TEMPO.CO, Pekanbaru - Sekretaris Manggala Agni Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam wilayah Riau Ihsan Abdillah menyebutkan sekitar 20 hektare lahan gambut di Tanah Putih, Rokan Hilir, Riau terbakar.
Kebakaran gambut yang mengeluarkan asap tebal itu sudah berlangsung sejak empat hari terakhir. "Kebakaran terjadi di dua titik," kata Ihsan Abdillah, Senin, 20 Februari 2017.
Baca: 2017, Restorasi Gambut Ditargetkan Capai 400 Ribu Hektare
Ihsan menuturkan berdasarkan pantauan patroli udara helikopter Kementarian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, terdeteksi dua titik api seluas masing-masing 10 hektare yang posisinya saling berdekatan.
Ihsan menduga kebakaran terjadi akibat unsur kesengajaan pihak tidak bertanggung jawab yang membuka lahan untuk perkebunan dengan cara membakar. "Ada kanal yang sengaja dibuat untuk memisahkan lahan kosong dan lahan yang telah ditanami kelapa sawit," ujarnya.
Simak juga: Pengamanan Aksi 212, Polda Metro Jaya Gandeng TNI
Menurut Ihsan, tim satuan tugas darat telah turun ke lokasi kebakaran untuk melakukan pemadaman. Namun tim pemadam mengalami kesulitan memadamkan api lantaran titik api sulit dijangkau. "Tim darat sudah berada di lokasi kebakaran," ujarnya.
Semantara itu Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika stasiun Pekanbaru memantau kemunculan tujuh titik panas yang diindikasikan kebakaran hutan dan lahan di sejumlah wilayah Riau. Rokan Hilir menjadi daerah penyumbang titik panas terbanyak mencapai enam titik. "Titik panas terpantau pukul 07.00 pagi," kata Kepala BMKG stasiun Pekanbaru Sugarin.
Lihat: Parmusi Gugat Jokowi Soal Pengaktifan Kembali Gubernur Ahok
Selain enam titik di Rokan Hilir, satu titik panas juga terpantau di Indragiri Hilir. Tingkat kepercayaan titik panas menjadi titik api di atas 70 persen sebanyak lima titik kebakaran hutan dan lahan. "Empat titik di Rokan Hilir dan satu titik di Indragiri Hilir," ucapnya.
RIYAN NOFITRA