4 Tahun Dibelenggu, Penderita Sakit Jiwa Ini Akhirnya Bebas  

Reporter

Rabu, 8 Februari 2017 03:10 WIB

Rantai dan gembok yang selama empat tahun membelenggu kaki Handoko, 30 tahun, seorang penderita gangguan jiwa sedang dilepas di Plumpungrejo, Kecamatan Wonoasri, Kabupaten Madiun, Jawa Timur, 7 Februari 2017. TEMPO/Nofika Dian Nugroho

TEMPO.CO, Madiun - Handoko, 30 tahun, seorang penderita gangguan jiwa yang tinggal di Desa Plumpungrejo, Kecamatan Wonoasri, Kabupaten Madiun, Jawa Timur, terbebas dari belenggu. Rantai dan gembok yang selama ini melingkar di kakinya akhirnya dilepas. Pemuda ini dinyatakan sembuh dari penyakit kejiwaan.

Setelah terbebas dari belenggu, ia masih banyak diam. Pandangannya kosong meski ada beberapa orang duduk mengelilinginya. Ketika ditanya tentang pelepasan belenggu, Handoko menjawab singkat. "Rasanya enteng," kata Handoko setelah petugas Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) yang dibantu warga melepas belenggu tersebut, Selasa, 7 Februari 2017.

Baca pula:
Di Jakarta, Penderita Gangguan Jiwa Meningkat Pesat
Begini Awal Penyakit 'Manusia Kayu' yang Diderita Sulami

Handoko dibelenggu sejak empat tahun terakhir. Ia kerap marah dan bertindak kasar kepada anggota keluarganya. Hartono, kakak kandung Handoko, mengatakan kedua orang tuanya sering dipukul dan dicekik tanpa jelas sebabnya. Selain itu, seorang tetangga pernah menerima perlakukan kasar bungsu dari tujuh bersaudara ini.

Menurut Hartono, keanehan pada adiknya muncul sepuluh tahun lalu. Kala itu, pemuda ini lebih banyak diam dan mengurung diri dalam kamar. Setiap kali ditanya anggota keluarga, dia tidak pernah menjawab.

Pihak keluarga berspekulasi tentang penyebab keanehan Handoko. Hartono menilai, perubahan itu diduga akibat depresi setelah handphone-nya rusak dan orang tuanya tidak bisa membelikan lagi. "Dulunya selalu ceria, tapi setelah itu dia berubah," ujar Hartono kepada Tempo, Selasa 7 Februari 2017.

Karena itu, Handoko mulai diperiksakan ke petugas medis di pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) hingga rumah sakit jiwa. Namun, Hartono melanjutkan, usaha itu tidak membuahkan hasil maksimal. Handoko sering melarikan diri ketika dikarantina di Rumah Sakit Jiwa Surakarta, Jawa Tengah, ataupun Surabaya. "Pulang sendiri ke rumah," ujar dia.

Sujarwo, Koordinator Kesehatan Jiwa Puskesmas Wonoasri mengatakan, setelah dibebaskan dari belenggu, pihak keluarga diharapkan rutin memberikan obat kepada Handoko. Obat itu diberikan secara gratis lantaran pemuda itu tercatat sebagai peserta Badan Penyelenggara Jaminan Sosial. "Kami dan TKSK juga akan rutin memantaunya," kata Sujarwo.

NOFIKA DIAN NUGROHO

Berita terkait

3P Ciri Orang Alami Gangguan Jiwa, Ini yang Perlu Dilakukan

3 hari lalu

3P Ciri Orang Alami Gangguan Jiwa, Ini yang Perlu Dilakukan

Psikiater menyebut ciri-ciri orang dengan gangguan jiwa yang butuh pertolongan medis. Ciri-ciri gangguan jiwa itu diistilahkan dengan 3P.

Baca Selengkapnya

Cara Membantu Penderita Hoarding Disorder, Gangguan Mental Suka Menimbun Barang

7 hari lalu

Cara Membantu Penderita Hoarding Disorder, Gangguan Mental Suka Menimbun Barang

Hoarding disorder adalah gangguan kesehatan mental yang membuat orang ingin terus mengumpulkan barang hingga menumpuk.

Baca Selengkapnya

Gejala Awal Orang dengan Gangguan Jiwa yang Perlu Diperhatikan

18 Februari 2024

Gejala Awal Orang dengan Gangguan Jiwa yang Perlu Diperhatikan

Psikolog mengatakan umumnya gejala awal orang dengan gangguan jiwa ialah perubahan emosi maupun perilaku yang mendadak dan cenderung ekstrem.

Baca Selengkapnya

Psikolog Ungkap 3 Penyebab Orang Alami Gangguan Jiwa

17 Februari 2024

Psikolog Ungkap 3 Penyebab Orang Alami Gangguan Jiwa

Psikolog menjelaskan ada tiga faktor penyebab gangguan jiwa, mulai dari keturunan hingga paparan lingkungan.

Baca Selengkapnya

Jangan Minta ODGJ yang Baru Pulih Hidup seperti Dulu atau Kondisinya akan Memburuk Lagi

16 Februari 2024

Jangan Minta ODGJ yang Baru Pulih Hidup seperti Dulu atau Kondisinya akan Memburuk Lagi

Jangan menuntut ODGJ yang sudah dinyatakan pulih dengan obat untuk kembali hidup sempurna. Ini yang perlu dipahami keluarga pasien.

Baca Selengkapnya

Caleg Stres dan Depresi karena Gagal di Pileg 2024, Begini Penanganannya

14 Februari 2024

Caleg Stres dan Depresi karena Gagal di Pileg 2024, Begini Penanganannya

Apa saja layanan psikologis yang disediakan sejumlah rumah sakit melayani para caleg stres dan depresi akibat gagal dalam Pileg 2024?

Baca Selengkapnya

Psikiater Ingatkan Hasil Pemilu 2024 Bisa Picu Gangguan Mental pada Pemilik Komorbid

13 Februari 2024

Psikiater Ingatkan Hasil Pemilu 2024 Bisa Picu Gangguan Mental pada Pemilik Komorbid

Psikiater menuturkan gangguan mental setelah Pemilu 2024 dapat memperparah kondisi pemilik komorbid. Ini yang perlu dilakukan.

Baca Selengkapnya

Risiko Caleg Stres dan Alami Gangguan Jiwa Setelah Gagal Terpilih di Pemilu 2024

8 Februari 2024

Risiko Caleg Stres dan Alami Gangguan Jiwa Setelah Gagal Terpilih di Pemilu 2024

Menjelang Pemilu 2024, beberapa kota termasuk DKI Jakarta dan Cianjur sediakan layanan kesehatan jiwa bagi caleg stres karena gagal terpilih.

Baca Selengkapnya

RSKD Duren Sawit Jadi Rujukan untuk Caleg Alami Stres dan Gangguan Jiwa di Pemilu 2024, Ini Profilnya

8 Februari 2024

RSKD Duren Sawit Jadi Rujukan untuk Caleg Alami Stres dan Gangguan Jiwa di Pemilu 2024, Ini Profilnya

Dinkes DKI Jakarta mengantisipasi penanganan caleg alami gangguan jiwa pasca Pemilu 2024, rujukan di RSKD Duren Sawit.

Baca Selengkapnya

Kasus Mayat Dalam Kontainer di Tanjung Priok, Korban Memiliki Riwayat Gangguan Jiwa

6 Februari 2024

Kasus Mayat Dalam Kontainer di Tanjung Priok, Korban Memiliki Riwayat Gangguan Jiwa

Polres Pelabuhan Tanjung Priok dan Polres Fakfak masih menyelidiki kasus mayat dalam kontainer ini soal bagaimana korban masuk ke peti kemas.

Baca Selengkapnya