Heli AW 101 diproduksi oleh Westland dari Inggris dan Agusta dari Italia. Kerjasama dua perusahaan ini menghasilkan helikopter medium yang memiliki kemampuan beragam, yaitu untu angkut pasukan, anti kapal selam, SAR, dan VVIP, bahkan Italia menjadikan AW 101 sebagai helikopter peringatan dini atau airborne early warning. Heli generasi akhir ini menggabungkan sistem avionik, navigasi, komunikasi, dan keamanan pada tingkatan yang sangat tinggi, ini menjadi alasan mengapa AW 101 harganya mahal. Heli AW101 mampu diterbangkan dengan menggunakan NVG, sehingga pilot dapat menerbangkan heli ini dalam keadaan gelap gulita. AW 101 memiliki kabin yang luas, sangat cocok menjadi helikopter pengangkut VVIP. wikipedia.org
TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Staf TNI AU Marsekal Hadi Tjahjanto pernah mengatakan pengadaan helikopter Agusta Westland AW-101 akan ia selidiki. Selasa, 7 Februari 2017, ia melaporkan rencana investigasi heli AW-101 kepada Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan.
Berdasarkan data yang ia punya, kata Hadi, perencanaan pengadaan AW-101 dilakukan oleh TNI AU seperti yang telah dikabarkan selama ini. Namun, dukungan administrasinya dilakukan oleh Kementerian Pertahanan alias pembelian tidak akan bisa dilakukan apabila anggaran dari Kemenhan tak cair.
Nah, kejanggalan dari perencanaan dan pembelian itu adalah Kemenhan yang tak mengetahui bahwa AW-101 akan diadakan untuk kebutuhan angkut. Hadi berkata apa yang diketahui Kemenhan hanyalah AW-101 diadakan untuk kebutuhan VVIP dan itu pun sudah ditolak Presiden Joko Widodo.
"Sekarang, saya bentuk tim investigasi ke dalam. Internal Angkatan Udara akan melihat proses perencanaan sampai dengan pengadaan seperti untuk apa, kenapa bisa datang, dokumennya bagaimana, dan sebagainya," ujar Hadi, Selasa, 7 Februari.
Hadi menambahkan, bahwa investigasinya akan berjalan paralel dengan investigasi dari Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo.
Ditanyai apakah investigasi ini akan membuka peluang mempertahankan AW-101 yang sudah kadung tiba di Indonesia, Hadi tak menampik kemungkinan itu. Ia mengatakan dipertahankan atau tidaknya AW-101 yang ada tergantung pada hasil investigasi.
"Hasil investigasi pasti kami evaluasi dulu, saya laporkan ke Panglima TNI. Panglima TNI yang akan memutuskan sebagai atasan saya langsung," ujarnya mengakhiri.