BRG Diminta Ungkap Perusahaan yang Perlu Restorasi Lahan

Minggu, 29 Januari 2017 20:54 WIB

TEMPO/Ishomuddin

TEMPO.CO, Jakarta -Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) meminta Badan Restorasi Gambut (BRG) untuk mengungkap nama-nama perusahaan yang ada dalam peta indikatif restorasi gambut.

"Saya pikir dari 2,4 juta hektare lebih temuan BRG di peta indikatif diketahui 1,4 juta hektare itu di wilayah berizin. Seharusnya di 2017 BRG lebih proaktif, lebih tegas ke korporasi," kata Direktur Eksekutif Walhi Nasional Nur Hidayati di Jakarta, Minggu, 29 Januari 2017.

Menurut dia, hal ini perlu dilakukan mengingat lebih dari 1,4 juta hektare (ha) lahan dari total 2,4 juta hektare lebih yang perlu direstorasi merupakan milik perusahaan.

Ia menyarankan agar BRG membuka informasi tersebut ke publik agar semua tahu dan masyarakat juga bisa ikut memantau.

"Kalau dari Walhi waktu itu kan baru temuan awal yang kita overlay. Nah, BRG bisa buka temuannya, benar tidak temuan Walhi, punya data berbeda atau sama," tambah dia.

Menurut Nur Hidayati yang akrab di sapa Yaya, soal transparansi, keterbukaan informasi untuk korporasi-korporasi yang terindikasi dalam peta indikatif restorasi BRG sangat penting bagi publik.

"Kalau BRG bisa buka (peta indikatif restorasi gambut) itu saja sudah sesuatu yang maju," katanya.

Ia melihat capaian BRG di 2016 terlalu fokus ke lahan gambut yang dikelola masyarakat. Bukan berarti mengecilkan kinerja yang telah dilakukan, karena sangat bagus badan khusus yang di bentuk Presiden Joko Widodo ini memperhatikan masyarakat.

"Cuma kemudian yang terjadi adalah karena hanya itu yang diekspos, seolah-olah opini publik terbentuk bahwa masyarakat yang membakar, padahal bukan. Tapi jika dilihat kan memang BRG justru lebih dulu mengitervensi lahan gambut bekas terbakar milik masyarakat," ujar dia.

Kepala BRG Nazir Foead menanggapi kritikan Walhi tersebut mengatakan Pemerintah dalam hal ini BRG, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), bersama Kementerian Pertanian (Kemtan) sedang memverifikasi luas area gambut perusahaan yang harus direstorasi.

Ada 25 surat penugasan restorasi yang sekarang sedang diverifikasi bersama oleh Pemerintah dan perusahaan.

"Rasanya tidak masalah kalau sudah verifikasi bisa diinformasikan nama perusahaannya. Mereka nantinya melakukan restorasi gambut di areal mereka dibawah arahan pemerintah," ujar Nazir.

Menurut Nazir, keterbukaan informasi seperti yang disebutkan Walhi memang perlu sehingga masyarakat juga dapat memantau kinerja restorasi gambut yang sedang berjalan.

Secara bertahap, setelah terverifikasi diharapkan seluruh nama perusahaan pemegang konsesi yang harus melakukan restorasi dapat disampaikan ke publik.

Sebelumnya Nazir mengatakan peta indikatif restorasi gambut menggunakan peta Kesatuan Hidrologis Gambut (KHG), sebaran gambut dari berbagai sumber, tutupan hutan, kebakaran gambut, dan keberadaan kanal. BRG menggunakan peta baik dari KLHK, Kemtan dan berbagai lembaga lainnya.

Peta indikatif restorasi gambut yang telah dikeluarkan BRG adalah peta indikatif skala 1:250.000, dan peta terbentuk setelah mendapatkan masukan publik dari peta indikatif yang sudah ada di pemerintah dan pihak lain.

ANTARA

Berita terkait

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

10 hari lalu

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

Hibah untuk lebih kuat bertahan dari cuaca ekstrem ini disebar untuk 80 proyek di AS. Nilainya setara separuh belanja APBN 2023 untuk proyek IKN.

Baca Selengkapnya

Pertama di Dunia, Yunani Berikan Liburan Gratis sebagai Kompensasi Kebakaran Hutan 2023

18 hari lalu

Pertama di Dunia, Yunani Berikan Liburan Gratis sebagai Kompensasi Kebakaran Hutan 2023

Sebanyak 25.000 turis dievakuasi saat kebakaran hutan di Pulau Rhodes, Yunani, pada 2023, mereka akan mendapat liburan gratis.

Baca Selengkapnya

BNPB Ingatkan Banyaknya Kasus Kebakaran Hutan dan Lahan di Sumatera

43 hari lalu

BNPB Ingatkan Banyaknya Kasus Kebakaran Hutan dan Lahan di Sumatera

Dari data BNPB, kasus kebakaran hutan dan lahan mulai mendominasi di Pulau Sumatera sejak sepekan terakhir.

Baca Selengkapnya

Risiko Karhutla Meningkat Menjelang Pilkada 2024, Hotspot Bermunculan di Provinsi Rawan Api

46 hari lalu

Risiko Karhutla Meningkat Menjelang Pilkada 2024, Hotspot Bermunculan di Provinsi Rawan Api

Jumlah titik panas terus meningkat di sejumlah daerah. Karhutla tahun ini dinilai lebih berisiko tinggi seiring penyelenggaraan pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Penugasan Jokowi, BMKG Bentuk Kedeputian Baru Bernama Modifikasi Cuaca

48 hari lalu

Penugasan Jokowi, BMKG Bentuk Kedeputian Baru Bernama Modifikasi Cuaca

Pelaksana tugas Deputi Modifikasi Cuaca BMKG pernah memimpin Balai Besar TMC di BPPT. Terjadi pergeseran SDM dari BRIN.

Baca Selengkapnya

Tentang Musim Kemarau yang Menjelang, BMKG: Mundur dan Lebih Basah di Banyak Wilayah

48 hari lalu

Tentang Musim Kemarau yang Menjelang, BMKG: Mundur dan Lebih Basah di Banyak Wilayah

Menurut BMKG, El Nino akan segera menuju netral pada periode Mei-Juni-Juli dan setelah triwulan ketiga berpotensi digantikan La Nina.

Baca Selengkapnya

Mendagri Tito Karnavian Minta Pemda Susun Regulasi Terkait Karhutla

48 hari lalu

Mendagri Tito Karnavian Minta Pemda Susun Regulasi Terkait Karhutla

Regulasi dinilai penting karena akan mempengaruhi perumusan program dan anggaran penanganan kebakaran.

Baca Selengkapnya

Para Menteri Sudah Rapat Kebakaran Hutan dan Lahan, Ancang-ancang Hujan Buatan

49 hari lalu

Para Menteri Sudah Rapat Kebakaran Hutan dan Lahan, Ancang-ancang Hujan Buatan

Saat banyak wilayah di Indonesia masih dilanda bencana banjir, pemerintah pusat telah menggelar rapat koordinasi khusus kebakaran hutan dan lahan.

Baca Selengkapnya

Suhu Udara Global: Bumi Baru Saja Melalui Februari yang Terpanas

53 hari lalu

Suhu Udara Global: Bumi Baru Saja Melalui Februari yang Terpanas

Rekor bulan terpanas kesembilan berturut-turut sejak Juli lalu. Pertengahan tahun ini diprediksi La Nina akan hadir. Suhu udara langsung mendingin?

Baca Selengkapnya

Kebakaran Hutan Kerap Terjadi di Sumatera dan Kalimantan, Ini Cara Antisipasi Karhutla

3 Maret 2024

Kebakaran Hutan Kerap Terjadi di Sumatera dan Kalimantan, Ini Cara Antisipasi Karhutla

Kebakaran hutan kerap terjadi di beberapa daerah di Pulau Sumatera dan Kalimantan. Bagaimana cara mengantisipasinya?

Baca Selengkapnya