Australia Serahkan Hasil Investivigasi Pelecehan Pancasila  

Reporter

Jumat, 27 Januari 2017 01:50 WIB

Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo, menaiki sebuah mobil saat memeriksa barisan jelang memimpin upacara serah terima jabatan pejabat baru KASAU Marsekal TNI Hadi Tjahjanto dari Marsekal TNI Agus Supriatna, di Lapangan Udara Militer TNI AU, Halim Perdanakusuma, Jakarta, 20 Januari 2017. TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.CO, Jakarta - Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI) Jenderal Gatot Nurmantyo telah menerima surat dari Kepala Angkatan Pertahanan Australia Air Chief Marshall Mark Donald Binskin terkait dengan masalah pelesetan Pancasila oleh militer Australia beberapa waktu lalu.

Baca: Harta Patrialis Tersebar dari Bekasi, Jakarta, sampai Padang

Menurut Gatot, Binskin akan datang ke Indonesia pada 8 Februari 2017 untuk menyampaikan hasil investigasi Australia terkait dengan kasus itu. "Akan menemui KASAD (Kepala Staf Angkatan Darat) dan saya. Bagaimana hasil investigasinya, saya belum tahu," kata Gatot saat rapat kerja di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis, 26 Januari 2017.

Gatot belum mengetahui persis apa yang akan disampaikan oleh pihak Australia nanti. Yang jelas, kata dia, Binskin datang untuk meminta maaf dan menyerahkan hasil investigasi. "Kita tunggu saja apa yang akan dibicarakan," ujarnya.

Baca: Kasus Rizieq di Jabar, dari 'Campur Racun' sampai Soal Tanah

Ia menuturkan, setelah pertemuan itu, Indonesia baru akan merumuskan kebijakan yang akan diambil. Sebelumnya, TNI memutuskan menangguhkan sementara kerja sama militer dengan Australia pasca-terkuaknya kasus penghinaan terhadap Pancasila ini.

Dalam rapat kerja bersama Komisi Pertahanan Dewan Perwakilan Rakyat, hari ini, Gatot berujar, keputusan penghentian kerja sama sementara itu mendapat apresiasi dari DPR. Menurut dia, kemungkinan melakukan kerja sama kembali dengan militer Australia masih terbuka. "Tapi tergantung bagaimana nanti hasilnya," ucapnya.

Baca: Patrialis Akbar, Hakim Mahkamah Konstitusi Pilihan SBY

Kabar pelecehan Pancasila itu diketahui saat Komando Pasukan Khusus (Kopassus) berlatih bersama pasukan Australia. Seorang instruktur bahasa dari Kopassus menemukan materi pelatihan yang dinilai menghina Indonesia. Pancasila dipelesetkan menjadi Pancagila.

Pihak militer Australia sudah meminta maaf terkait dengan kasus ini. Mereka menyatakan akan memperbaiki kurikulum pelajarannya.

Gatot menuturkan, kurikulum pendidikan kerja sama militer ini memang dibuat tanpa melibatkan Indonesia. Pihak Indonesia yang datang ke sana hanya diminta untuk mengajar saja. "Guru militer saya datang ke sana, kurikulumnya sudah di sana," ujarnya.

AHMAD FAIZ


Berita terkait

Australia dan Indonesia Dukung Perempuan dalam Peradilan

9 jam lalu

Australia dan Indonesia Dukung Perempuan dalam Peradilan

Mahkamah Agung Indonesia saat ini memiliki representasi perempuan tertinggi di antara lembaga penegak hukum di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Ratusan Paus Pilot Terdampar di Australia Barat, Apa Keunikan Paus Ini?

4 hari lalu

Ratusan Paus Pilot Terdampar di Australia Barat, Apa Keunikan Paus Ini?

Sekitar 140 paus pilot yang terdampar di perairan dangkal negara bagian Australia Barat. Apakah jenis paus pilot itu?

Baca Selengkapnya

Direktorat Jenderal Pajak dan Australia Kerja Sama bidang Pertukaran Informasi Cryptocurrency

6 hari lalu

Direktorat Jenderal Pajak dan Australia Kerja Sama bidang Pertukaran Informasi Cryptocurrency

Kesepakatan kerja sama ini dirancang untuk meningkatkan deteksi aset yang mungkin memiliki kewajiban pajak di kedua negara.

Baca Selengkapnya

Australia Luncurkan Fase Baru Program Investing in Women

6 hari lalu

Australia Luncurkan Fase Baru Program Investing in Women

Program Investing in Women adalah inisiatif Pemerintah Australia yang akan fokus pada percepatan pemberdayaan ekonomi perempuan di Indonesia

Baca Selengkapnya

PM Australia Sebut Elon Musk Miliarder Sombong Gara-gara Tolak Hapus Unggahan di X

7 hari lalu

PM Australia Sebut Elon Musk Miliarder Sombong Gara-gara Tolak Hapus Unggahan di X

Perdana Menteri Australia Anthony Albanese menyebut Elon Musk sebagai miliarder sombong karena tak mau menghapus unggahan di media sosial X.

Baca Selengkapnya

Kemendag Dorong Ekspor Buah Manggis ke Australia, Butuh Penyedia Jasa Iradiasi

7 hari lalu

Kemendag Dorong Ekspor Buah Manggis ke Australia, Butuh Penyedia Jasa Iradiasi

Kemendag mendorong ekspor buah sebagai implementasi perjanjian Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA).

Baca Selengkapnya

4 Fakta Tentang Kasus Penusukan di Sydney: Mengincar Wanita hingga Seorang Bayi Jadi Korban

7 hari lalu

4 Fakta Tentang Kasus Penusukan di Sydney: Mengincar Wanita hingga Seorang Bayi Jadi Korban

Berikut fakta-fakta soal kasus penusukan di Mall Bondi Sidney pekan lalu yang menghebohkan Australia.

Baca Selengkapnya

Kegagalan di Piala Asia U-23 2024 Tak Akan Ganggu Prospek Pemain Muda Australia

8 hari lalu

Kegagalan di Piala Asia U-23 2024 Tak Akan Ganggu Prospek Pemain Muda Australia

Tony Vidmar mengaku tersingkirnya Timnas Australia U-23 di Piala Asia U-23 2024 tak akan mengganggu prospek jangka panjang para pemain.

Baca Selengkapnya

Massa Berkumpul di Bondi Beach Kenang Para Korban Serangan Penusukan di Mal Bondi Sydney

8 hari lalu

Massa Berkumpul di Bondi Beach Kenang Para Korban Serangan Penusukan di Mal Bondi Sydney

Setelah serangan penusukan yang merenggut 6 orang, ratusan orang berkumpul untuk mengenang para korban dengan menyalakan lilin dan menyanyikan himne

Baca Selengkapnya

Elon Musk Berdebat dengan Pemerintah Australia Soal Konten Penikaman Uskup di Sydney

8 hari lalu

Elon Musk Berdebat dengan Pemerintah Australia Soal Konten Penikaman Uskup di Sydney

Pemilik media sosial X Elon Musk menolak untuk menghapus konten media sosial tentang insiden penikaman uskup di Sydney, menentang perintah komisaris sensor Australia.

Baca Selengkapnya