Cagub DKI Jakarta nomer urut satu Agus Harimurti Yudhoyono dan Cawagub Sylviana Murni menghadiri Kampanye Akbar Satukan Jakata di GOR Sumantri Brodjonegoro, Jakarta, 1 Desember 2017. Pada kampanye akbar ini AHY mengajak seluruh simpatisan untuk mencoblos nomer urut satu pada Pilkada DKI, Rabu (15/2) mendatang. ANTARA FOTO
TEMPO.CO, Jakarta - Dalam survei-survei awal seusai debat pertama yang diselenggarakan KPU (Komisi Pemilihan Umum), elektabilitas pasangan Agus Harimurti Yudhoyono dan Sylviana Murni atau Agus-Sylvi menunjukkan tren yang baik. Itu diakui analis politik dari UI (Universitas Indonesia) Donny Gahral Adiansyah. "Tapi blunder demi blunder dibuat lingkungan pasangan calon ini," katanya, sembari mengatakan yang dimaksudnya blunder kerabat di media sosial.
Donny menyebutkan, cuitan Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY menurutnya bisa menciptakan antipati di kalangan pemilih Agus-Sylvi. "Playing victim justru kontraproduktif. Masyarakat ibukota rasional dan mampu membedakan mana yang palsu dan mana yang tulus," kata Donny.
Menurutnya, reaksi SBY terhadap Antasari Azhar dengan menuding pemerintah ikut bermain justru menciptakan persepsi pemimpin lemah dan tukang mengeluh, mau tidak mau berimbas pula pada pasangan calon yang diusungnya. tentu saja dalam hal ini Agus-Sylvi. "Berbeda dengan strategi Anies yang tak pernah menyerang pemerintah," katanya.
Dan, pendapat lainnya Donny, masyarakat menilai Agus hanya cakap di retorika namun masih lemah di detil.
Ia juga melihat perolehan suara Agus-Sylvi berdasarkan quick count turun sangat drastis. Selain hal-hal yang disebutkan tadi, faktor lainnya efek dari gempuran terhadap calon wakil gubernurnya (Sylviana Murni). “Exposure negatif tentang kerabatnya juga punya pengaruh,” kata Donny.