Tepis Stigma Negatif, Dua Ormas Besar Bali Sepakat Berdamai
Editor
Dian Andryanto
Minggu, 5 Februari 2017 14:55 WIB
TEMPO.CO, Denpasar - Dua organisasi kemasyarakatan besar di Bali yang anggotanya sering bentrok, Laskar Bali dan Baladika, sepakat melakukan perdamaian. Langkah ini dilakukan atas dasar kesadaran menjaga Bali, yang penghasilan utamanya berasal dari sektor pariwisata.
Kesepakatan itu dicapai dalam pembicaraan yang dihadiri dewan penasihat, dewan pembina, dan pengurus kedua ormas, Minggu, 5 Februari 2017, di Taman Jepun, Denpasar. Pertemuan juga dihadiri Direktur Intelijen dan Keamanan Kepolisian Daerah Bali Komisaris Besar Wayan Sukawinaya. “Ini sudah semestinya, apalagi keduanya menyandang nama Bali. Diharapkan nantinya diikuti ormas-ormas lain,” ucap Sukawinaya.
Baca juga:
Rusuh Denpasar Baladika Vs Laskar Bali, Ini Kronologinya
Damai, Laskar Bali dan Baladika Serahkan 120 Senjata...
Sukawinaya menegaskan, kesepakatan itu akan sangat membantu pihak kepolisian dalam mengamankan Bali. Dalam catatan Polda Bali pada tahun-tahun sebelumnya, selain terorisme, bentrok ormas selalu menjadi catatan yang harus diwaspadai. Diharapkan dua masalah itu tidak akan terjadi lagi pada masa mendatang.
Sekretaris Jenderal Baladika Komang Mertajiwa menyatakan kesepakatan itu berawal dari kesadaran bersama, bukan karena campur tangan pihak lain. “Sebenarnya sudah lama kami rencanakan, tapi sekarang ini momentumnya sangat tepat di tengah kondisi bangsa yang sedang rawan perpecahan,” ujarnya.
Mereka menyadari, selama ini, ada stigma negatif yang dilekatkan pada ormas sebagai biang masalah. Adapun kesepakatan nantinya akan dituangkan dalam deklarasi yang lebih detail, sehingga bisa menjadi pegangan dalam menyelesaikan masalah. Deklarasi itu juga harus ditaati semua anggota ormas yang jumlahnya mencapai puluhan ribu dan tersebar di seluruh Bali.
Sementara Sekretaris Jenderal Laskar Bali Ketut Ismaya menegaskan, kesepakatan juga berangkat dari kesadaran sebagai sesama warga Bali. “Jangan sampai kita menyusahkan diri sendiri. Kalau Bali tidak aman, akan banyak warga yang harus keluar Bali untuk mencari pekerjaan,” tuturnya. “Komitmen ini murni dan bukan komat-kamit saja.”
Selain melangsungkan deklarasi yang rencananya digelar 14 Februari 2017, kedua ormas akan ikut Parade Budaya untuk mempertahankan NKRI pada Senin, 6 Februari 2017. Partisipasi itu untuk membuktikan, selain menjaga Bali, mereka ingin keutuhan NKRI tetap terjaga dengan keberagamannya.
ROFIQI HASAN
Simak:
Kasus Ahok, Istana Ikut Repot
Ini Alasan GP Ansor Rencanakan Demo di Posko Pemenangan Ahok