Kiai Makhtum Hannan Wafat Akibat Sakit Lambung
Editor
Kodrat setiawan
Sabtu, 21 Januari 2017 16:02 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Sesepuh Pondok Pesantren Babakan, Kecamatan Ciwaringin, Kabupaten Cirebon, yang juga Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Kiai Haji Makhtum Hannan, meninggal pada Sabtu, 21 Januari 2017. Dia wafat pada usia 78 tahun karena penyakit lambung.
Baca juga: Kiai Kharismatik NU Makhtum Hannan Wafat
Salah satu putra Makhtum Hannan, Muhammad Arsyad, mengatakan ayahnya meninggal sekitar pukul 07.30 WIB di rumahnya. Penyebabnya adalah penyakit lambung yang dideritanya. “Sakit lambung sudah lama, sekitar dua tahun,” ucap Arsyad saat dihubungi Tempo. Makhtum juga sempat dirawat di rumah sakit selama tiga malam.
Saat berita ini ditulis, Arsyad menuturkan saat ini keluarga tengah mempersiapkan pemakaman Makhtum. Rencananya, jenazah Makhtum dikebumikan hari ini. “Menunggu hujan reda,” ujar Arsyad. Makhtum akan dikuburkan di kompleks pemakaman keluarga KH Abdul Hanan, ayah Makhtum.
Website NU Online menjelaskan, Makhtum lahir di Cirebon, 13 Juni 1938, dari pasangan KH Abdul Hannan dan Nyai Solihah. Makhtum belajar ilmu agama kepada ayahnya; pamannya, KH Masduki Ali; dan kakaknya, KH Amrin Hannan.
Makhtum pernah belajar di Pondok Pesantren Kaliwungu. Sepulang dari nyantri, Makhtum meneruskan belajar di pondok pesantren ayahnya di Babakan, Ciwaringin. Bersama kiai-kiai lain, dia mendirikan Madrasah Al-Hikamus Salafiyyah (MHS) tingkat ibtidaiyah, tsanawiyah, aliyah, dan ma'had ali pada 1960.
Makhtum juga mendirikan madrasah aliyah negeri (MAN) model bersama dengan pengasuh Pondok Pesantren Babakan lain pada 1963. Cabangnya berada di Cirebon, Kuningan, Majalengka, dan Indramayu. Jaringannya disebut sudah tersebar di Jawa dan luar Jawa.
Sejak 1996, setiap malam Jumat, Makhtum memimpin istigasah di Maqbarah KH Abdul Hannan. Setiap bulan, diadakan istigasah kubro yang diikuti ribuan orang dari pelosok desa dan luar daerah.
REZKI ALVIONITASARI