Bengawan Solo Mulai Membludak, Bojonegoro Bakal Banjir
Editor
Dwi Arjanto
Kamis, 2 Februari 2017 14:04 WIB
TEMPO.CO, Bojonegoro -Warga di sekitar bantaran Sungai Bengawan Solo, Bojonegoro, Jawa Timur, bersiap-siap menjemput banjir. Menyusul hujan deras di Ngawi dan Ponorogo, yang membuat Sungai Bengawan Solo meluap dan berpotensi banjir, Kamis 2 Februari 2017.
Data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro menyebutkan, Pos Pantau di Sekayu, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, dalam posisi siaga merah banjir. Daerah Ponorogo terhubung oleh Kali Madiun dan bermuara di Bengawan Solo, tepatnya di Ngawi.
Jika, Bengawan Solo dan Sungai Madiun yang terhubung hujan, posisi muara potensi banjir. “Ya, kita siap-siap terima banjir kiriman,” ujar Kepala BPBD Bojonegoro Andi Sujarwo dalam keterangannya Kamis 2 Februari 2017.
Namun, lanjut Andi, luapan air kiriman dari Ponorogo dan Ngawi, perjalanan airnya sekitar dua hari. Yaitu perkiraan luapan airnya sampai di Bojonegoro, pada Sabtu 4 Februari lusa. Sedangkan perkiraan Tinggi Muka Air di Sungai Bengawan Solo, pada posisi siaga dua atau siaga kuning dimana di angka minimal 14.00 phielschaal. Tetapi, jika terjadi hujan lokal di Bojonegoro dan sekitarnya bisa memicu peningkatan Tinggi Muka Air di sungai.
Baca juga:
Soal Isu Penyadapan, Jokowi: Itu Urusan Pengadilan
Sementara itu, pos pantau di Taman Bengawan Solo, permukaan air di atas 11.87 phielschaal pada pukul 11.00 atau meningkat di banding pukul 07.00 yaitu 11.80 phielschaal. Diperkirakan, permukaan air Sungai Bengawan Solo, terus meningkat pada Kamis malam 2 Februari 2017 hingga Jumat 3 Februari 2017.
Karena data di pos pantau Dungus Ngawi, Tinggi Muka Air terus meningkat. Yaitu pada pukul 10.00 Tinggi Muka Air 7.50 phielschaal dan pada pukul 12.00 waktu setempat naik menjadi 7.70 phielschaal.
Di Bojonegoro sendiri jika posisi Tinggi Muka Air pada siaga kuning, maka sudah ada beberapa desa/kelurahan yang tergenang. Seperti di Kecamatan Kota, di Kelurahan Ledok Kulon, Ledok Wetan, Jetak, dan sebagian Klangon. Kemudian di Desa Ngulanan, Kecamatan Dander, yang posisinya berada di Bantaran Sungai Bengawan Solo.
Lurah Klangon Tasmiran, mengatakan beberapa kampung di daerahnya berada di Bantaran Sungai Bengawan Solo. Jika luapan Sungai Bengawan Solo di posisi Siaga Kuning, maka ada belasan warganya terendam banjir. “Karena lokasinya rendah dan di pinggir sungai,” ujarnya Kamis 2 Februari 2017. Dia meminta warga di sekitar Bantaran Bengawan Solo, untuk waspada. Terutama menjaga anak-anak di saat banjir datang.
Seperti diketahui, banjir terjadi akhir November 2016 lalu. Sedikitnya 56 desa/kelurahan di 11 kecamatan tergenang. Sekitar 2450 orang mengungsi akibat rumahnya terendam.
SUJATMIKO