwas TKI DPR sejak Sabtu 18 Februari 2017, melakukan kunjungan kerja lapangan ke Hong Kong sebagai kelanjutan dari rapat timwas sebelumnya. Fahri yang juga Wakil Ketua DPR mengemukakan, sesuai dengan tahapan kerja tim pengawas telah melakukan identifikasi masalah pada masa prapenempatan TKI. Kali ini, kata dia, tim melakukan tahap kerja selanjutnya, yaitu menggali dan mengidentifikasi permasalahan di masa penempatan.

Hong Kong menjadi tujuan utama timwas dalam tahap ini. Tim yang dipimpin Fahri terdiri atas Masinton Pasaribu, Andi Fauziah Pujiwatie, John Kenedy Aziz, Elnino M Husein Mohi, Saleh Partaonan Daulay, Nihayatul Wafiroh, Achmad Zaenuddin, Irma Suryani, Ermalena, dan Djoni Rolindrawan. Setiba di Hong Kong, rombongan timwas langsung mengunjungi shelter-shelter yang selama ini membantu dan memfasilitasi tenaga kerja Indonesia yang mengalami berbagai permasalahan di Hongkong.


ANTARA


Berita terkait

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

1 jam lalu

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

Amnesty mendesak DPR dan pemerintah membuat peraturan ketat terhadap spyware yang sangat invasif dan dipakai untuk melanggar HAM

Baca Selengkapnya

KPK Temukan Dokumen dan Bukti Elektronik soal Proyek Pengadaan Rumah Dinas saat Geledah Kantor Setjen DPR

1 hari lalu

KPK Temukan Dokumen dan Bukti Elektronik soal Proyek Pengadaan Rumah Dinas saat Geledah Kantor Setjen DPR

KPK menemukan beberapa dokumen yang berhubungan dengan proyek dugaan korupsi pengadaan perlengkapan rumah dinas DPR dalam penggeledahan.

Baca Selengkapnya

Said Iqbal Yakin Partai Buruh Masuk Senayan pada Pemilu 2029

2 hari lalu

Said Iqbal Yakin Partai Buruh Masuk Senayan pada Pemilu 2029

Presiden Partai Buruh Said Iqbal menyakini partainya masuk ke Senayan pada pemilu 2029 mendatang.

Baca Selengkapnya

KPK Geledah Gedung Setjen DPR, Simak 5 Poin tentang Kasus Ini

2 hari lalu

KPK Geledah Gedung Setjen DPR, Simak 5 Poin tentang Kasus Ini

KPK melanjutkan penyelidikan kasus dugaan korupsi pengadaan sarana kelengkapan rumah jabatan anggota DPR RI tahun anggaran 2020

Baca Selengkapnya

Reaksi DPR Soal Arab Saudi Izinkan Pemegang Semua Jenis Visa Lakukan Umrah

2 hari lalu

Reaksi DPR Soal Arab Saudi Izinkan Pemegang Semua Jenis Visa Lakukan Umrah

DPR menyatakan kebijakan Arab Saudi bertolak belakang dengan Undang-Undang tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah.

Baca Selengkapnya

Ditolak Partai Gelora untuk Gabung Kubu Prabowo, PKS Tak Masalah Jadi Koalisi atau Oposisi

3 hari lalu

Ditolak Partai Gelora untuk Gabung Kubu Prabowo, PKS Tak Masalah Jadi Koalisi atau Oposisi

Partai Gelora menyebut PKS selalu menyerang Prabowo-Gibran selama kampanye Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Gerindra Klaim Suaranya di Papua Tengah Dirampok

3 hari lalu

Gerindra Klaim Suaranya di Papua Tengah Dirampok

Gerindra menggugat di MK, karena perolehan suaranya di DPR RI dapil Papua Tengah menghilang.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN Bilang Oposisi Tetap Dibutuhkan di Pemerintahan Prabowo-Gibran, Ini Alasannya

4 hari lalu

Peneliti BRIN Bilang Oposisi Tetap Dibutuhkan di Pemerintahan Prabowo-Gibran, Ini Alasannya

PKS belum membuat keputusan resmi akan bergabung dengan pemerintahan Prabowo atau menjadi oposisi.

Baca Selengkapnya

BMTH Harus Beri Manfaat Besar Bagi Masyarakat Bali

6 hari lalu

BMTH Harus Beri Manfaat Besar Bagi Masyarakat Bali

Proyek Bali Maritime Tourism Hub (BMTH) yang sedang dibangun di Pelabuhan Benoa, Bali, harus memberi manfaat yang besar bagi masyarakat Bali.

Baca Selengkapnya

MK Gelar Sidang Perdana Sengketa Pileg pada Senin 29 April 2024, Ini Tahapannya

7 hari lalu

MK Gelar Sidang Perdana Sengketa Pileg pada Senin 29 April 2024, Ini Tahapannya

Bawaslu minta jajarannya menyiapkan alat bukti dan kematangan mental menghadapi sidang sengketa Pileg di MK.

Baca Selengkapnya