Presiden Joko Widodo berjabat tangan dengan Menteri Keuangan Sri Mulyani disaksikan Gubernur Jateng Ganjar Pranowo saat peluncuran fasilitas kebijakan Kemudahan Impor Tujuan Ekspor untuk Industri Kecil dan Menengah (KITE IKM) di Tumang, Boyolali, Jawa Tengah, 30 Januari 2017. Program tersebut guna membantu meningkatkan ekspor hasil produksi industri skala kecil dan menengah nasional. ANTARA FOTO
TEMPO.CO, Boyolali - Presiden Joko Widodo meluncurkan program Kemudahan Impor Tujuan Ekspor (KITE) bagi perusahaan kecil dan menengah di Kecamatan Cepogo, Boyolali, Senin 30 Januari 2017. Program tersebut diyakini mampu meningkatkan daya saing produksi Indonesia di pasar ekspor.
Jokowi mengatakan kebijakan tersebut akan mempermudah perusahaan kecil dan menengah untuk mendapatkan bahan baku secara murah. "Ini merupakan bentuk perhatian pemerintah kepada usaha kecil dan menengah," katanya.
Dalam program tersebut, perusahaan kecil dan menengah yang berorientasi ekspor bisa mendapat banyak kemudahan dalam memperoleh bahan baku impor. "Kemudahan diberikan melalui kebijakan fiskal," katanya. Selama ini, kebijakan serupa sudah banyak dinikmati perusahaan besar.
Melalui program tersebut, pengusaha kecil dan menengah bisa memperoleh bahan baku impor yang bebas bea masuk. Selain itu, mereka juga akan menikmati pembebasan pajak pertambahan nilai hingga pajak impor.
"Melalui kebijakan ini biaya produksi mereka bisa terpangkas sekitar 20 persen hingga 25 persen," katanya. Dia pun berharap para pelaku usaha bisa mengekspor kembali produknya dengan harga yang lebih kompetitif.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebut paket ini merupakan implementasi dari Paket Kebijakan Ekonomi Pemerintah Jilid I. "Pengusaha besar sudah menikmatinya melalui Pusat Logistik Berikat," katanya. Kali ini, mereka memberikan program yang sama bagi industri kecil dan menengah.
Di awal peluncuran program ini, terdapat 22 industri kecil menengah yang menerima fasilitas ini. Termasuk, perajin tembaga di Tumang yang sudah lama memasarkan produknya ke luar negeri. "Para perajin ini bisa menghemat hingga Rp 5,5 miliar setahun melalui program ini," katanya.
Swasembada Gula dan Bioetanol, Kementerian BUMN Gabungkan Danareksa-Perhutani
1 hari lalu
Swasembada Gula dan Bioetanol, Kementerian BUMN Gabungkan Danareksa-Perhutani
Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara atau BUMN Kartika Wirjoatmodjo menjelaskan keterlibatan Kementerian BUMN dalam proyek percepatan swasembada gula dan bioetanol.