Keluarga Korban Penculikan Abu Sayyaf Menunggu Kabar Baik

Reporter

Senin, 23 Januari 2017 18:14 WIB

Foto dokumen kelompok militan Abu Sayyaf di Filipina. Kelompok yang mengklaim berafiliasi dengan ISIS ini menuntut uang tebusan bagi 10 WNI awak kapal Brahma 12. AP

TEMPO.CO, Makassar - Keluarga korban penyanderaan Abu Sayyaf di Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan, hingga kini masih menunggu informasi terkait dengan kondisi Sudarling dan Hamdan. Keduanya diduga disandera kelompok separatis Abu Sayyaf di Filipina pada Rabu 18 Januari lalu.

Orang tua Hamdan, Jayanti, berharap ada kabar baik secepatnya dari pemerintah tentang anaknya itu. Bahkan ia berharap anaknya segera dibebaskan. "Saya minta tolong agar anak saya segera dibebaskan," katanya, Senin 23 Januari 2017.

Baca juga:
3 WNI yang Hilang Diduga Dibawa Abu Sayyaf ke Pulau Zulu


Hal senada dikatakan ayah Sudarling, Salim. Ia meminta kelompok bersenjata yang menculik Sudarling segera membebaskan anaknya itu. "Saya berharap pemerintah cepat mengambil langkah untuk menyelamatkan anak saya," ucapnya.

Kepala Kepolisian Resor Kepulauan Selayar Ajun Komisaris Besar Eddy Suryantha Tarigan menuturkan memang saat ini keluarga korban terus berharap ada kabar kepastian korban penculikan Abu Sayyaf tersebut. Karena itu, ia berjanji akan melakukan koordinasi optimal dengan Konsulat Jenderal Indonesia dan akses informasi lain. Hal itu untuk mengetahui upaya penyelamatan korban penyanderaan kelompok Abu Sayyaf tersebut.

"Informasi terakhir yang kami terima, saat ini pemerintah Indonesia telah menugaskan Satgas Perlindungan WNI Konsulat Jenderal RI Kota Kinabau, Konsulat Jenderal RI Kota Davao, dan Direktorat Perlindungan WNI Kementerian Luar Negeri. Kita berharap dalam waktu dekat sudah ada kabar kondisi korban seperti apa," ujar Eddy.

Eddy menjelaskan, saat ini, total WNI yang dilaporkan diculik kelompok Abu Sayyaf di Zulu, Filipina, sebanyak tujuh orang, termasuk tiga orang terakhir yang merupakan warga Selayar dan satu warga Bonto Bahari, Kabupaten Bulukumba. Bahkan, menurut dia, satu WNI yang diculik pada Desember 2016 sudah dinyatakan hilang.

Sebelumnya, tiga WNI asal Sulawesi Selatan dilaporkan telah diculik komplotan Abu Sayyaf di Perairan Lahat Datu, Malaysia timur, Rabu 18 Januari 2017. Informasi tersebut diperoleh dari anggota Kepolisian Republik Indonesia pada Konsulat Jenderal RI di Tawau, Malaysia timur, Jumat, 20 Januari 2017.

Ketiganya merupakan kru kapal nelayan Sandakan BN 838/4/F. Mereka menjadi korban penculikan oleh pelaku yang selama ini beroperasi di Filipina selatan. Hal itu diketahui setelah ditemukannya kapal dalam keadaan bergerak dengan mesin masih hidup, yang kemungkinan terjadi di perairan Sandakan, Malaysia. Saat itu, kapal bergerak sendiri menuju perairan Taganak, Filipina selatan.

DIDIT HARIYADI

Simak:
Isu Bertemu dengan Trump Akhir 2016, Setya Novanto: Rahasia
Analis Politik: Jokowi dan SBY Tak Perlu Bertemu




Berita terkait

Kementerian Luar Negeri Benarkan Ada WNI Terlibat Pembunuhan di Korea Selatan

1 hari lalu

Kementerian Luar Negeri Benarkan Ada WNI Terlibat Pembunuhan di Korea Selatan

Kementerian Luar Negeri RI membenarkan telah terjadi perkelahian sesama kelompok WNI di Korea Selatan persisnya pada 28 April 2024

Baca Selengkapnya

Otoritas di Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat Tak Percaya Israel Gunakan Senjata dengan Benar

4 hari lalu

Otoritas di Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat Tak Percaya Israel Gunakan Senjata dengan Benar

Biro-biro di Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat tidak percaya Israel gunakan senjata dari Washington tanpa melanggar hukum internasional

Baca Selengkapnya

Rusia Akan Balas Jika Aset-asetnya Disita Amerika Serikat

4 hari lalu

Rusia Akan Balas Jika Aset-asetnya Disita Amerika Serikat

Kementerian Luar Negeri Rusia mengancam negara-negara Barat akan mendapat balasan tegas jika aset-aset Rusia yang dibekukan, disita

Baca Selengkapnya

WNI Selamat dalam Gempa Taiwan

5 hari lalu

WNI Selamat dalam Gempa Taiwan

Taiwan kembali diguncang gempa bumi sampai dua kali pada Sabtu, 26 April 2024. Tidak ada WNI yang menjadi korban dalam musibah ini

Baca Selengkapnya

IOM Dapat Penghargaan Hasan Wirajuda Pelindungan WNI

5 hari lalu

IOM Dapat Penghargaan Hasan Wirajuda Pelindungan WNI

IOM merupakan organisasi internasional pertama yang menerima Penghargaan Hasan Wirajuda Pelindungan WNI

Baca Selengkapnya

23 Individu Dapat Penghargaan Hassan Wirajuda Pelindungan WNI Award

5 hari lalu

23 Individu Dapat Penghargaan Hassan Wirajuda Pelindungan WNI Award

Sebanyak 23 individu mendapat Hassan Wirajuda Pelindungan WNI Award karena telah berjasa dalam upaya pelindungan WNI

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Gunakan Hak Veto Gagalkan Keanggotaan Penuh Palestina di PBB, Begini Sikap Indonesia

12 hari lalu

Amerika Serikat Gunakan Hak Veto Gagalkan Keanggotaan Penuh Palestina di PBB, Begini Sikap Indonesia

Mengapa Amerika Serikat tolak keanggotaan penuh Palestina di PBB dengan hak veto yang dimilikinya? Bagaimana sikap Indonesia?

Baca Selengkapnya

Kemlu Respons Veto AS Soal Resolusi Negara Palestina di PBB

13 hari lalu

Kemlu Respons Veto AS Soal Resolusi Negara Palestina di PBB

Kementerian Luar Negeri RI menyoroti gagalnya PBB mensahkan keanggotaan penuh Palestina.

Baca Selengkapnya

Menteri Luar Negeri Rusia dan Iran Disebut Saling Kontak Sehari sebelum Serangan Ke Israel

15 hari lalu

Menteri Luar Negeri Rusia dan Iran Disebut Saling Kontak Sehari sebelum Serangan Ke Israel

Sergey Lavrov terhubung dalam percakapan telepon dengan Iran Hossein Amirabdollahian sebelum serangan membahas situasi di Timur Tengah

Baca Selengkapnya

Reaksi Pemimpin Dunia Terbelah soal Serangan Iran Ke Israel

16 hari lalu

Reaksi Pemimpin Dunia Terbelah soal Serangan Iran Ke Israel

Serangan Iran ke Israel menuai respon berbeda para pemimpin dunia.

Baca Selengkapnya