Panen Bertepatan Musim Hujan, Harga Gabah di Kudus Anjlok

Reporter

Senin, 20 Februari 2017 15:51 WIB

TEMPO/Fahmi Ali

TEMPO.CO, Semarang - Harga gabah petani di Kabupaten Kudus anjlok. Anjloknya harga gabah diakibatkan tibanya musim panen bertepatan dengan datangnya musim penghujan. Bahkan sebagian kawasan sentra padi di Kudus justru terendam banjir.

“Seperti di Kecamatan Undanan dan Mejobo justru terendam banjir saat hendak panen,” kata Ketua Kelompok Tani Nelayan Andalan Kabupaten Kudus Zaenal Arifin, Senin, 20 Februari 2017.
Baca: 20 Hektare Lahan Gambut di Rokan Hilir Terbakar

Zaenal menyebutkan harga gabah panen kering saat ini hanya Rp 230 ribu hingga Rp 250 ribu per kwintal. "Harga itu jauh di bawah HPP (harga pembelian pemerintah) yang seharusnya Rp 370 ribu per kwintal," ucap Zaenal.

Menurutnya musim panen di Kabupten Kudus molor sehingga bertepatan langsung dengan curah hujan. Molornya musim panen terjadi akibat musim tanam juga mundur dari perkiraan karena aliran air waduk Kedungombo dikeluarkan saat bulan September.

Menurut Zaenal, molornya pengaliran air karena perbaikan saluran dari Kedungombo ke Kabupaten Kudus. Biasanya aliran air untuk lahan pertanian itu biasa diterima Oktober sehingga petani bisa menanam musim tiga secara awal dan panen bulan Januari.
Lihat: Warga Manado Diminta Siap Hadapi Bencana

Hal ini dinilai menjadi alasan bagi anjloknya harga gabah karena pedagang menilai kualitas hasil panen saat musim hujan rendah karena kadar air tinggi karena kekurangan sinar matahari.

Para petani sebenarnya menunggu sikap Bulog untuk membeli hasil panen yang rendah di pasaran. Namun hal ini sulit terjangkau karena informasi yang diterima, Bulog baru membeli pada Maret mendatang. "Padahal kami sedang butuh uang untuk tanam kembali," katanya.

Ketua Komisi Perekonomian dan Pertanian Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Jawa Tengah Chamim Irvan membenarkan kondisi tersebut. Menurut dia musim hujan yang sulit dihindari itu tak siap dihadapi oleh Bulog Jateng yang mesin pengeringnya masih minim. "Sehingga tak mampu menampung jumlah gabah basah yang dihasilkan petani," kata Chamim.
Simak: Diduga Simpan Sabu di Tahanan Madiun, Lima Napi Ditahan

Ia meminta Pemerintah Provinsi Jawa Tengah turun tangan menampung gabah panen. Hal itu dinilai penting karena urusan gabah Jawa Tengah vital karena menyangkut masalah pangan. "Pemerintah bisa membeli, ini masuk darurat karena urusan pangan," katanya.

EDI FAISOL

Berita terkait

Mengenal Guinea, Lawan Timnas Indonesia U-23 di Playoff Olimpiade Paris 2024

17 jam lalu

Mengenal Guinea, Lawan Timnas Indonesia U-23 di Playoff Olimpiade Paris 2024

Timnas Indonesia U-23 harus menang melawan Timnas Guinea U-23 jika ingin lolos Olimpiade Paris 2024.

Baca Selengkapnya

Mentan Amran Genjot Produksi di NTB Melalui Pompanisasi

2 hari lalu

Mentan Amran Genjot Produksi di NTB Melalui Pompanisasi

Kekeringan El Nino sudah overlap dan harus waspada.

Baca Selengkapnya

Program Electrifying Agriculture PLN, Mampu Tingkatkan Produktivitas Pertanian

5 hari lalu

Program Electrifying Agriculture PLN, Mampu Tingkatkan Produktivitas Pertanian

Program Electrifying Agriculture (EA) dari PT PLN (Persero), terus memberikan dampak positif bagi pertanian di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Menteri Pertanian Ukraina Ditahan atas Dugaan Korupsi

9 hari lalu

Menteri Pertanian Ukraina Ditahan atas Dugaan Korupsi

Menteri Pertanian Ukraina Mykola Solsky ditahan setelah ditetapkan sebagai tersangka resmi dalam penyelidikan korupsi bernilai jutaan dolar

Baca Selengkapnya

Pengamat Pertanian Ragu Benih dari Cina Cocok di Indonesia

12 hari lalu

Pengamat Pertanian Ragu Benih dari Cina Cocok di Indonesia

Pengamat Pertanian Khudori meragukan sistem usaha tani dari Cina yang akan diterapkan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Pupuk Subsidi Sudah Bisa Ditebus, Hanya di Kios Resmi

14 hari lalu

Pupuk Subsidi Sudah Bisa Ditebus, Hanya di Kios Resmi

PT Pupuk Indonesia mengumumkan pupuk subsidi sudah bisa ditebus di kios pupuk lengkap resmi wilayah masing-masing.

Baca Selengkapnya

Kemendag Dorong Produk Pertanian Indonesia Masuk Pasar Australia, Manggis Paling Diminati

14 hari lalu

Kemendag Dorong Produk Pertanian Indonesia Masuk Pasar Australia, Manggis Paling Diminati

Kementerian Perdagangan (Kemendag) melalui Atase Perdagangan RI di Canberra berupaya mendorong para pelaku usaha produk pertanian Indonesia memasuki pasar Australia.

Baca Selengkapnya

Erupsi Marapi Rusak Ribuan Hektare Lahan Pertanian

25 hari lalu

Erupsi Marapi Rusak Ribuan Hektare Lahan Pertanian

Erupsi Gunung Marapi di Sumatera Barat telah merusak hingga ribuan hektare lahan pertanian di sekitar wilayah tersebut.

Baca Selengkapnya

Google Manfaatkan AI untuk Dukung Produktivitas Pertanian, Diklaim Sukses di India

37 hari lalu

Google Manfaatkan AI untuk Dukung Produktivitas Pertanian, Diklaim Sukses di India

Google berupaya untuk mengimplementasikan teknologi Google AI AnthroKrishi ini untuk skala global, termasuk Indonesia.

Baca Selengkapnya

Jokowi Resmikan Rehabilitasi Bendungan dan Irigasi Gumbasa, Nilainya Mencapai Rp 1,25 Triliun

39 hari lalu

Jokowi Resmikan Rehabilitasi Bendungan dan Irigasi Gumbasa, Nilainya Mencapai Rp 1,25 Triliun

Jokowi pada hari ini meresmikan bendungan dan daerah irigasi Gumbasa di Kabupaten Sigi, Sulteng yang telah direhabilitasi dan direkonstruksi.

Baca Selengkapnya