Sejumlah Perbedaan Media Arus Utama dan Media Sosial Versi Jokowi

Reporter

Kamis, 9 Februari 2017 11:37 WIB

Presiden Joko Widodo bersama istri, Iriana Joko Widodo mengunjungi gerai pameran ikan dalam acara puncak Hari Pers Nasional ke-71 di Lapangan Polda Tantui, Ambon, Maluku, 9 Februari 2017. TEMPO/Larissa

TEMPO.CO, Ambon - Presiden Joko Widodo mengatakan ada perbedaan mendasar antara media massa arus utama atau mainstream dan pemberitaan di media sosial. Menurut Jokowi, media sosial cenderung lebih mudah menyebarkan berita bohong atau hoax ketimbang media mainstream.

"Media sosial menonjol karena kecepatannya, sementara media arus utama yang menonjol adalah nilai akurasinya," ujar Jokowi dalam acara puncak Hari Pers Nasional di Ambon, Maluku, Kamis, 9 Februari 2017.

Baca juga:

9 Hal yang Harus Diwaspadai saat Mengisi Status di Medsos

Buntut Napi Pelesir, Pengawalan Lapas Sukamiskin Diperketat


Namun, ucap Jokowi, perkembangan media sosial tidak dapat dihindari seiring berkembangnya era digital. Tantangannya, tutur dia, setiap individu justru bisa menjadi produsen berita. Setiap saat, media sosial akan dibanjiri berita, mulai yang bersifat obyektif, aktual, kritik baik, hingga bohong atau hoax.

"Hal ini justru yang mengganggu akal sehat, karena ada yang berbuat kegaduhan dengan fitnah dan caci maki yang mengancam persatuan," kata Jokowi.

Meski begitu, Jokowi yakin perkembangan teknologi yang liar ini bisa mendewasakan masyarakat, khususnya di Indonesia. Sebab, pemberitaan masif lewat media sosial sudah menjadi fenomena setiap negara. Jokowi menilai nantinya bangsa Indonesia akan tahan uji jika bisa melewati tantangan dengan baik.

Simak juga:

HPN 2017, Jokowi Pusing Berita Hoax di Media Sosial

Napi Pelesiran Sukamiskin, Ini Temuan Tempo Vs Kementerian


"Oleh sebab itu, kita harus bersama-sama stop ini, berita bohong atau hoax yang memecah belah atau fitnah. Ini harus dihadapi. Seharusnya media arus utama mampu meluruskan yang bengkok-bengkok, menjernihkan yang keruh," ucap Jokowi.

Jokowi melihat, selama ini, apa yang menjadi tren bisa dengan cepat dipakai menjadi bahan pemberitaan tanpa melalui verifikasi. Untuk itu, Jokowi berharap media arus utama tidak boleh luntur dalam menjunjung tinggi nilai kode etik dalam verifikasi berita.

LARISSA HUDA




Berita terkait

Marak Judi Online, Menteri Komunikasi: Susah, Seperti Menghadapi Hantu

8 jam lalu

Marak Judi Online, Menteri Komunikasi: Susah, Seperti Menghadapi Hantu

Menteri Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Budi Arie Setiadi mengatakan akan terus mempersempit ruang gerak bagi pelaku judi online.

Baca Selengkapnya

Akhir Politik Jokowi di PDIP

14 jam lalu

Akhir Politik Jokowi di PDIP

Kiprah politik Joko Widodo atau Jokowi di PDI Perjuangan sudah tamat. Mantan Wali Kota Solo itu butuh dukungan partai politik baru.

Baca Selengkapnya

Menteri AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis untuk Masyarakat Sulawesi Tenggara

19 jam lalu

Menteri AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis untuk Masyarakat Sulawesi Tenggara

Menteri ATR/Kepala BPN Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY menyerahkan 300 sertifikat tanah secara simbolis untuk masyarakat Sulawesi Tenggara.

Baca Selengkapnya

Kaesang Ungkap Pesan Jokowi untuk PSI Hadapi Pilkada 2024

21 jam lalu

Kaesang Ungkap Pesan Jokowi untuk PSI Hadapi Pilkada 2024

Kaesang mengingatkan kader PSi untuk ikut berpartisipasi dalam Pilkada 2024 pada wilayah dengan potensi jumlah kursi terbanyak.

Baca Selengkapnya

1 Juta Warga Indonesia Berobat ke Luar Negeri, Kemenkes: Layanan Kesehatan Belum Merata

21 jam lalu

1 Juta Warga Indonesia Berobat ke Luar Negeri, Kemenkes: Layanan Kesehatan Belum Merata

Jokowi sebelumnya kembali menyinggung banyaknya masyarakat Indonesia yang berobat ke luar negeri dalam rapat kerja Kemenkes.

Baca Selengkapnya

Jokowi Tunjuk Luhut sebagai Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional, Ini Daftar Anggotanya

1 hari lalu

Jokowi Tunjuk Luhut sebagai Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional, Ini Daftar Anggotanya

Luhut Binsar Pandjaitan ditunjuk sebagai Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional.

Baca Selengkapnya

Terkini: Lahan Padi Cina 1 Juta Hektar di Kalimantan Menuai Polemik, Cara Daftar Subsidi LPG 3 Kilogram

1 hari lalu

Terkini: Lahan Padi Cina 1 Juta Hektar di Kalimantan Menuai Polemik, Cara Daftar Subsidi LPG 3 Kilogram

Rencana pembukaan lahan 1 juta hektar untuk padi Cina di Kalimantan menuai pro dan kontra. Cara mendaftar menjadi penerima subsidi LPG 3 kilogram.

Baca Selengkapnya

Jokowi Minta Menlu Persiapkan Negosiasi Ketahanan Pangan dengan Vietnam

1 hari lalu

Jokowi Minta Menlu Persiapkan Negosiasi Ketahanan Pangan dengan Vietnam

Presiden Jokowi menerima laporan hasil lawatan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi ke Vietnam beberapa hari lalu.

Baca Selengkapnya

Usai Tak Lagi Dianggap Kader PDIP, Gibran Bilang Belum Bergabung Kemana-Mana

1 hari lalu

Usai Tak Lagi Dianggap Kader PDIP, Gibran Bilang Belum Bergabung Kemana-Mana

"Kami berteman dengan semua, semua partai kami anggap rumah ya," ujar Gibran.

Baca Selengkapnya

Jokowi hingga Ma'ruf Amin Dukung Rencana Prabowo-Gibran Rangkul Semua Kalangan

1 hari lalu

Jokowi hingga Ma'ruf Amin Dukung Rencana Prabowo-Gibran Rangkul Semua Kalangan

Jokowi memastikan pemerintah mendukung proses peralihan pemerintahan ke Prabowo-Gibran dapat berjalan baik dan lancar.

Baca Selengkapnya